Hillary Clinton: Donald Trump Presiden 'Paling Berbahaya'

Mantan kandidat presiden dalam Pilpres AS 2016 Hillary Clinton menyampaikan ungkapan 'berapi-api' terkait Donald Trump. Ada apa?

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 11 Okt 2017, 17:34 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2017, 17:34 WIB
Hillary Clinton (AP)
Hillary Clinton (AP)

Liputan6.com, Canberra - Hillary Clinton mengatakan, 'seluruh dunia harus khawatir' terhadap kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Mantan kandidat presiden dalam Pilpres AS 2016 itu juga sepakat bahwa Trump merupakan 'orang nomor 1' paling berbahaya sepanjang sejarah Negeri Paman Sam. Demikian seperti dikutip dari The Independent, Rabu (11/10/2017).

Pernyataan itu disampaikan Hillary dalam cuplikan wawancara program media Australia ABC, Four Corners yang akan tayang Senin pekan depan.

Komentar Hillary terhadap Trump itu mirip dengan apa yang ia sampaikan pada Pilpres AS 2016 lalu. Sebelumnya, istri Presiden Bill Clinton itu mengatakan bahwa Trump merupakan kandidat presiden paling berbahaya sepanjang sejarah Pilpres AS.

Kali ini, pernyataan yang hampir serupa diutarakan oleh Hillary, ketika jurnalis ABC Sarah Ferguson bertanya, 'Apakah Trump presiden paling berbahaya dalam sepanjang AS?'.

Hillary menjawab, "Saya pikir iya. Karena ia impulsif, kurang kontrol diri, dan sangat dikuasai oleh ego serta cara bagaimana orang lain memandangnya. Ia juga pendendam."

Selain itu, Ferguson bertanya, 'Apakah Australia perlu khawatir dengan Presiden Trump?'.

Mantan Menteri Luar Negeri AS itu mengatakan, "Saya pikir, seluruh dunia seharusnya khawatir."

Dalam cuplikan wawancara itu, Hillary juga menyinggung dan mendukung wacana kebijakan pengetatan senjata api di AS dengan momentum penembakan massal Las Vegas pada 1 Oktober lalu.

"Duka saja tak cukup. Kita harus melawan NRA (National Rifle Association) dan bekerja sama untuk mencegah peristiwa serupa terjadi lagi."

Wawancara Four Corners yang lengkap akan disiarkan Senin depan oleh ABC, dan kutipan Clinton yang lebih 'berapi-api' mungkin akan terus berlanjut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya