Liputan6.com, Honolulu - Sebulan yang lalu, sebuah kelipan kecil tertangkap oleh teleskop PanSTARRS1 di Hawaii. Benda tersebut berada di dalam posisi ganjil dan bergerak sangat cepat.
Orbit benda angkasa itu juga cukup ekstrem. Hal itu bahkan membuat ilmuwan menyangka bahwa lintasan tersebut bukan orbit sebenarnya.
Berdasarkan pengamatan yang dipublikasi oleh Minor Planet Center (MPC) International Astronomical Union, benda itu diperkirakan berasal dari deep space -- lokasi di angkasa luar yang jaraknya jauh dari Bumi.
Advertisement
Baca Juga
Mereka memperkirakan, benda tersebut merupakan sebuah komet yang orbitnya telah melenceng dari bintang lain.
"Jika pengamatan lebih jauh mengonfirmasi sifat orbit yang tak biasa ini, obyek ini mungkin merupakan kasus pertama komet antarbintang," ujar MPC seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (26/10/2017).
Menurut pengamatan, benda tersebut melaju dengan kemiringan 112 derajat dari Bintang Vega di Rasi Lyra. Orbitnya pun tak menunjukkan bentuk elips, seperti orbit komet kebanyakan.
Ilmuwan memperkirakan, komet tersebut berdiameter 160 meter dengan tingkat albedo -- cahaya Matahari yang dipantulkan permukaan -- sekitar 10 persen.
Menebak Asal C/2017U1
Komet itu melintas dalam jarak 38 juta km dari Matahari, sebelum akhirnya bintang pusat tata surya kita melemparkannya kembali dengan kekuatan gravitasi.
Biasanya jarak yang begitu dekat akan berakibat fatal bagi benda yang dijuluki C/2017U1 itu. Namun, benda tersebut melintas begitu cepat sehingga panas Matahari tak bisa melahapnya.
Ketika diamati pertama kali, C/2017U1 melintas dengan kecepatan 94 kilometer per jam.
Saat ini astronom berusaha untuk memperbaiki pengamatan dan data mereka untuk mencari dengan tepat asal benda itu. Jika ia berasal dari bintang lain, tugas peneliti selanjutnya adalah mencari bintang induk komet tersebut.
Sejauh ini, benda itu diprediksi berasal dari sebuah tempat di arah bintang Vega.
C/2017U1 juga cenderung mengembara sendirian di deep space dalam waktu yang sangat lama.
Vega merupakan bintang tetangga yang realtif dekat dengan Matahari, dengan jarak 25 tahun cahaya. Dengan kecepatan tersebut, dibutuhkan kira-kira 1,7 juta tahun untuk melakukan perjalanan antarbintang.
Advertisement