Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan menemukan cara untuk mendeteksi jejak kehidupan kuno di Mars. Dalam metode penelitian ini, mereka menggunakan fosil mikroba yang terawetkan dalam mineral sulfat.
Perlu diketahui, para ilmuwan meyakini endapan gipsum di Mars diduga menyimpan bukti kehidupan mikroba di masa lalu. Hal ini mirip dengan mikroorganisme pertama yang muncul di Bumi sekitar empat miliar tahun lalu.
Advertisement
Melansir laman SciTechDaily pada Rabu (12/03/2025), penelitian menunjukkan bahwa fosil mikroba dapat dideteksi dalam sampel gipsum atau mineral yang sangat mirip dengan batuan sulfat yang ditemukan di Mars. Hal ini menjadi terobosan penting karena menunjukkan bahwa metode yang sama bisa digunakan untuk mencari jejak kehidupan di Planet Merah.
Advertisement
Baca Juga
Saat air di Mars mengering, mineral seperti gipsum dan sulfat lainnya terbentuk dari proses penguapan. Mineral-mineral ini berpotensi mengawetkan jejak mikroba yang pernah hidup di sana, layaknya fosil bakteri yang terperangkap dalam struktur mineral di Bumi.
Kemudian, para ilmuwan telah menguji spektrometer massa bertenaga laser berukuran kecil yang dirancang untuk misi luar angkasa. Alat ini berhasil mengidentifikasi fosil mikroba dalam endapan gipsum di Bumi, yang terbentuk dalam kondisi mirip dengan deposit sulfat di Mars.
Para ilmuwan menguji spektrometer pada formasi gipsum di Bumi yang terbentuk selama Messinian Salinity Crisis, untuk membuktikan kemampuan spektrometer dalam mendeteksi fosil mikroba. Periode ini terjadi ketika Laut Mediterania mengering akibat terputus dari Samudra Atlantik.
Selama periode ini, gipsum dan mineral evaporit lainnya terbentuk dalam kondisi ekstrem yang menciptakan lingkungan yang cocok untuk pelestarian mikroba. Hal ini memberikan petunjuk bahwa kondisi serupa di Mars bisa saja menyimpan jejak kehidupan purba.
Para ilmuwan menggunakan spektrometer massa bertenaga laser, alat yang dapat menganalisis komposisi kimia suatu sampel hingga skala mikrometer. Mereka mengambil sampel gipsum dari tambang Sidi Boutbal di Aljazair dan memeriksanya dengan mikroskop optik.
Hasilnya, mereka menemukan filamen panjang berliku-liku dalam gipsum, yang sebelumnya diidentifikasi sebagai alga bentik atau sianobakteri. Kini, struktur tersebut lebih mungkin merupakan bakteri pengoksidasi sulfur seperti Beggiatoa.
Mikroba ini mampu bertahan dalam lingkungan dengan kadar oksigen rendah, yang sesuai dengan kondisi yang diduga pernah terjadi di Mars. Penemuan ini menunjukkan bahwa jika spektrometer yang sama digunakan di Mars dan berhasil menemukan tanah liat serta dolomit dalam gipsum Martian, maka ini bisa menjadi bukti kuat adanya kehidupan purba di sana.
Ilmuwan juga menyarankan untuk melengkapi analisis ini dengan pencarian mineral lain yang terbentuk secara organik serta struktur filamen yang mirip dengan fosil mikroba. Langkah berikutnya adalah mengintegrasikan metode ini ke dalam misi eksplorasi Mars yang direncanakan oleh NASA dan ESA.
(Tifani)