Liputan6.com, Minneapolis - Sejak 1950-an, peralatan radio yang sensitif menemukan bunyi aneh yang mirip dengan siulan di atmosfer Bumi. Setelah berpuluh-puluh tahun menjadi teka-teki, NASA menemukan sumber bunyi itu.
Badan Antariksa Amerika Serikat itu menemukan bahwa fenomena siulan atmosfer itu disebabkan oleh semburan elektron di medan magnet Bumi.
Gelombang tersebut terbentuk karena adanya pergeseran medan listrik dan magnet, sehingga membuat elektron bergerak dengan kecepatan tinggi. Elektron tersebut juga menciptkan Aurora Borealis, tirai cahaya indah yang ada di utara Bumi.
Advertisement
Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa partikel yang terperangkap di sekitar Bumi terkadang bertebaran di atmosfer bagian atas. Namun, selama beberapa dekade tidak ada yang tahu persis hal yang bertanggung jawab atas terlontarnya elektron berkecepatan tinggi itu.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Daily Mail, Minggu (19/11/2017), baru-baru ini, dua pesawat antariksa berada di tempat dan waktu yang tepat untuk menyaksikan secara langsung berkurangnya elektron impulsif dan penyebabnya.
"Mengamati peristiwa yang terperinci antara chorus waves (gelombang siulan) dan elektron memerlukan dua satelit atau lebih," ujar peneliti di University of Minnesota dan penulis utama studi, Aaron Breneman.
"Ada hal-hal tertentu yang tidak dapat Anda pelajari dengan hanya memiliki satu satelit -- Anda memerlukan observasi serempak di lokasi yang berbeda," jelas dia.
Studi tersebut menggabungkan data dari FIREBIRD II milik University of Minnesota dan dari salah satu probe Van Allen NASA.
Dua satelit itu melakukan perjalanan di orbit yang lebar di atas Bumi dan mengumpulkan data tentang cincin radiasi yang mengelilingi Bumi -- disebut sabuk Van Allen.
Dari sudut pandang berbeda, para ahli memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang rantai penyebab dan dampak hilangnya elektron berenergi tinggi tersebut.
Labirin Kusut Tak Terlihat yang Mengelilingi Bumi
Jauh dari ruang yang kosong, ruang di sekitar Bumi adalah labirin kusut dari bidang tak terlihat dan partikel kecil. Garis medan magnet berputar mengelilingi Bumi sementara elektron dan partikel kecil lainnya melintas di atasnya.
Dari gerakan partikel-pertikel tersebut, medan magnet Bumi menjebak elektron dan ion dalam sabuk konsentris yang mengelilingi planet.
Sabuk Radiasi Van Allen itu menjaga sebagian besar partikel berenergi tnggi di lekukannya. Namun, teradang partikel lolos dan menembaki atmosfer.
Biasanya, elektron yang lolos menghujani atmosfer dengan rintik-rintik. Namun, terkadang sekelompok partikel yang impulsif -- disebut microburst -- menyebar dari sabuk pengaman.
Pada akhir 20 Januari 2016, Van Allen Probe mengamati chorus waves di orbitnya. Sesaat setelah itu, FIREBIRD II melihat microburst.
Hasil baru mengonfirmasi teori sebelumnya bahwa chorus waves memainkan perna penting dalam mnegendalikan hilangnya elektron berkecepatan tinggi.
Dengan mengetahui hal tersebut, ilmuwan dapat memprediksi ledakan elektron pada masa depan. Hal itu dapat membantu mereka melindungi satelit dan teknologi permukaan.
Advertisement