Liputan6.com, Liverpool - Ilmuwan menemukan suara sangat kencang nan misterius yang berasal di kedalaman Laut Karibia. Bahkan bunyi tersebut dapat terdengar hingga angkasa luar.
Dikutip dari Daily Mail, Kamis (23/6/2016), suara tersebut tak dapat didengar oleh kapasitas pendengaran manusia.
Dalam penelitian terbaru, ilmuwan samudra dari University of Liverpool menemukan, Laut Karibia berperilaku layaknya peluit besar. Hal tersebut terjadi karena osilasi -- gerak berulang dalam selang waktu sama -- yang terjadi secara tak biasa di medan magnet Bumi.
Advertisement
Laut Karibia terletak di tenggara Teluk Meksiko dan merupakan bagian dari Samudra Atlantik. Ketika meneliti wilayah tersebut pada 1958 hingga 2013, peneliti melihat fenomena aneh.
Karena fenomena itu, mereka pun memeriksa permukaan laut dan membaca tekanan dari dasar laut menggunakan pengukur gelombang dan gravitasi dari satelit. Dari hasil penelitian, para peneliti menemukan bahwa area tersebut menghasilkan 'Rossby whistle' atau 'siulan Rossby'.
Baca Juga
Hal itu terjadi ketika gelombang besar mengalir secara perlahan ke arah barat, atau biasa disebut gelombang Rossby, dan berinterkasi dengan dasar laut. Ketika telah sampai ke ujung barat, gelombang itu akan berhenti, namun akan muncul kembali di basin sebelah timur.
Fenomena tersebut dideskripsikan oleh para peneliti sebagai 'Rossby wormhole' atau 'lubang cacing Rossby'. Gelombang Rossby juga memperkuat dirinya dan menghasilkan osilasi dengan periode berbeda.
Selama interaksi ini, air keluar masuk dari basin setiap 120 hari sekali. Perubahan massa secara dramatis tersebut mengubah medan gravitasi Bumi. Fluktuasi tersebut dapat dideteksi oleh satelit.
Hasil aktifitas itu, menyebabkan Laut Karibia 'bersiul' beberapa oktaf lebih rendah dari yang dapat didengar oleh manusia.
"Ketika kamu bersiul, udara menjadi tak stabil dan merangsang gelombang suara resonan yang sesuai dengan rongga peluit. Karena peluit ini terbuka, maka suara dapat keluar sehingga Anda dapat mendengarnya," jelas Profesor Chris Hughes.
"Hampir serupa, gelombang yang mengalir di Laut Karibia menjadi tidak stabil dan merangsang resonansi dari gelombang laut yang disebut 'Rossby wave'."
"Karena Laut Karibia sebagian terbuka, menyebabkan pertukaran air dengan air di samudra yang menyebabkan kita dapat 'mendengar' resonansi menggunakan pengukuran gravitasi," imbuhnya.
Para peneliti mengatakan, gelombang Rossby dapat mempengaruhi permukaan air dan menyebabkan peningkatan kemungkinan adanya banjir.
"Fenomena tersebut dapat menyebabkan peningkatan permukaan air laut dengan hingga 10 sentimeter di sepanjang pesisir Kolombia dan Venezuela. Jadi dengan memahami nya dapat memebantu memprediksi banir di daerah pesisir," jelas Hughes.
Para peneliti juga menduga bahwa siulan Rossby dapat mempengaruhi Atlantik Utara, akibat perannya dalam mengatur aliran di Karibia.