Pertahanan dan Ekonomi Jadi Isu Utama Pertemuan Menlu RI - India

Rencana penguatan kerja sama di bidang politik, pertahanan, keamanan dan ekonomi, mendominasi hasil pertemuan bilateral Menlu RI dan India

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 05 Jan 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2018, 21:00 WIB
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi (kanan) bersama dengan Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj di Kemlu RI, Jakarta (5/1/2018) (Rizki Akbar Hasan/Liputan6.com)
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi (kanan) bersama dengan Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj di Kemlu RI, Jakarta (5/1/2018) (Rizki Akbar Hasan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi telah menerima kunjungan kenegaraan Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj pada Jumat, 5 Januari 2018 sore di Jakarta.

Dengan menggunakan format sidang Komisi Bersama (India - Indonesia Joint Commission), rencana intensifikasi kerja sama di bidang politik, pertahanan, keamanan dan ekonomi, mendominasi hasil pertemuan bilateral antara kedua perempuan tersebut.

Untuk sektor politik, pertahanan, dan keamanan, kedua menlu sepakat untuk segera melakukan finalisasi atas berbagai pakta juga implementasi kerja sama.

"Kerja sama yang akan diperluas meliputi, finalisasi Defense Cooperation Agreement (DCA), implementasi kerja sama pengembangan dan produksi industri pertahanan, penguatan kooperasi keamanan maritim, serta kerja sama untuk melawan perompakan dan illegal fishing (di kawasan)," kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi saat menyampaikan joint statement bersama dengan Menlu Sushma Swaraj di Jakarta (5/1/2018).

Kerja sama guna mengentaskan terorisme dan kejahatan lintas batas negara juga menjadi sub-topik hankam khusus yang dibahas oleh kedua menteri dalam dialog bilateral tersebut.

"Kita mencapai konsensus untuk meningkatkan kerja sama guna menghadapi tantangan dalam isu terorisme, teror di maritim, keamanan dan keselamatan maritim, pengentasan illegal fishing dan pemancingan yang tak berbasis pada prinsip keberlanjutan lingkungan, polusi laut, dan degradasi lingkungan," kata Menlu India Sushma Swaraj.

Terkait keamanan laut, Menlu Swaraj menekankan bahwa India - Indonesia akan terus meningkatkan hubungan konsultasi dan kooperasi resiprokal antara kedua negara berlandaskan pada hukum internasional dan UN Convention on the Law of The Sea (UNCLOS).

Melengkapi, Retno mengatakan bahwa Indonesia - India juga sepakat melakukan perluasan kooperasi di bidang kontra-terorisme, pertukaran program deradikalisasi dan kerangka legal untuk melawan kejahatan transnasional, termasuk ancaman kejahatan siber.

Intensifikasi Relasi Ekonomi

Presiden Joko Widodo didampingi Mentan Amran Sulaiman saat meninjau kebun kelapa sawit rakyat di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (13/10/2017). (Dok Gapki)
Presiden Joko Widodo didampingi Mentan Amran Sulaiman saat meninjau kebun kelapa sawit rakyat di Desa Panca Tunggal, Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (13/10/2017). (Dok Gapki)

Menlu Retno Marsudi menjelaskan, relasi ekonomi menjadi kunci kemitraan antara antara kedua negara yang telah menjalin hubungan diplomatik sejak hampir 70 tahun yang lalu. 

Dialog kedua menteri pada pertemuan itu juga sangat penting bagi keberlangsungan ekspor kelapa sawit Indonesia. Apalagi mengingat, India menjadi negara tujuan ekspor kelapa sawit terbesar Indonesia dan produk tersebut menjadi komoditas impor terbesar India. 

Neraca perdagangan kedua negara saat ini terbilang cukup besar, berkisar US$ 15 miliar dengan surplus di Indonesia sekitar US$ 6 miliar (per Januari - Oktober 2017). Sebagian besar perdagangan itu juga didominasi oleh produk kelapa sawit.

"Kita tengah berusaha untuk meningkatkan neraca perdagangan sekitar US$ 50 miliar pada 2025," kata Retno.

"Kita juga sepakat untuk mengintensifkan fasilitasi perdagangan dan mengeksplorasi potential trade yang besar, melalui akses pasar yang lebih besar, fasilitasi investasi yang lebih baik di berbagai sektor seperti; farmasi, tambang, dan konektivitas dan work permite workers," tambahnya.

Namun, Menlu Swaraj menyayangkan bahwa neraca perdagangan India ke Indonesia justru defisit, berkisar US$ 10 miliar.

"Maka, untuk mengatasi permasalahan itu, relasi perdagangan tak boleh dibatasi, namun harus semakin ditingkatkan. Indonesia dan India harus mengupayakan neraca perdagangan yang seimbang pada masa mendatang," kata Menlu Swaraj.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya