Pilpres Rusia 2018, Pemilih Vladimir Putin Dihadiahi iPhone

Tim sukses Vladimir Putin sedang menggodok rencana pemberian hadiah iPhone dan iPad kepada pemilih Putin dalam Pilpres 2018. Untuk apa?

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jan 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2018, 11:00 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin (Mikhail Klimentyev/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Moskow - Datanglah ke sebuah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Rusia pada bulan Maret nanti. Jangan kaget ketika tim sukses Vladimir Putin berjaga di sana dengan membawa gawai buatan Apple, yaitu iPhone atau iPad.

Jangan salah, gawai atau gadget tersebut bukan milik mereka, tapi akan diberikan secara gratis dan "cuma-cuma" kepada warga Rusia yang memilih Putin untuk kembali memerintah.

Rencana ini sedang dipertimbangkan tim Putin untuk mendapatkan suara terbanyak dalam Pemilu Rusia 2018. Dengan demikian, mereka menjamin Putin akan kembali menjabat sebagai Presiden Rusia.

Meskipun masih sangat populer, menurut sebuah jajak pendapat, kemenangan Putin "samar-samar".

Aktivis oposisi mengatakan, Rusia was-was dalam usaha menyeimbangkan antara pengawasan kampanye yang ketat dan menghindari sikap apatis pemilih.

 

Presiden yang Tak Tergantikan?

Pegang Teropong, Ini Gaya Putin Saat Tonton Latihan Perang
Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) saat menyaksikan latihan militer Rusia Zapad-2017 dengan Belarus di Luzhsky di wilayah Leningrad (18/9). Latihan ini diikuti 13.000 personel Rusia dan Belarusia. (AFP Photo/Sputnik/Mikhail Klimentyev)

Pemerintah Rusia bertekad untuk memastikan jumlah pemilih yang besar bagi Putin. Tujuannya adalah agar "taring" Putin tetap kokoh.

Selain itu, agar muncul anggapan yang menyatakan bahwa Vladimir Putin adalah seorang pemimpin Rusia yang tak tergantikan setelah 18 tahun berkuasa.

Satu-satunya pemimpin oposisi yang benar-benar independen, Alexei Navalny, telah disingkirkan. Padahal, ia merupakan seorang juru kampanye antikorupsi. Pendiskualifikasiannya ditegaskan kembali hari Sabtu oleh Mahkamah Agung Rusia.

Meski demikian, Navalny tetap menjadi "duri" bagi Russia, karena ia ingin menjelaskan bahwa Pemilu 2018 telah dimanipulasi menggunakan video online untuk mengejek korupsi yang terjadi di lingkaran Putin.

Navalny, yang menjadi terkenal dengan menyelenggarakan protes di jalan-jalan di Moskow, menentang dugaan kecurangan dalam pemilu legislatif 2011.

Ia mengatakan, kandidat-kandidat lainnya ditunjuk atau digunakan hanya sebagai peraga. Pejabat Kremlin membantah tuduhan tersebut.

Dalam sebuah wawancara televisi baru-baru ini, Putin bahkan tidak mau menyebut nama Navalny. Namun, pemimpin Rusia itu dengan kasar mengatakan tidak akan pernah membiarkan Navalny "mengguncang" Rusia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya