Liputan6.com, Fukushima: Pemerintah Jepang meningkatkan level bahaya kecelakaan nuklir di PLTN Fukushima menjadi 5 dari skala 7, baru-baru ini. Level lima berarti terjadi kerusakan parah dalam inti reaktor dan paparan radiasi bisa mengakibatkan kematian.
Bencana serupa pernah terjadi di Pennsylvania pada 1979. Paparan radioaktif baru dinyatakan bersih pada 1993. Sedangkan bencana Chernobyl berada di level 7.
Untuk menstabilkan inti reaktor PLTN Fukushima yang rusak dilakukan penyemprotan air ke dalam reaktor. Cara lainnya dengan membangun jaringan listrik baru ke PLTN Fukushima untuk mengganti aliran listrik yang rusak saat gempa dan tsunami.
Sementara itu, menyusul kerusakan di fasilitas reaktor nuklir, warga asing yang tinggal di Jepang memenuhi Bandara Haneda di Tokyo. Mereka menunggu jadwal pulang ke negara masing-masing karena khawatir terkena kontaminasi radioaktif.
Langkah ini juga diikuti warga Inggris di Sendai. Beberapa negara lain juga telah mengevakuasi warganya keluar Jepang dalam beberapa hari terakhir.
Jumlah korban tewas yang sudah ditemukan akibat gempa dan tsunami sekitar 6.500 orang. Sebanyak 10 ribu lain hingga kini masih hilang. Evakuasi dan bantuan terus dilakukan, namun terkendala hujan salju.
Rakyat Jepang memperingati seminggu bencana gempa dan tsunami dengan mengheningkan cipta, termasuk di pengunsian. Di Tokyo, warga juga turut mendoakan para korban di Kuil Suci Meiji. Perdana Menteri Jepang Naoto Kan meminta warganya untuk bersatu dan tabah dalam menghadapi krisis terburuk.
Jutaan warga Jepang kini menghadapi kekurangan air, makanan, bahan bakar, dan aliran listrik. Sedangkan ratusan ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.(ULF)
Bencana serupa pernah terjadi di Pennsylvania pada 1979. Paparan radioaktif baru dinyatakan bersih pada 1993. Sedangkan bencana Chernobyl berada di level 7.
Untuk menstabilkan inti reaktor PLTN Fukushima yang rusak dilakukan penyemprotan air ke dalam reaktor. Cara lainnya dengan membangun jaringan listrik baru ke PLTN Fukushima untuk mengganti aliran listrik yang rusak saat gempa dan tsunami.
Sementara itu, menyusul kerusakan di fasilitas reaktor nuklir, warga asing yang tinggal di Jepang memenuhi Bandara Haneda di Tokyo. Mereka menunggu jadwal pulang ke negara masing-masing karena khawatir terkena kontaminasi radioaktif.
Langkah ini juga diikuti warga Inggris di Sendai. Beberapa negara lain juga telah mengevakuasi warganya keluar Jepang dalam beberapa hari terakhir.
Jumlah korban tewas yang sudah ditemukan akibat gempa dan tsunami sekitar 6.500 orang. Sebanyak 10 ribu lain hingga kini masih hilang. Evakuasi dan bantuan terus dilakukan, namun terkendala hujan salju.
Rakyat Jepang memperingati seminggu bencana gempa dan tsunami dengan mengheningkan cipta, termasuk di pengunsian. Di Tokyo, warga juga turut mendoakan para korban di Kuil Suci Meiji. Perdana Menteri Jepang Naoto Kan meminta warganya untuk bersatu dan tabah dalam menghadapi krisis terburuk.
Jutaan warga Jepang kini menghadapi kekurangan air, makanan, bahan bakar, dan aliran listrik. Sedangkan ratusan ribu penduduk kehilangan tempat tinggal.(ULF)