Liputan6.com, Washington, DC - Menteri Pendidikan Amerika Serikat, Betsy DeVos, mengutarakan pendapatnya mengenai kepemilikan senjata api oleh para guru. Dia mengatakan, sekolah memiliki pilihan untuk mempersenjatai para tenaga pendidik, namun dia sendiri tak yakin ini adalah ide bagus.
Pasca-insiden berdarah di Marjory Stoneman Douglas High School, Parkland, Amerika Serikat, DeVos mengemukakan bahwa setiap negara bagian dan kota perlu mengambil pilihan untuk melatih guru-guru di sekolah dalam penggunaan senjata api.
"Saya pikir ini adalah isu penting bagi semua negara untuk berjuang menanganinya (tindak kriminal di sekolah)," katanya, saat diwawancara penyiar radio Hugh Hewitt pada hari Jumat, 16 Februari 2018, yang dilansir The Independent.
Advertisement
"Mereka (guru) punya kesempatan dan pilihan untuk melakukan itu (memiliki senjata api), dan ada perbedaan mendasar setiap negara dalam melakukan pendekatan," lanjut menteri yang dikenal kontroversial ini.
Pembekalan senjata api untuk guru-guru di Amerika Serikat, menurut pemikiran DeVos, dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan, berjaga-jaga apabila penjahat kembali menyerang sebuah sekolah.
"Kita harus memastikan ketika anak saya atau anak Anda pergi ke sekolah di pagi hari, mereka aman dan berada di lingkungan asuh yang baik," ungkapnya.
"Saya pikir, itu adalah permasalahan yang harus segera dipecahkan masyarakat, untuk ditindak lanjuti, dan saya melihat beragam pendekatan di sejumlah kota telah dilakukan dengan berbagai cara," sebut DeVos.
Mengenai tragedi penembakan SMA di Florida, Amerika Serikat, pada Rabu kemarin, DeVos menyampaikan duka citanya untuk keluarga korban meninggal, korban luka, dan mereka yang selamat.
Menurutnya, pelaku penembakan, Nikolas Cruz, telah menunjukkan sejumlah pertanda dan peringatan sebelum menyerang. Dia juga menduga kalau tersangka memiliki permasalahan dengan kesehatan mentalnya.
Â
Selamatkan Murid dari Penembakan di Sekolah Florida, Guru Ini Tewas
Penembakan sekolah di Amerika Serikat kembali terjadi. Kali ini setidaknya 17 orang tewas dan 17 lainnya dilarikan ke rumah sakit dalam insiden yang terjadi di Marjory Stoneman Douglas High School, Florida.
Insiden tersebut menimbulkan trauma bagi para murid, salah satunya adalah seorang siswi bernama Alex.
Kala itu, ia dan teman-temannya sedang berada di tangga menuju ke kelas. Seorang guru kemudian membuka pintu ruangan tersebut untuk menyembunyikan Alex dan teman-temannya dari pelaku.
Malangnya, ketika guru tersebut hendak mengunci pintu kelas untuk mencegah pelaku masuk, ia justru tewas ditembak.
"Kami semua sedang ke atas dan menuju kelas, ia (guru) membuka pintu dan saya serta yang lain pun berlari masuk, ketika ia menutup pintu, ia tertembak dan tewas di sana," ujar Alex seperti dikutip dari News.com.au, Kamis 15 Februari 2018.
Ia mengatakan bahwa pintu tersebut tak sempat terkunci dan pelaku penembakan sekolah bisa saja masuk. Namun, seluruh siswa bersembunyi atau berbaring di lantai sehingga tidak diketahui oleh pelaku.
Ibu Alex menaku, saat menyadari guru putrinya tewas membuatnya lara.
"Ia (guru) mencoba untuk mengunci pintu dan mengamankan anak-anak dan ditembak," ujar ibu dari Alex.
Alex merupakan satu di antara ratusan siswa yang terjebak di dalam sekolah saat penembakan sekolahFlorida terjadi.
Advertisement
Sekilas Tentang Pelaku
Menurut Sheriff Broward County, Scott Israel, tersangka merupakan mantan siswa berusia 19 tahun bernama Nikolas Cruz. Meski sempat menjadi buronan usai penembakan, pemuda itu saat ini telah ditangkap.
Israel menyebut latar belakang Cruz, "sangat, sangat mencemaskan".
Seorang siswa, Daniel Huerfano, mengatakan bahwa ia masih ingat saat dirinya melihat Cruz berjalan di sekitar sekolah dengan membawa tas bekal makannya.
"Ia anak aneh yang... penyendiri," imbuh Huerfano.
Sementara itu, Senator Florida, Bill Nelson, mengatakan bahwa pelaku memakai masker gas dan memiliki granat asap.
Nelson mengatakan bahwa pelaku menyalakan alarm kebakaran terlebih dahulu sehingga para siswa akan keluar dari ruang kelas ke aula. "Di sana pembantaian dimulai."
Â
Saksikan video pilihan berikut ini: