Perempuan Arab Saudi Kini Bisa Jadi Tentara, Ini 12 Syaratnya...

Peran tentara perempuan Arab Saudi nantinya tak akan terlibat dalam pertempuran, tapi bekerja fokus di bidang keamanan.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 27 Feb 2018, 12:29 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2018, 12:29 WIB
Perempuan Arab Saudi Kini Bisa Jadi Tentara, Ini 12 Syaratnya...
Ilustrasi tentara Arab Saudi (AFP)

Liputan6.com, Riyadh - Reformasi Arab Saudi terhadap peran perempuan rupanya terus bergulir. Usai membolehkan ikut pemilu, mengendarai mobil, hingga ke stadion. Hal yang tabu bagi kaum Hawa di masa lalu.

Kali ini, untuk pertama kalinya Arab Saudi membuka aplikasi bagi perempuan untuk bergabung dengan militer mereka. Jadi tentara perempuan.

Dikutip dari BBC pada Selasa (27/2/2018), perempuan Arab Saudi, ditunggu lamarannya hingga Kamis 1 Maret 2018 untuk mengisi posisi tentara di Provinsi Riyadh, Mekah, Al-Qassim dan Madinah.

Peran tentara perempuan Arab Saudi tidak akan terlibat dalam pertempuran. Namun, fokus di bidang keamanan. 

Ini 12 Syarat untuk Jadi Tentara Wanita Arab Saudi

Setidaknya ada 12 syarat agar bisa bergabung dengan militer.

Para perempuan itu haruslah warga negara Arab Saudi yang tumbuh di negara tersebut. Boleh saja wanita Saudi yang tumbuh di luar negeri, asalkan bersama ayah yang bekerja atas perintah pemerintah.

Pelamar setidaknya berpendidikan lulus SMA. Berusia antara 25 hingga 35 tahun. Mereka setidaknya memiliki tinggi 155 cm dengan berat proporsional, akan ada pemeriksaan lebih lanjut soal kesehatan.

Mantan pegawai negeri atau pernah bekerja di militer tidak diperbolehkan melamar.

Pelamar juga tidak boleh memiliki catatan kriminal atau menikah dengan pria non- Arab Saudi.

Selain itu, calon tentara perempuan Arab Saudi harus memiliki kartu identitas tunggal dan para muhrimnya (ayah, suami atau kakak/adik laki) harus tinggal bersama mereka di wilayah penugasan.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

Visi 2030

Perempuan Arab Saudi
Perempuan Arab Saudi (AP)

Perekrutan tentara wanita merupakan bagian dari program modernisasi yang dilakukan oleh Putra Mahkota Mohammad Bin Salman Al Saud, yang dikenal sebagai Vision 2030.

Proyek ambisius ini mencoba memodernisasi ekonomi Saudi dengan memindahkan ketergantungannya pada produksi minyak dan menumbuhkan "masyarakat yang dinamis."

Bagian dari ini adalah peningkatan hak-hak perempuan di kerajaan yang sangat konservatif.

Pada bulan Januari, Direktorat Paspor Saudi membuka 140 pekerjaan untuk wanita dalam pengendalian lalu lintas udara di bandara Saudi. Pemerintah kewalahan dengan menerima 107.000 aplikasi untuk pos ini.

Pada tahun 2013, Raja Abdullah memperkenalkan kuota wanita 20 persen untuk badan penasihat formal Arab Saudi, Dewan Syura.

Pada bulan September 2017, Raja Salman mengumumkan bahwa wanita akan diizinkan menyetir pada Juni 2018, sebuah kebebasan yang telah lama diperjuangkan wanita Saudi. Pada bulan Januari, wanita diizinkan menghadiri pertandingan sepak bola untuk pertama kalinya.

Terlepas dari hal positif ini, sistem perwalian laki-laki Arab Saudi tetap ada, walaupun pemerintah telah mengatakan akan menghapusnya.

Di bawah sistem ini, wanita dewasa harus mendapatkan izin laki-laki untuk bepergian, menikah atau meninggalkan rumah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya