Menlu AS: Jika Kesepakatan Nuklir Iran Tak Direvisi, Kami Akan Menarik Diri

Menlu Mike Pompeo mengatakan bahwa AS akan mundur dari Kesepakatan Nuklir Iran, kecuali jika perjanjian itu direvisi

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mei 2018, 12:09 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2018, 12:09 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo (AP PHOTO / Jacquelyn Martin, File)

Liputan6.com, Tel Aviv - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, memberi tahu negara-negara sekutu di Timur Tengah dan Eropa bahwa AS akan mundur dari Kesepakatan Nuklir Iran, kecuali jika perjanjian itu direvisi.

Hal itu diutarakan Pompeo di Israel, di tengah lawatan resmi pertamanya ke luar negeri.

Setelah menghadiri pertemuan NATO di Brussels, ia menuju Timur Tengah untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi di Arab Saudi, Israel dan Yordania -- yang mana Iran menjadi topik utama dalam agenda pembicaraan itu, menurut laporan VOA seperti dikutip pada Selasa, 1 Mei 2018.

Pompeo memberi tahu negara sekutu AS itu bahwa Washington sangat khawatir atas upaya Iran mendominasi Timur Tengah dan ambisi nuklir Negeri Para Mullah.

Dalam kesempatan yang sama, Pompeo juga mengukuhkan rencana AS untuk menarik diri dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) -- nama resmi Kesepakatan Nuklir Iran.

JCPOA atau "Iran nuclear deal", merupakan pakta kesepakatan antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (China, Prancis, Rusia, Inggris, AS) plus Jerman dan Uni Eropa.

Menurut pakta itu, Iran sepakat terhadap sejumlah hal, salah satunya adalah pengurangan stok uranium (bahan baku pembuat nuklir) hingga 98 persen. Kepatuhan Iran akan ditukar dengan pencabutan sanksi dari para negara penandatangan.

Meski sebagian besar penandatangan menyatakan Iran telah patuh terhadap pakta internasional pelucutan senjata nuklir, AS tetap menuding mereka "memiliki semangat pelucutan nuklir yang patut dipertanyakan", alias tidak percaya sepenuhnya pada iktikad ketaatan Tehran dalam beberapa waktu terakhir.

Skeptisisme itu juga semakin diperkeruh dengan eskalasi Iran dalam proxy dan direct war mereka di Timur Tengah -- seperti di Suriah dan Yaman.

"Berkenaan dengan JCPOA, Presiden Trump telah menyatakan sangat jelas. Perjanjian itu cacat. Ia telah mengarahkan pemerintah untuk berupaya memperbaikinya, dan apabila kami tidak dapat memperbaikinya, ia akan mundur dari perjanjian tersebut. Ini sangat lugas," kata Mike Pompeo.

Israel adalah penentang keras Kesepakatan Nuklir Iran sejak awal perundingannya. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji keputusan Trump seperti yang diutarakan oleh Pompeo dalam lawatannya ke Negeri Bintang David akhir pekan lalu.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Respons Iran

Ilustrasi nuklir Iran
Ilustrasi Iran (AFP)

Di sisi lain, Iran mengklaim telah mematuhi JCPOA sejauh ini dan menyatakan tidak akan menyetujui amendemen apa pun atas pakta tersebut.

Menteri luar negeri Iran dan menteri luar negeri Rusia telah membahas situasi itu pada hari Sabtu (28/4). Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh Trump melanggar komitmen-komitmen internasionalnya.

"Selain tidak menghormati kewajibannya sendiri dan semua komitmennya, ia menetapkan persyaratan baru yang tidak proporsional, yang tidak dapat diterima sama sekali bagi rakyat Iran," kata Zarif.

Apabila Trump tidak mengukuhkan kembali kepatuhan Iran terhadap perjanjian nuklir tersebut pada 12 Mei, Amerika Serikat dapat memberlakukan lagi sanksi-sanksi terhadap Negeri Para Mullah.

Selama lawatannya ke Timur Tengah, Menlu Mike Pompeo menyerukan persatuan di kalangan sekutu-sekutu AS di kawasan Timur Tengah untuk mendukung rencana sanksi-sanksi terbaru itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya