Tim AS Tetap Berangkat ke Singapura, Pertemuan Trump dan Kim Jong-un Jadi Dilaksanakan?

Kim Jong-un dan Donald Trump dijadwalkan bertemu pada 12 Juni 2018 di Singapura. Namun, pada hari Kamis, Trump menyatakan pembatalan sepihak.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Mei 2018, 06:48 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2018, 06:48 WIB
Ketika Donald Trump dan Kim Jong-Un Bersanding Lewat Karya Seni
Potret Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un karya seniman Tiongkok, Zeng Anting ditampilkan di pasar seni Beijing (19/9). (AFP Photo/Greg Baker)

Liputan6.com, Washington, DC - Di tengah berlanjutnya ketidakpastian mengenai apakah pertemuan puncak antara Donald Trump dan Kim Jong-un akan berlangsung, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, pihaknya melanjutkan rencana untuk mengirimkan tim ke Singapura untuk melakukan persiapan.

"Tim Gedung Putih akan berangkat sesuai jadwal untuk bersiap-siap jika KTT jadi dilaksanakan," terang Sanders pada Sabtu pagi, seperti dikutip dari CBS News, Minggu (27/5/2018).

Para pejabat Gedung Putih dijadwalkan berangkat ke Singapura pada akhir pekan ini untuk mengkaji dan meninjau logistik terkait dengan rencana pertemuan Trump dan Kim Jong-un yang ditetapkan akan berlangsung pada 12 Juni 2018.

Abcnews.go.com melansir bahwa pernyataan Sanders muncul setelah pertemuan mengejutkan antara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Laporan CNN yang mengutip Blue House --kantor kepresidenan Korea Selatan-- menyebutkan bahwa Kim Jong-un dan Moon Jae-in bertemu selama dua jam di Zona Demiliterisasi pada hari Sabtu, 26 Mei kemarin.

Dalam foto-foto resmi yang dirilis, keduanya tampak saling rangkul, berjabat tangan, dan terlibat pembicaraan intim.

Menurut pernyataan resmi Korea Selatan, dalam kesempatan tersebut, Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in "bertukar pendapat" soal keberhasilan KTT Amerika Serikat-Korea Utara.

Detail pertemuan tersebut akan segera diumumkan oleh Moon Jae-in.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Maju Mundur KTT Amerika Serikat-Korea Utara

Donald Trump dan Kim Jong-un (AP Photo)
Donald Trump dan Kim Jong-un (AP Photo)

Pada Kamis, 24 Mei pagi, lewat sepucuk surat, Trump mengumumkan pembatalan sepihak KTT Amerika Serikat-Korea Utara. Alasan Trump, Pyongyang menunjukkan kemarahan dan sikap bermusuhan.

"Saya sangat menanti untuk bertemu dengan Anda (Kim Jong-un). Sayangnya, mengingat betapa besar kemarahan dan sikap bermusuhan yang Anda tunjukkan lewat pernyataan terbaru Anda, saya merasa, untuk saat ini, rencana pertemuan ini tak layak dilakukan," tulis Trump dalam surat tersebut.

Tak lama, Korea Utara pun merespons sikap Trump. Pyongyang, melalui pejabat tinggi di kementerian luar negerinya, Kim Kye Gwan mengatakan bahwa Kim Jong-un masih bersedia bertatap muka dengan Trump "kapan pun dan dengan cara apa pun".

"Kami tegaskan kepada Amerika Serikat bahwa kami bersedia untuk duduk berhadap-hadapan kapan pun dan dengan cara apa pun," kata Kim Kye Gwan yang telah terlibat dalam negosiasi dengan Washington selama bertahun-tahun, seperti dikutip dari CNN, Jumat, 25 Mei 2018.

"Saya ingin menyimpulkan bahwa pernyataan Presiden Trump terkait dengan KTT Korea Utara-Amerika Serikat adalah keputusan yang tidak sejalan dengan pihak yang mengharapkan perdamaian dan stabilitas Semenanjung Korea serta dunia."

Namun, pada Jumat pagi, kepada awak media di Gedung Putih, Trump menyampaikan kemungkinan bahwa pertemuannya dengan Kim Jong-un mungkin akan terjadi -- bahkan bisa saja sesuai jadwal semula, yakni pada 12 Juni mendatang.

Dan pada hari Sabtu kemarin, Trump mentwit, "Kami sedang melakukan pembicaraan yang sangat produktif dengan Korea Utara soal mengatur kembali KTT, yang jika itu terjadi, kemungkinan akan tetap di Singapura pada tanggal yang sama, 12 Juni. Dan, jika perlu, akan diperpanjang".

Bagaimanapun, jika KTT akan dilangsungkan sesuai jadwal semula, maka hanya tersisa waktu kurang lebih dua minggu bagi masing-masing pihak untuk mempersiapkan diri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya