Liputan6.com, St Petersburg - Presiden Vladimir Putin "menyesalkan" batalnya pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un yang dijadwalkan berlangsung pada 12 Juni 2018. Orang nomor satu di Rusia itu mengatakan bahwa menurutnya Kim Jong-un telah melaksanakan seluruh janjinya.
Putin menyampaikan pernyataannya selama konferensi pers bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di St. Petersburg. Ini merupakan lawatan resmi perdana Macron ke Negeri Beruang Merah.
"Kim Jong-un telah melakukan semua yang dijanjikannya, bahkan meledakkan beberapa terowongan di situs (uji coba nuklir) mereka dan setelahnya kami mendengar Amerika Serikat membatalkan pertemuan," ujar Putin seperti dikutip dari CNN, Jumat (25/5/2018).
Advertisement
Pernyataan Putin tersebut merujuk pada penghancuran setidaknya tiga terowongan nuklir, gedung pemantauan, sebuah pengecoran logam, dan sejumlah mes di situs uji coba nuklir Punggye-ri pada hari Kamis kemarin.
Baca Juga
Putin menyatakan bahwa pihaknya memperhitungkan pertemuan Kim Jong-un dan Trump sebagai "permulaan atas seluruh proses denuklirisasi".
Adapun Presiden Macron mengatakan bahwa masyarakat internasional akan terus memainkan perannya dalam upaya untuk mencapai denuklirisasi di Semenanjung Korea. Hal serupa ditekankan pula oleh Putin. Ia sampaikan bahwa Rusia dan mitranya akan melakukan hal yang sama dengan berusaha menjembatani kesenjangan antara AS dan Korea Utara.
"Kami sangat berharap bahwa dialog direvitalisasi, diperbarui, karena tanpa itu kita tidak dapat berharap pada proses signifikan dalam memecahkan persoalan yang sangat signifikan ini," kata Putin.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Trump Batalkan Pertemuan dengan Kim Jong-un Lewat Sepucuk Surat
Trump membatalkan tatap mukanya dengan Kim Jong-un lewat sepucuk surat. Presiden ke-45 Amerika Serikat menyinggung komentar permusuhan baru-baru ini yang dilontarkan sejumlah pejabat tinggi Korea Utara dan keprihatinannya soal keinginan Pyongyang untuk menanggalkan senjata nuklir.
"Saya sangat menanti untuk bertemu dengan Anda (Kim Jong-un). Sayangnya, mengingat betapa besar kemarahan dan sikap bermusuhan yang Anda tunjukkan lewat pernyataan terbaru Anda, saya merasa, untuk saat ini, rencana pertemuan itu tak layak dilakukan," tulis Trump dalam surat tersebut, seperti dikutip dari BBC, Kamis, 24 Mei kemarin.
Trump menutup surat itu dengan mengatakan, Kim Jong-un bisa menelepon atau berkirim surat kepadanya jika pemimpin Korea Utara itu berubah pikiran.
"Dunia, dan khususnya Korea Utara, telah kehilangan sebuah kesempatan besar untuk mencapai perdamaian serta kemakmuran dan kesejahteraan. Kesempatan yang hilang ini merupakan momen menyedihkan dalam sejarah."
Trump tidak rinci menyebutkan apa yang dimaksudnya dengan kemarahan dan sikap bermusuhan Korea Utara namun, teranyar Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son-hui melabeli Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence "bebal dan bodoh".
Pengumuman pembatalan pertemuan Trump dengan Kim Jong-un disampaikan beberapa jam setelah Korea Utara meledakkan situs uji coba nuklir bawah tanah Punggye-ri. Peristiwa itu menandai penutupan resmi lokasi tersebut.
Sejumlah jurnalis asing dari berbagai negara, termasuk Korea Selatan, menyaksikan langsung momen ketika Punggye-ri, lokasi enam kali uji coba nuklir Korea Utara, dihancurkan.
Advertisement