Korban Tewas Erupsi Gunung Fuego Ditemukan dalam Kondisi Mirip 'Patung'

Jasad para warga tertutup abu vulkanik yang begitu tebal dari letusan Gunung Fuego, sehingga mereka terlihat seperti patung.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 07 Jun 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2018, 20:00 WIB
Pemandangan Ngeri Usai Letusan Gunung Fuego di Guatemala
Pemandangan di desa Escuintla yang dipenuhi abu usai terjadi letusan gunung berapi Fuego di San Miguel Los Lotes, Guatemala (4/6). Selain korban tewas, ratusan orang dilaporkan terluka, dan masih banyak pula yang hilang. (AFP/Johan Ordonez)

Liputan6.com, Guatemala City - Gunung Fuego di Guatemala terus bergolak. Erupsi dahsyatnya sejauh ini telah menewaskan 99 orang. Meski demikian, baru 25 jasad yang sudah teridentifikasi.

Sulitnya proses identifikasi akibat panas ekstrem dari aliran vulkanik yang membakar tubuh para korban, sehingga sebagian besar jasad tidak dapat dikenali lagi.

"Sangat sulit bagi kami untuk mengidentifikasi mereka, karena beberapa korban tewas telah kehilangan sidik jari mereka akibat lahar panas," kata Direktur Institut Ilmu Forensik Nasional, Fanuel Garcia seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (7/6/2018).

"Kami harus menggunakan metode lain ... jika memungkinkan mengambil sampel DNA untuk mengidentifikasi mereka."

Letusan Gunung Fuego yang terjadi pada Minggu 3 Juni membuat penduduk dusun di pegunungan terpencil di dekatnya terjebak, tak memiliki waktu dan kesempatan untuk melarikan diri ke tempat yang aman.

Korban letusan Gunung Fuego yang membatu tertutup debu vulkanik. (AP)

Menggunakan sekop dan backhoe, pekerja darurat menggali puing-puing dan timbunan lumpur. Mereka berjibaku dengan waktu di medan penuh bahaya yang masih membara akibat hujan abu, asap dan batuan cair.

Jasad para warga yang ditemukan tertutup abu vulkanik begitu tebal, sehingga mereka terlihat seperti 'patung'.

Tim penyelamat menggunakan palu godam untuk membongkar atap rumah yang terkubur material vulkanik, untuk memeriksa apakah yang terperangkap.

Korban letusan Gunung Fuego yang membatu tertutup debu vulkanik. (AFP)

Hilda Lopez mengatakan, ibu dan saudara perempuannya masih hilang setelah awan panas, abu dan batu menerjang desanya di San Miguel Los Lotes, tepat di bawah lereng Gunung Fuego. 

"Kami berada di sebuah pesta, merayakan kelahiran seorang bayi, ketika salah satu tetangga berteriak pada kami untuk keluar. Kami menyaksikan kemunculan lahar yang siap menerjang," kenang Lopez.

"Kami tidak percaya awalnya, dan ketika kami keluar, lumpur panas sudah turun ke jalan. Ibuku terjebak di sana, dia tidak bisa keluar," ucap Lopez sambil menangis dan menutupi wajahnya.

Juru bicara Badan Bencana Guatemala, David de Leon mengatakan, 18 jasad ditemukan di San Miguel Los Lotes.

Suami Lopez, Joel Gonzalez mengatakan juga kehilangan ayahnya dalam peristiwa tersebut. Pria sepuh tersebut diduga kuat  dapat menyelamatkan diri dan diyakini terkubur di sana, di dalam rumah.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Detik-Detik Terjangan Lahar Panas

Gunung Fuego
Gunung Fuego mengeluarkan lava panas terlihat dari kota Alotenango di daerah Sacatepequez, 65 km tenggara Kota Guatemala, (1/20). Letusan gunung tersebut baru mereda setelah 20 jam lamanya. (AFP Photo/Johan Ordonez)

Di desa El Rodeo, para tentara bersenjata berat, yang mengenakan masker penghalau debu, berjaga di balik garis polisi yang mengitari tempat kejadian. Sementara yang lain mengoperasikan backhoe.

Kemudian sekelompok warga tiba di tempat kejadian. Beberapa penduduk setempat mengatakan bahwa mereka tak mengetahui bahaya mengintai sampai musibah itu terjadi.

Di tengah duka, mereka mengkritik lambannya peringatan yang diberikan oleh pihak berwenang.

"Conred (badan bencana) tak pernah menyuruh kami evakuasi. Ketika lava sudah ada di sini, mereka baru melintas dengan truk pick-up dan menyuruh kami pergi. Tapi, mobil-mobil itu tidak berhenti untuk menyelamatkan orang-orang," kata Rafael Letran, penduduk El Rodeo.

"Pemerintah lihai soal 'mencuri', tetapi mereka tak berdaya ketika harus membantu orang-orang," kata Direktur Lembaga Seismologi dan Vulkanologi Guatemala, Eddy Sanchez, seraya mengatakan suhu aliran lahar mencapai sekitar 700 Celcius. Sungguh panas. 

Sebuah video merekam detik-detik dramatis ketika aliran lahar atau aliran material piroklastik, menerjang dan menghancurkan sebagian  jembatan di jalan raya antara Sacatepequez dan Escuintla.

Gunung Fuego mengeluarkan lava panas terlihat dari kota Alotenango di daerah Sacatepequez, 65 km tenggara Kota Guatemala, (1/20). (AFP Photo/Johan Ordonez)

Badan Bencana Guatemala, Conred mengatakan, terjadi erupsi baru yang lebih kuat pada Minggu sekitar pukul 14.00 siang. Tak lama kemudian terjadi banjir aliran lahar, abu dan batu bercampur dengan air dan material vulkanik, mengalir di sisi gunung berapi, menerjang apapun yang menghalanginya, membakar rumah-rumah.

Saat itu, barulah pihak berwenang bergegas mengeluarkan perintah evakuasi. Sementara, di beberapa wilayah, aliran lahar dengan suhu mencapai setinggi 700 derajat Celcius bergerak cepat menuju rumah warga dan melintasi jalanan.

Tak hanya itu, abu panas dan gas vulkanik juga menyertai aliran lahar yang bisa menyebabkan asfiksia -- kematian karena kekurangan udara -- secara cepat.

Awak penyelamat darurat dalam helikopter berhasil menarik sedikitnya 10 orang yang terjebak di area yang terkepung lahar. Conred mengatakan, sebanyak 3.271 orang telah dievakuasi.

"Empat orang di antara korban tewas adalah seorang pejabat Badan Bencana, yang meninggal ketika lahar membakar rumahnya di El Rodeo," kata Koordinator Penanggulangan Bencana Nasional, Sergio Cabanas.

"Dua anak terbakar sampai meninggal ketika mereka menyaksikan letusan gunung api kedua tahun ini dari sebuah jembatan," tambah Sergio.

Hujan abu dari gunung berapi, yang terletak sekitar 44 kilometer sebelah barat Guatemala City, jatuh di wilayah ibu kota. 

Jalan-jalan dan sejumlah rumah tertutup abu vulkanik di kota kolonial Antigua -- tujuan wisata yang populer.

Otoritas penerbangan bahkan sampai menutup layanan penerbangan di bandara internasional Guatemala City. Dibuka kembali pada pagi Senin 4 Juni waktu setempat, setelah para pekerja membersihkan abu.

Volcan de Fuego, salah satu gunung berapi paling aktif di Amerika Tengah, memiliki ketinggian 3.763 meter di atas permukaan laut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya