30-6-1971: Kisah Mengerikan Kematian Pertama 3 Manusia di Angkasa Luar

Inilah kisah mengerikan yang dialami tiga kosmonot Uni Soviet saat menaiki pesawat Soyuz 11 menuju stasiun angkasa luar pertama yang dibangun manusia: Salyut 1.

oleh Afra Augesti diperbarui 30 Jun 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2018, 06:00 WIB
Awak Soyuz 11 yang tewas di luar angkasa
Awak Soyuz 11 yang tewas di luar angkasa (Wikipedia)

Liputan6.com, Seoul - Hari ini 47 tahun lalu, dunia mencatat terjadinya kematian pertama tiga manusia di angkasa luar. Adalah kosmonot Uni Soviet, Georgy Dobrovolsky, Vladislav Volkov, dan Viktor Patsayev yang meregang nyawa dalam peristiwa tragis itu.

Semua berawal dari keberangkatan ketiganya pada 7 Juni 1971 dari Baikonur Cosmodrome. Mereka menaiki pesawat Soyuz 11 ke luar Bumi, menuju stasiun pertama yang dibangun manusia: Salyut 1.

Ketiganya lalu tinggal di Salyut selama 24 hari, melakukan banyak hal: eksperimen, observasi, juga tampil dalam siaran langsung yang ditayangkan televisi. Hingga akhirnya pada 30 Juni 1971, mereka dijadwalkan kembali ke Bumi.

Setelah mendarat, saat pintu kapsul dikuak, para petugas pemulihan terkejut bukan kepalang. Mendapati tiga manusia di dalamnya dalam kondisi tak sadarkan diri.

"Mereka menemukan 3 kosmonot di kursi masing-masing, sama sekali tak bergerak, dan ada bercak-bercak biru kehitaman di wajahnya," kata Kerimov. "Darah mengalir dari hidung dan telinga."

Petugas kebingungan bagaimana ketiga kosmonot itu bisa meninggal dunia. Padahal proses pendaratan berjalan normal, sesuai petunjuk, tak jauh dari lokasi peluncuran di Kazakhstan.

"Dari luar, tak terlihat ada kerusakan apapun. Petugas mengetuk sisi kapsul, namun tak ada respons dari dalam," kata Kerim Kerimov, kepala Komisi Negara untuk Pengujian Terbang Soyuz.

Evakuasi ketiga kosmonot segera dilakukan. Badan Dobrovolsky masih terasa hangat. Dokter pun memberikan bantuan pernafasan. Namun, terlambat.

Berdasarkan laporan, penyebab kematian ketiganya adalah sesak napas. Penyelidikan mengungkap, katup ventilasi pernafasan mereka pecah, para kosmonot mengalami sesak nafas. Penurunan tekanan secara ekstrem juga makin memperberat kondisi mereka.

 

 

Mereka tewas dalam hitungan detik, yang terjadi pada ketinggian 168 kilometer di angkasa luar, saat pesawat masuk kembali ke atmosfer sebelum sampai di Bumi.

Karena kapsul yang membawa ketiganya kembali secara otomatis, satelit itu bisa mendarat tanpa dikemudikan pilot.

Hasil Otopsi

Menurut hasil otopsi yang dilakukan di Burdenko Military Hospital, penyebab kematian para kosmonot adalah adanya pendarahan pada pembuluh darah di otak, juga -- dalam jumlah lebih kecil -- di bawah kulit, di telinga bagian dalam, dan di rongga hidung.

Hal tersebut terjadi akibat paparan kondisi vakum yang menyebabkan oksigen dan nitrogen dalam aliran darah mereka "mendidih" dan pecah. Juga ditemukan konsentrasi berat asam laktat dalam darah, sinyal terjadinya kondisi stres fisiologis yang ekstrem.

Meski para kosmonot bisa tetap sadar selama hampir 1 menit setelah dekompresi dimulai, namun hanya dalam waktu 20 detik, efek kekurangan oksigen membuat organ-organ mereka tak berfungsi.

Itu adalah kematian pertama manusia yang terjadi di luar angkasa -- di ketinggian lebih dari 100 kilometer dari Bumi.

Para kosmonot dimakamkan di dinding Kremlin, berdampingan dengan Yuri Gagarin -- manusia pertama di angkasa luar. Dianggap sebagai pahlawan Uni Soviet.

 

Tak hanya itu yang terjadi pada tanggal 30 Juni. Pada tahun 1937, layanan telepon darurat pertama di dunia, 999, diperkenalkan di London, Inggris.

Sementara itu, pada 30 Juni 1908, pukul 07.14, sebuah ledakan misterius terjadi di wilayah pedalaman di Krai Krasnoyarsk, Rusia. Kekuatannya mencapai 1.000 bom atom Hiroshima itu.

Akibatnya sungguh luar biasa. Sebanyak 80 juta batang pohon seluas 830 mil persegi hangus terbakar. Beruntung tidak ada korban jiwa. Karena lokasi ledakan jauh dari pemukiman.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya