Liputan6.com, Cape Town - Seorang wanita asal Kentucky, Amerika Serikat mendapat kecaman dari warganet usai mengunggah foto bersama jerapah buruannya yang telah mati. Foto yang ia ambil di Afrika Selatan itu beredar luas dan dicela oleh netizen.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (3/7/2018), ribuan pengguna Twitter mengatakan kemarahan pada Tess Thompson Talley (37) akibat membunuh jerapah dalam sebuah perburuan.
"Impian berburu yang telah saya impikan sepanjang hidupku jadi kenyataan hari ini," tulis Talley dalam akun media sosialnya.
Advertisement
Dalam postingan itu juga, Talley juga mengatakan bahwa jerapah itu berusia lebih dari 18 tahun dengan berat 1,8 ton. Padahal menurut National Geographic, rata-rata usia jerapah bisa mencapai 25 tahun.
Baca Juga
Debra Messing, seorang aktris yang terkenal karena perannya dalam serial TV NBC "Will and Grace," menggambarkan Talley di Instagram sebagai "pembunuh yang menjijikkan, keji, amoral, kejam, egois."
Sementara itu komedian Ricky Gervais, yang sering memposting isu-isu konservasi hewan menyebut Talley telah melakukan hal tak terpuji karena memburu binatang yang terancam punah.
Tahu bahwa dirinya telah telah menjadi omongan netizen. Talley mulai angkat suara dan melakukan pembelaan diri.
Jerapah diklasifikasikan sebagai hewan rentan pada tahun 2016 oleh International Union for the Conservation of Nature -- pihak pengelola daftar spesies yang terancam punah di seluruh dunia.
Talley bukan orang Amerika pertama yang mendapat kecaman karena perburuan besar. Pada tahun 2015, seorang dokter gigi di Minneapolis memicu kemarahan masyarakat karena membunuh Cecil, singa Zimbabwe yang terkenal.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jerapah Albino Jadi Target
Jerapah memang kerap jadi target perburuan, tak terkecuali jenis albino yang warna tubuhnya terlihat lebih putih dari jenisnya.
Jerapah yang mengalami kelainan genetik sehingga sel-sel permukaan kulit di hampir sekujur tubuhnya itu tak dapat membuat pigmen, ternyata menarik perhatian para pencuri satwa liar.
Dr. Derek Lee, pendiri Wild Nature Institute (WNI) yang melakukan penelitian ilmiah terhadap spesies liar yang terancam punah, yang mengambil sejumlah foto mengagumkan di Taman Nasional Tarangire itu.
"Omo itu albino, artinya banyak sel yang tidak mampu membuat pigmen. Ada sebagian yang masih bisa, jadi hewan itu pucat, tapi tidak putih sepenuhnya dengan mata berwarna merah atau biru sebagaimana albino pada umumnya," jelas Dr. Derek Lee seperti dikutip dari The Telegraph, 26 Januari 2016.
"Omo adalah satu-satunya jerapah pucat yang kami ketahui, tapi kami juga pernah melihat sejumlah antelop Afrika, kerbau, dan burung unta albino di Tarangire. Omo sepertinya bergaul dengan jerapah-jerapah lain, ia terlihat bersama dengan kelompok besar jerapah berwarna biasa yang tampaknya tidak peduli dengan perbedaan warna."
Ia juga mewanti-wanti bahwa warna unik si jerapah menjadikannya sebagai sasaran para pencuri satwa di taman Afrika.
Advertisement