Liputan6.com, Seoul - Tiga anak buah kapal (ABK) yang dikabarkan berstatus sebagai warga negara Indonesia (WNI) menghilang, setelah dua kapal nelayan berbendera Korea Selatan bertabrakan di lepas pantai Hokkaido, Jepang pada Kamis, 26 Juli 2018, kata Penjaga Pantai Jepang (JCG).
Salah satu kapal tersebut tenggelam usai bertabrakan. Demikian seperti dikutip dari kantor berita China Xinhua News Agency, Kamis (26/7/2018).
Dari total 38 awak, 35 di antaranya berhasil diselamatkan. Sementara tiga lainnya, yang dikabarkan berstatus sebagai WNI, masih belum ditemukan.
Advertisement
Baca Juga
Mayoritas kru kedua kapal itu dikabarkan berkewarganegaraan Indonesia dan Korea Selatan, Xinhua melaporkan, mengutip narasumber lokal.
Pihak JCG menerima sinyal marabahaya dari kapal nelayan Korea Selatan bernama "101 KUMYANG" sekitar pukul 06.00 waktu setempat.
Sinyal itu dikirim dari perairan sekitar 460 kilometer tenggara Tanjung Nosappu, titik paling timur Hokkaido.
Otoritas Jepang telah mengirim pesawat dan kapal patroli untuk mencari anggota awak yang hilang, tetapi kabut tebal dan gelombang tinggi di sekitar lokasi dapat menghambat operasi pencarian dan penyelamatan.
Menlu RI Minta Korsel Beri Perhatian Tinggi
Terkait dengan terjadinya kecelakaan 2 kapal ikan asal Korea Selatan di peraian Jepang, yang mengakibatkan 3 ABK WNImenghilang, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi secara khusus meminta agar pemerintah Korsel memberikan perhatian tinggi dalam melakukan proses pencarian.
"Pemerintah Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara Indonesia di luar negeri. Oleh karena itu, saya mohon bantuan pemerintah Korea Selatan agar pencarian terus dilakukan terhadap ketiga ABK Indonesia tersebut," kata Retno kepada Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-hwa dalam pertemuan bilateral di Seoul, Kamis 26 Juli 2018.
Simak video pilihan berikut: