Waspada, di Balik Kuku Berkuteks Cantik Ternyata Tersembunyi Bakteri Berbahaya

Para ilmuwan menyebut bahwa di balik kuku-kuku cantik yang telah diolesi kuteks, ada fakta mengerikan yang jarang diketahui orang-orang.

oleh Afra Augesti diperbarui 29 Agu 2018, 09:01 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2018, 09:01 WIB
Kuteks atau cat kuku merah
Kuteks atau cat kuku merah (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Demi menjaga penampilan, kaum hawa umumnya banyak melakukan perawatan tubuh, mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bahkan hal-hal terkecil seperti kuku, tak luput dari tren kecantikan tersebut.

Biasanya, para wanita mengoleskan kuteks untuk memperindah kuku-kuku mereka. Berbagai macam warna dan bentuk unik kuteks pun dipilih, mulai dari harga termurah hingga harga yang selangit.

Namun para ahli baru-baru ini menguak fakta mengejutkan mengenai bakteri yang tersembunyi di balik kuku-kuku cantik tersebut.

Penelitian menunjukkan bahwa kuteks dapat menyembunyikan bakteri paling berbahaya di kuku, meski tangan telah dibersihkan dengan sanitiser. Bakteri jahat ini ikut berkembang seiring dengan bertambahnya panjang kuku yang telah diolesi kuteks. Demikian seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (28/8/2018).

Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Infection Control ini melibatkan pekerja dari beberapa salon kecantikan. Mereka mengoleskan kuteks pada lima jari di tangan kanan, sedangkan lima jari di tangan kiri tidak diolesi kuteks.

Para periset kemudian mengukur kontaminasi bakteri selama 14 hari. Mereka mengevaluasi lebih dari 700 jenis bakteri dan menemukan bahwa seluruh kuku (10 jari tangan) telah ditinggali bakteri jahat, seiring waktu berjalan dan tumbuhnya kuku bersamaan dengan produk kuteks yang digunakan. Akan tetapi, kuku yang diolesi kuteks adalah yang terparah.

Para peneliti merekomendasikan agar para wanita tidak memakai kuteks berbahan akrilik, karena berbahaya bagi kesehatan.

Semua produk kuteks, kata peneliti, membutuhkan pengawetan atau pengerasan di bawah sinar ultraviolet (UV).

Selama bertahun-tahun, penelitian telah mengungkapkan bahwa perawatan kuku menggunakan kuteks dapat meningkatkan risiko kanker, karena paparan sinar UV dalam prosesnya.

Studi ini menemukan bahwa semua produk kuteks yang telah diuji menjadi lebih rentan terkontaminasi oleh bakteri, tetapi cat kuku berbahan alami mungkin lebih ramah lingkungan dan lebih higienis bila diaplikasikan di tangan.

Meski bakteri berbahaya ditemukan di kuku yang diolesi kuteks, tapi penelitian ini tidak menunjukkan adanya peningkatan jumlah mikroorganisme yang mungkin mengancam kesehatan seseorang lebih parah.

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tampil Kekinian dengan Tren Kuku Jeli

Kuteks Bening
Kuteks transparan. (iStock)

Kuku yang dipercantik dengan kuteks berwarna-warni memang memiliki daya tarik tersendiri bagi penggunanya. Jika sebelumnya nail art (seni lukis kuku) dengan ragam desain sedang populer, kali ini tren kuku terlihat lebih sederhana, yaitu tren kuku jeli.

Terinspirasi dari warna-warni jeli yang menggemaskan, tren tersebut juga bisa diimplementasikan pada kuku.

Berbeda dari kuteks biasa yang memiliki warna solid (penuh), tren kuku jeli ini akan menampilkan warna kuku transparan dengan infusi warna-warna menggoda.

Anda juga bisa mengkombinasikannya dengan paduan warna yang menarik, sesuai selera Anda. Selain itu, Anda juga bisa mengaplikasikan gel glitter agar terlihat lebih seru dan menyenangkan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya