Membaca Usia dari Kuku, Apa yang Bisa Dikatakan Kesehatan Kuku Tentang Penuaan?

Kecepatan pertumbuhan kuku dapat menjadi cara non-invasif untuk mengukur usia biologis seseorang

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani Diperbarui 19 Feb 2025, 06:36 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2025, 06:21 WIB
Ilustrasi Kuku Bersih dan Sehat
Ilustrasi kuku bersih dan sehat (copyright Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi kuku bisa menjadi jendela bagi kesehatan dan usia biologis seseorang. Menurut Dr. David Sinclair, profesor genetika di Harvard Medical School, kuku bukan sekadar elemen estetika, tetapi juga indikator penuaan yang cukup akurat.

"Laju pertumbuhan kuku Anda adalah indikator yang sangat baik tentang bagaimana Anda menua atau tidak," ujar Dr. Sinclair dalam podcast Lifespan-nya. Ia bahkan mengaku selalu memperhatikan seberapa sering ia perlu memotong kuku sebagai cara sederhana untuk memantau penuaan tubuhnya.

Sebuah penelitian tahun 1979 yang dikutip Sinclair meneliti pertumbuhan kuku 271 orang selama beberapa tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa sejak usia 30 tahun, laju pertumbuhan kuku mulai melambat sekitar 0,5% per tahun. Ini mengindikasikan bahwa kecepatan pertumbuhan kuku dapat menjadi cara non-invasif untuk mengukur usia biologis seseorang—usia yang didasarkan pada kondisi sel dan jaringan tubuh, bukan hanya jumlah tahun yang telah dijalani.

Jika Anda merasa perlu memotong kuku lebih sering dibandingkan teman sebaya, bisa jadi itu pertanda usia biologis Anda lebih muda.

Kapan Harus Waspada?

Seiring bertambahnya usia, kuku memang cenderung tumbuh lebih lambat, menjadi lebih rapuh, atau mengalami perubahan warna. Namun, beberapa perubahan tertentu bisa menjadi sinyal adanya masalah kesehatan.

  • Kuku putih atau pucat bisa mengindikasikan anemia, penyakit hati, gagal jantung, atau malnutrisi.
  • Kuku kuning bisa menjadi tanda infeksi jamur, diabetes, atau gangguan tiroid.
  • Garis atau tonjolan vertikal umumnya terkait dengan penuaan, tetapi juga bisa menunjukkan kekurangan nutrisi atau penyakit autoimun seperti artritis reumatoid.
  • Kondisi "clubbing" (kuku melengkung dan menebal) bisa menjadi indikasi penyakit paru-paru, penyakit radang usus, masalah jantung, atau gangguan hati.

Jika kuku Anda mengalami perubahan drastis, konsultasi dengan dokter mungkin diperlukan.

 

Mengapa Kuku Menjadi Rapuh?

Selain faktor usia, kuku yang lemah dan mudah patah juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor lain. Dr. Mary Stevenson, ahli bedah dermatologi di NYU Langone, menyebutkan bahwa kekurangan protein dalam makanan bisa menghambat produksi keratin, protein utama penyusun kuku. Kekurangan vitamin B dan zat besi juga dapat memperburuk kondisi kuku.

"Mencuci tangan terlalu sering, paparan bahan pembersih seperti sabun cuci piring dan deterjen, serta trauma pada dasar kuku dapat melemahkan struktur kuku," jelasnya.

Ia juga mengingatkan agar tidak sembarangan memotong kutikula saat melakukan manikur.

"Kita membutuhkan kutikula sebagai pelindung alami. Mendorong atau memotongnya bisa membuka celah yang memungkinkan bakteri dan jamur masuk," tambahnya.

 

Merawat Kuku dengan Baik

 

Meski membiarkan kuku "bernapas" tanpa manikur bukanlah keharusan, Dr. Stevenson menyarankan untuk menghindari penggunaan aseton berlebihan dan manikur yang terlalu abrasif, karena dapat menipiskan kuku.

Ia merekomendasikan konsumsi biotin dan zat besi untuk membantu memperkuat dan memanjangkan kuku, meskipun hasilnya baru terlihat setelah beberapa bulan suplementasi.

Jadi, meskipun kuku tampak seperti detail kecil dalam tubuh, ternyata mereka dapat memberikan banyak informasi tentang kesehatan dan proses penuaan kita. Mengamati dan merawatnya dengan baik bukan hanya soal estetika, tetapi juga langkah penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya