Vladimir Putin Beri Sinyal Hentikan Konflik Saling Berebut Pulau dengan Jepang

Secara tiba-tiba, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ingin menghentikan konflik perebutan pulau dengan Jepan sejak mengakhiri Perang Dunia II.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 14 Sep 2018, 07:31 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2018, 07:31 WIB
PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden Rusia Vladimir Putin
PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu pada hari Sabtu, 26 Mei 2018 (Grigory Dukor/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Vladivostok - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ingin negaranya segera menandatangani perjanjian damai dengan Jepang, untuk mengakhiri secara formal permusuhan yang dimulai sejak Perang Dunia II, terkait sekelompok pulau di wilayah perbatasan keduanya.

Putin membuat komentar tersebut pada Rabu 12 September, di sela-sela sebuah forum ekonomi di Kota Vladivostok, Rusia Timur, di mana dia bertemu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

"Sebuah ide baru saja muncul di kepala saya. Mari kita membuat perjanjian damai sebelum akhir tahun ini, tanpa prasyarat apa pun," kata Vladimir Putin dalam sesi tanya-jawab di forum itu, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Kamis (13/9/2018)

Perselisihan antara Rusia dan Jepang dimulai lebih dari tujuh dasawarsa lalu, ketika Uni Soviet menduduki rantai pulau Kuril yang berlokasi strategis di perbatasan Laut Othosk dan Samudera Pasifik, selama hari-hari terakhir Perang Dunia II pada 1945 silam.

Kedua negara telah mengajukan klaim atas kelompok empat pulau --yang dikenal sebagai Kuril Selatan di Rusia dan Wilayah Utara (Northern Territories) di Jepang-- sehingga mencegah mereka menandatangani perjanjian damai.

PM Abe tidak menanggapi pernyataan Presiden Vladimir Putin, tetapi Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga kemudian mengatakan, klaim teritorial oleh kedua negara harus diselesaikan sebelum perjanjian ditandatangani.

"Saya tidak ingin mengomentari apa yang dikatakan Presiden Putin ... Namun, posisi kami bahwa masalah Wilayah Utara (Northern Territories) harus diselesaikan sebelum perjanjian perdamaian apapun," kata Suga.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Pernyataan Putin Diragukan

Putin resmikan jembatan terbesar di Rusia
Presiden Rusia, Vladimir Putin seusai mengemudikan truk melintasi jembatan baru yang menghubungkan wilayah Rusia dan Semenanjung Crimea di Kerch, Selasa (15/5). Jembatan Crimea membentang di atas Laut Hitam dan Laut Azov (Alexander Nemenov/Pool via AP)

Di lain pihak, mantan Menteri Luar Negeri Rusia, Georgy Kunadze, mengatakan dia meragukan Putin ingin menyelesaikan masalah teritorial dengan sungguh-sungguh.

"Ini (saya lihat sebagai) pancingan, Putin tidak mengharapkan apapun," Kunadze mengatakan kepada stasiun radio Echo of Moscow, menambahkan PM Abe tidak akan pernah menerima kesepakatan itu.

Alexander Gabuev, dari Carnegie Moscow Center, memperkirakan proposal Putin tersebut adalah tanda frustrasi atas berkurangnya investasi Jepang di Negeri Beruang Merah.

"Ini tampaknya hanya emosi dan upaya untuk memberikan tekanan, bukan sesuatu yang nyata," tambahnya.

Putin dan Abe telah mengadakan beberapa pertemuan di masa lalu dalam upaya untuk menyelesaikan sengketa atas pulau-pulau Kuril.

Tahun lalu, Jepang memutuskan akan memperluas kemampuan rudalnya di kawasan strategis, sebuah langkah yang mengkhawatirkan Rusia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya