Liputan6.com, London - Tujuh bulan yang lalu, tepatnya 14 Maret 2018, fisikawan ternama asal Inggris, Stephen Hawking tutup usia. Ia mengembuskan napas terakhirnya pada umur 76 tahun, diduga karena komplikasi penyakit sklerosis lateral amiotrofik.
Selain fisikawan, orang-orang di berbagai penjuru dunia mengenal sosok pria yang dikenal dengan teori di bidang fisika kuantum tersebut sebagai adalah seorang visioner kosmik, figur inspiratif, dan bahkan selebritas global.
Advertisement
Baca Juga
Meski lumpuh dan tak bisa berbicara, Hawking adalah pribadi yang unik dan pantang menyerah. Dengan segala keterbatasan yang ada pada dirinya, ia tetap mampu menjalankan aktivitas sehari-hari, bahkan mengajar sebagai dosen.
Keunikan dan kehebatan peraih Presidential Medal of Freedom (2009) itu tecermin melalui benda-benda yang dimilikinya selama hidup. Namun pada akhir tahun ini, sebanyak 22 barang sang ilmuwan akan dilelang di London melalui rumah lelang Christie's.
Di antara benda kepunyaan Hawking yang akan dilelang antara lain adalah tesis doktornya tentang asal-usul alam semesta, beberapa penghargaannya, makalah ilmiah berjudul Spectrum of Wormholes dan Fundamental Breakdown of Physics in Gravitational Collapse, kursi roda ikoniknya dan naskah dari "The Simpsons".
Penjualan via online pun telah diumumkan pada Senin (22/10/2018) waktu setempat oleh Christie's.
Thomas Venning, kepala bagian buku dan manuskrip Christie's, mengatakan bahwa makalah-makalah itu melacak perkembangan pemikiran dan kecerdasan brilian Stephen Hawking.
"Anda dapat melihat setiap kemajuan saat ia membuat dan memperkenalkannya ke komunitas ilmiah," kata Venning, seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (22/10/2018).
"Benda bersejarah milik Hawking yang akan dilelang adalah satu dari lima salinan tesis gelar doktornya di Cambridge University yang ditulis pada 1965," lanjutnya. "Ini akan dihargai mulai dari US$ 130.000 (Rp 197,6 juta) hingga US$ 195.000 (Rp 2,9 miliar)."
Venning mengatakan tesis tersebut merupakan dokumen kunci dalam evolusi ilmiah Stephen Hawking dan berisi sekilas kisah pribadinya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kursi Roda Hawking
Semasa hidupnya, sejak penyakit penyakit sklerosis lateral amiotrofik menggerogoti tubuhnya, Hawking sempat merasa sangat putus asa. Padahal kala itu, ia telah memulai pendidikan gelar Ph.D. di Cambridge University.
Tapi ia tak ingin patah arang. Ia tetap bisa berpindah tempat dan berkomunikasi seperti biasa dengan menggunakan kursi roda berteknologi tinggi dan komputer yang bisa berbicara.
Kursi roda dan seluruh perlengkapannya, juga dilelang. Lalu, hasil penjualan akan diberikan kepada dua badan amal, yaitu Stephen Hawking Foundation dan Motor Neurone Disease Association.
Venning mengatakan, kursi roda itu tidak hanya menjadi simbol kelumpuhannya, tetapi juga selera humor Hawking.
Putri Hawking, Lucy, mengatakan bahwa anak-anak Hawking berharap dapat melestarikan arsip ilmiahnya demi kepentingan bangsa. Sementara itu, Christie's melakukan negosiasi untuk menyerahkan urusan lelang tersbut kepada otoritas Inggris, sebagai pengganti pajak warisan.
Dia pernah berlari di atas jari-jari kaki Pangeran Charles--dan dilaporkan bercanda bahwa dia berharap dia telah melakukan hal yang sama kepada Perdana Menteri Margaret Thatcher--dan muncul dalam sandiwara 'Monty Python' yang mengalir ke sesama fisikawan Brian Cox.
Advertisement