AS Minta Arab Saudi Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Jamal Khashoggi

Menlu AS mengatakan kepada Putra Mahkota Arab Saudi: AS akan meminta pertanggungjawaban semua yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 12 Nov 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2018, 17:00 WIB
Jamal Khashoggi, sosok wartawan Arab Saudi yang tewas di konsulat negaranya di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018 (AP)
Jamal Khashoggi, sosok wartawan Arab Saudi yang tewas di konsulat negaranya di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018 (AP)

Liputan6.com, Washington DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo telah mengatakan kepada Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bahwa pihaknya akan meminta pertanggungjawaban semua yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi.

Hal itu disampaikan Pompeo kepada MBS melalui sambungan telepon akhir pekan lalu. Sambungan telepon itu juga membahas soal konflik di Yaman.

Jamal Khashoggi, seorang warga AS, dibunuh di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober dan putra mahkota telah dituduh mendalangi pembunuhan. Kasus itu kemudian merambah menjadi sebuah konflik diplomatik yang telah membuat aliansi antara Washington dan Riyadh tertekan.

"Menlu Pompeo menekankan bahwa Amerika Serikat akan meminta semua yang terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi untuk bertanggungjawab, dan bahwa Arab Saudi harus melakukan hal yang sama," kata Juru Bicara Kemlu AS Heather Nauert dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (12/11/2018).

Pompeo sebelumnya mengatakan bahwa pembunuhan Jamal Khashoggi "melanggar norma hukum internasional," dan bahwa AS sedang meninjau kemungkinan sanksi terhadap individu yang diidentifikasi sebagai pihak yang terlibat.

Namun, Pompeo dan Presiden AS Donald Trump juga menekankan pentingnya hubungan keamanan komersial, strategis, dan nasional Amerika dengan Arab Saudi.

Panggilan telepon dilakukan ketika sekitar 200 orang berkumpul di Istanbul pada hari Minggu 11 November untuk memberikan penghormatan kepada Khashoggi. Pendukung bertemu untuk berdiskusi dan menonton video pujian untuk kontributor the Washington Post tersebut.

Turan Kislakci, kepala Turkish-Arab Media Association (TAM), yang mana Khashoggi merupakan anggotanya, menyerukan agar keadilan ditegakkan dan "agar para tiran barbar tersebut tidak akan pernah melakukan hal yang sama lagi."

Saudi telah mengakui bahwa Jamal Khashoggi tewas di tangan tim beranggotakan belasan orang dalam sebuah operasi peringkusan yang berjalan keliru di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Namun, Riyadh membantah bahwa operasi tersebut dilaksanakan atas otorisasi pucuk pimpinan monarki dan menegaskan bahwa Pangeran MBS sama-sekali tidak terlibat.

Akan tetapi, berbaga pihak menyangsikan hal tersebut serta menduga kuat bahwa Pangeran MBS punya andil dalam operasi itu.

Bahas Soal Perang Yaman

Isu seputar konflik di Yaman dan campur tangan Saudi dalam perang menahun itu juga dibahas pada sambungan telepon antara Pompeo dan Pangeran MBS.

Pompeo "menegaskan kembali desakan Amerika Serikat untuk penghentian permusuhan dan bagi semua pihak untuk datang ke meja perundingan guna menemukan solusi damai untuk mengakhiri konflik," kata Jubir Kemlu AS Mike Pompeo.

Pompeo sebelumnya menyerukan diakhirinya permusuhan di Yaman yang dipenuhi pemberontak. Ia juga menekankan perlunya koalisi yang dipimpin Saudi untuk menghentikan serangan udara di daerah-daerah berpenduduk.

Pangeran MBS telah mengawasi intervensi Arab Saudi di Yaman, sebuah kebijakan yang sangat kontroversial untuk mendukung pemerintah Presiden Abedrabbo Mansour Hadi dalam menghadapi pemberontakan oleh kelompok Houthi.

Hampir 10.000 orang telah terbunuh dan negara itu kini berada di ambang kelaparan.

Jamal Khashoggi sendiri diketahui sebagai figur pengkritik Pangeran MBS dan kebijakan intervensi Saudi di Yaman.

 

Simak video pilihan berikut:

Inggris Juga Mendesak Hal Serupa

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt (AP/Markus Schreiber)
Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt (AP/Markus Schreiber)

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt akan mengunjungi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab pada hari Senin 12 November 2018 untuk meminta para pemimpin Saudi agar bekerja sama dalam proses penyelidikan atas pembunuhan Jamal Khashoggi.

Hunt juga mendesak agar Saudi dan UEA menunda intervensinya dan mengakhiri perang di Yaman.

Kemlu Inggris mengatakan Hunt akan bertemu Raja Salman dari Arab Saudi, Pangeran MBS, Putra Mahkota Abu Dhabi Pangeran Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir, Wakil Presiden Yaman Ali Mohsen dan Menteri Luar Negeri Yaman Khaled al-Yamani.

Hunt, menteri Inggris pertama yang mengunjungi Arab Saudi sejak pembunuhan Khashoggi sebulan lalu, juga akan meminta pihak berwenang Saudi untuk berbuat lebih banyak untuk memberikan keadilan dan akuntabilitas bagi keluarganya.

"Komunitas internasional tetap bersatu dalam ketakutan dan kemarahan atas pembunuhan brutal Jamal Khashoggi sebulan lalu. Jelas tidak dapat diterima bahwa keadaan penuh di balik pembunuhannya masih belum jelas," katanya.

"Kami mendorong pihak berwenang Saudi untuk bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan Turki ke dalam kematiannya, sehingga kami memberikan keadilan bagi keluarganya dan dunia menonton."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya