Liputan6.com, Jakarta - Melalui kedutaan besarnya yang ada di Jakarta, pemerintah China menyampaikan bantuan dana sebesar US$ 100 ribu atau setara Rp 1,45 miliar kepada Palang Merah Indonesia (PMI).
Bantuan ini merupakan dana kemanusiaan yang nantinya akan dipergunakan untuk membantu para korban yang tertimpa musibah tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu.
Menurut keterangan pers dari Kedutaan Besar China yang diterima oleh Liputan6.com pada Sabtu (29/12/2018), dana kemanusiaan ini disampaikan oleh Minister Counselor Kedubes China, Sun Weide kepada Sekretaris Jenderal PMI Ritola Tasmaya.
Advertisement
Baca Juga
"Tsunami Selat Sunda yang terjadi pada 22 Desember malam menyebabkan banyak korban meninggal dunia serta luka. Bahkan, kerugian harta benda diakibatkan oleh bencana ini," ujar Sun Weide.
"Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping telah mengirim surat kepada Presiden RI Joko Widodo. Presiden Xi menyampaikan belasungkawa mendalam dan simpati kepada keluarga korban," tambahnya.
"Pemerintah China yakin di bawa kepemimpinan Jokowi Indonesia akan mampu mengatasi kesulitan dan membangun kembali tempat tinggal mereka."
Dalam pernyataannya, Sun Weide juga menjelaskan bahwa Indonesia adalah sahabat China. Ketika Indonesia membutuhkan bantuan maka China akan selalu ada.
"Atas nama pemerintah China, saya menyampaikan bantuan kemanusiaan ini," tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PMI Ritola berterima kasih kepada pihak China yang telah memberikan bantuan tersebut.
"China adalah negara pertama yang memberikan bantuan kemanusiaan terkait tsunami Selat Sunda melalui PMI," jelas Ritola.
"Indonesia telah mengalami beberapa bencana alam di tahun 2018. Termasuk gempa Lombok dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah," tambahnya.
"China selalu menawarkan bantuan tepat waktu. Bantuan kemanusiaan untuk korban tsunami Selat Sunda ini merupakan gambaran hubungan persahabatan yang baik antara China dan Indonesia."
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tsunami Selat Sunda: 426 Orang Meninggal Dunia
Jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami Selat Sunda mencapai 426 orang. Jumlah ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
"Sebelumnya kami sampaikan korban meninggal 430 orang. Ternyata ada korban meninggal yang terdata ganda. Yang tepat data hari ini," ujar Sutopo, seperti dilansir Antara.
Selain korban meninggal, lanjut dia, 23 orang juga dilaporkan masih hilang, 7.202 orang lainnya mengalami luka-luka, dan 40.386 orang mengungsi di berbagai tempat yang tersebar.
Sutopo memaparkan, tsunami Selat Sunda juga mengakibatkan kerusakan terhadap sejumlah sarana dan prasarana, yaitu 1.296 rumah, 78 penginapan dan warung, 434 perahu dan kapal, 69 kendaraan roda empat, 38 kendaraan roda dua, satu dermaga, serta satu shelter.
"Semua data korban dan kerusakan masih sementara. Kemungkinan masih akan bertambah karena ada korban yang belum ditemukan," ucapnya.
Menurut Sutopo, masih banyak material dan puing yang belum diangkut dan belum dilakukan proses pencarian dan pertolongan. Karena itu, sangat mungkin akan ada korban lain tsunami Selat Sunda yang ditemukan.
"Pendataan akan dipercepat karena terkait dengan bantuan yang akan dikirimkan," jelas Sutopo.
Advertisement