Bonsai Langka Rp 1,6 M Dicuri dari Taman di Jepang, Reaksi Pemiliknya Bikin Haru

Pencuri mengambil 7 bonsai dari kebun, termasuk jenis juniper langka yang berusia 400 tahun

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Feb 2019, 17:05 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2019, 17:05 WIB
Ilustrasi pencuri (iStock)
Ilustrasi pencuri (iStock)

Liputan6.com, Tokyo - Seorang pencuri bonsai telah mencuri tujuh pohon kecil senilai setidaknya 13 juta yen (sekitar Rp 1,6 miliar) dari sebuah taman di prefektur Saitama, dekat Tokyo, Jepang.

Hasil rampasan itu termasuk pohon shimpaku berusia 400 tahun yang langka, bintang dunia bonsai, yang akan dimasukkan dalam kompetisi kecantikan bonsai Jepang bulan ini.

Shimpaku saja bernilai lebih dari 10 juta yen (setara Rp 1,2 miliar), menurut Fuyumi Iimura, istri master bonsai yang membuat pohon.

"Kami memperlakukan pohon mini ini seperti anak sendiri. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata untuk menggambarkan perasaan kita, rasanya seperti memiliki anggota tubuh yang dipotong," ujar Fuyumi Iimura seperti dikutip dari CNN, Senin (11/2/2019).

Iimura menambahkan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pencurian tersebut kemungkinan besar adalah profesional, karena mereka telah mengidentifikasi "pohon paling berharga" dari sekitar 5.000 hektar taman pasangan itu -- yang memiliki sekitar 3.000 pohon bonsai.

Selain Shimpaku, yang juga dirampas adalah tiga pohon pinus mini, yang disebut goyomatsus, dan trio shimpaku yang tak begitu berharga, serta pohon juniper yang sekarang langka di alam liar.

 

Nilai Kerja Empat Abad

Suami Fuyumi Iimura, Seiji Iimura, adalah seorang master bonsai generasi kelima yang praktik keluarganya berasal dari periode Edo (1603-1868).

Berasal dari seni kuno Tiongkok "penjing," atau lansekap miniatur, bonsai diperkenalkan ke Jepang pada Abad ke-6 oleh sekelompok siswa Zen Buddhisme Jepang, yang kembali dari perjalanan ke luar negeri.

Mereka menyebutnya "bonsai", yang secara harfiah berarti "ditanam dalam wadah", dan --pada tingkat paling dasar-- seni hanya menanam pohon liar di dalam wadah kecil.

Sementara beberapa bonsai tumbuh dari biji, menciptakan shimpaku adalah proses yang melelahkan, paling tidak karena pohon asli sangat berbahaya untuk dikumpulkan, tumbuh di tebing yang berbahaya.

Iimura mengatakan bahwa pohon curian berusia 400 tahun itu diambil dari gunung berabad-abad yang lalu. Melalui pengetahuan mendalam tentang fisiologi tumbuhan, keluarga Iimura secara bertahap membentuk pohon itu menjadi bentuk miniaturnya. Tingginya satu meter, dan lebarnya sekitar 70 sentimeter saat dicuri.

"Itu bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam," kata Iimura.

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Bonsai Bisa Hidup Selamanya

Pameran Bonsai Dunia Kembali Digelar di Jepang-AFP-20170429
Pengunjung melihat bonsai yang ditampilkan saat Konvensi Bonsai Dunia ke-8 di Saitama, Tokyo, Jepang, Sabtu (29/4). The World Bonsai Friendship Federation telah menyelenggarakan konvensi sejak tahun 1989. (AFP PHOTO / Kazuhiro NOGI)

Bonsai yang dicuri itu bisa menghasilkan banyak uang di pasar gelap, dan sudah jadi rahasia umum dikirim ke luar negeri ke Eropa, kata Iimura.

Beberapa pengrajin melihat bonsai mereka di situs media sosial, tambah mereka, tetapi hanya sedikit yang bisa mendapatkan kembali pohon kecil kesayangannya.

"Sulit untuk mendapatkan kembali kepemilikan pohonmu setelah berpindah tangan," kata Iimura.

Idealnya, pasangan itu ingin bonsai mereka dikembalikan. Tetapi apa boleh buat, rasanya hal itu tak memungkinkan sehingga mereka hanya meminta para pencuri untuk merawat pohon miniatur mereka. Reaksi mereka bikin haru yang mengetahuinya.

"Saya ingin siapa pun yang mengambil bonsai untuk memastikan mereka disiram. Shimpaku hidup selama 400 tahun. Pohon itu perlu perawatan dan tidak dapat bertahan seminggu tanpa air," kata Iimura.

"Mereka (bonsai) bisa hidup selamanya - bahkan setelah kita meninggak, jika mereka menerima perawatan yang tepat."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya