Liputan6.com, Tokyo - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah tiba di Jepang pada 5 November 2017 waktu setempat. Hal itu menandai awal dari lawatan kenegaraannya ke sejumlah negara di Asia Pasifik sepanjang pekan ini.
Setiba Presiden Trump di Jepang, ia segera menyampaikan pidato kenegaraan di hadapan sejumlah anggota militer AS yang berdinas di Yokota Air Base, tak jauh dari Tokyo. Dalam pidatonya, isu Korea Utara menjadi salah satu topik yang kerap ia sebut.
Baca Juga
"Militer kami adalah benteng untuk melawan segala ancaman yang menargetkan orang AS, Jepang, dan lainnya di seluruh dunia. Kalian adalah harapan kami untuk melawan ancaman tiran dan diktator yang memangsa orang tak bersalah," kata Trump sambil sedikit menyinggung secara laten tentang Korea Utara dan Kim Jong-un. Demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (5/11/2017).
Advertisement
"Tak ada satu pun, baik diktator, juga sebuah rezim, yang boleh meremehkan tekad Amerika Serikat," tambahnya.
Selain itu, seperti dikutip dari The Guardian, sang presiden mungkin sedikit membocorkan mengenai rencananya untuk menambah alutsista militer dan pertahanan di Jepang.
"Tidak ada yang membuatnya (senjata dan alutsista) seperti AS. Banyak yang akan datang, gunakan dengan baik," kata Trump.
Usai dari Yokota, Presiden Trump -- beserta Ibu Negara AS Melania Trump -- diberangkatkan menggunakan helikopter menuju utara Tokyo. Di sana ia akan makan siang informal dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe beserta istri, Akie Abe.
Kedua pemimpin itu juga dijadwalkan akan melakukan pertemuan kenegaraan resmi yang membahas sejumlah isu.
"Di Jepang, Trump akan bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe guna membahas tentang aliansi politik-ekonomi AS-Jepang serta kerja sama kedua negara dalam mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," jelas keterangan resmi dari pejabat senior Gedung Putih yang diterima Liputan6.com via e-mail, Rabu 1 November 2017.
Pada sela-sela kegiatan, PM Abe akan mendampingi Trump untuk bertemu dengan Kaisar Jepang dan keluarga warga Jepang yang diculik oleh rezim Korea Utara.
Usai Jepang, Korsel dan China Jadi Tujuan
Di Korea Selatan pada 7 - 8 November, Presiden Trump akan bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Keduanya akan membahas kerja sama bilateral dan ekonomi.
Isu ekonomi yang akan dibahas oleh keduanya adalah proses untuk menciptakan neraca perdagangan yang seimbang antara AS - Korsel.
Korea Utara akan menjadi salah satu isu prioritas yang dibahas oleh Trump saat menyambangi Negeri Ginseng. Pada 8 November, Presiden AS akan berpidato di Parlemen Korsel, berbicara mengenai hubungan kedua negara serta mendesak komunitas internasional untuk memaksimalkan tekanan terhadap Korut.
"Kita berharap Presiden Trump akan menegaskan kembali bahwa aliansi AS - Korsel akan semakin kuat di tengah agresi Korea Utara," tambah sang pejabat senior Gedung Putih.
Sedangkan di China, Presiden Trump akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping. Keduanya akan membahas rangkaian kerja sama bilateral, komersial, dan perdagangan. Serta, tak ketinggalan pula, isu Korea Utara.
"Presiden mungkin akan mendesak komitmen China untuk menekan Korea Utara serta mendorong China guna menjalin hubungan ekonomi dengan AS secara resiprokal, taat hukum, dan berkesinambungan dalam jangka panjang," kata pejabat senior Gedung Putih.
Gedung Putih juga menyebut, Trump akan memimpin rombongan delegasi Kamar Dagang AS, pengusaha, dan pebisnis dari Negeri Paman Sam ke Negeri Tirai Bambu.
Advertisement