Ditolak Pulang ke Inggris, Bayi Pengantin ISIS Shamima Begum Meninggal

Bayi pengantin ISIS Shamima Begum meninggal di kamp pengungsi setelah ditolak pulang ke Inggris.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 09 Mar 2019, 10:16 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2019, 10:16 WIB
Kelahiran Bayi
Ilustrasi Foto kelahiran Bayi (iStockphoto)

Liputan6.com, London - Bayi laki-laki yang baru lahir dari rahim pengantin ISIS, Shamima Begum, dikabarkan meninggal di sebuah kamp pengungsi Suriah.

Bayi bernama Jarrah itu dimakamkan pada hari Jumat, tiga pekan setelah Begum (19), seorang remaja asal London timur yang sempat mengabdi pada ISIS, melahirkan dalam kondisi tanpa kewarganegaraan, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Sabtu (9/3/2019).

Seorang pejabat intelijen Kurdi mengatakan bayi itu telah dibawa ke rumah sakit di kamp al-Roj di Suriah timur laut, dengan keluhan sulit bernapas beberapa kali dalam sepekan terakhir.

Seorang teman Begum mengatakan "bayi itu membiru dan kedinginan" sebelum dilarikan ke klinik di dalam kamp.

Meninggalnya Jarrah dikonfirmasi pada hari Jumat oleh pengacara keluarga Begum, Tasnime Akunjee.

"Ini akan menimbulkan pertanyaan baru tentang kondisi di kamp-kamp Suriah utara, dan menempatkan kewajiban perlindungan bagi beberapa anak yang paling rentan di dunia dalam sorotan," ujar Akunjee kepada BBC.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid mengatakan bahwa status kewarganegaraan Begum akan dicabut, karena dia meninggalkan negaranya untuk bergabung dengan ISIS.

Namun, pemberlakuan kebijakan yang sama terhadap putra Begum --yang kini telah tiada-- menuai kritik luas di tingkat global, terutama dari kalangan pemerhati kesejahteraan anak.

Menteri bayangan (pengawas) Kemendagri Inggris, Diane Abbott, mengkritik keputusan Javid, dengan mengetwit: "Adalah tindakan yang melanggar hukum internasional untuk membuat seseorang tanpa kewarganegaraan, dan sekarang seorang anak yang tidak bersalah telah meninggal akibat dari seorang wanita Inggris yang dicabut status kewarganegaraannya. Ini tidak berperasaan dan tidak manusiawi."

 

Simak video pilihan berikut:

Tiga Anak Begum Dipastikan Meninggal

Nasib Tiga Pelajar Inggris yang Bergabung dengan ISIS-01
Tiga pelajar Inggris, Amira Abase, Kadiza Sultana, dan Shamima Begum di gerbang bandara Gatwick, sebelum terbang ke Turki tahun lalu. (VOA)

Shamima Begum berusia 15 ketika dia pergi dengan dua pelajar perempuan lainnya, untuk bergabung dengan kelompok ekstremis pada Februari 2015.

Dia kemudian menikah dengan warga negara Belanda Yago Riedijk (27), segera setelah tiba di Suriah. Ketiga anak mereka sekarang dipastikan telah meninggal.

Begum yang hamil besar muncul kembali bulan lalu dan berbicara tentang keinginannya untuk kembali ke Inggris, menyusul kian tersudutnya ISIS.

Awalnya dia ditahan di kamp al-Hawl di Suriah utara, lalu dipindahkan ke al-Roj sekitar sepekan lalu.

Pengacara hak asasi manusia Clive Stafford Smith mengatakan: "Sangat menyedihkan mendengar bahwa Shamima Begum baru saja menyaksikan anak ketiganya meninggal hanya dalam beberapa bulan. Meskipun dia telah membuat beberapa keputusan yang sangat bodoh, dan tidak ada yang mengatakan sebaliknya, dia masih remaja."

Smith juga sangat menyayangkan keputusan Javid yang menutup peluang bagi Begum untuk kembali ke negara asalnya.

"Keputusan itu akan justru merusak citra dan peluangnya untuk menjadi perdana menteri selanjutnya," lanjut Smith.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya