Liputan6.com, Manila - Gempa bumi bermagnitudo 6,3 melanda Gutad, Filipina tengah pada Senin (22/4/2019) menurut data dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS). Lindu tersebut terjadi pada pukul 17.11 waktu lokal atau 16.11 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Titik pusat gempa berada pada kedalaman 40,2 kilometer dari permukaan bumi.
Advertisement
Baca Juga
Seorang saksi mata di Ibu Kota Filipina, Manila mengatakan kantornya yang terletak di kawasan bisnis Kota Makati bergoyang.
Buildings swaying in Manila just now 😯 Scary, but that means they're built to withstand earthquakes like this! #earthquake #earthquakeph pic.twitter.com/oPNDZ3Koxs
— Francelle (@francelleisms) April 22, 2019
Sementara itu, kontributor BBC menulis di Twitter, warga Manila yang tengah berbelanja di mal Glorietta segera berkumpul di luar gedung.
Sejumlah foto dan video yang bereda di media sosial memperlihatkan sejumlah sekolah dan bangunan di Manila, Filipina dievakuasi.
Shoppers from Glorietta mall and surrounding residential areas gather outside after an earthquake rocks parts of Metro Manila #manilaearthquake #EarthquakePH pic.twitter.com/ZQGiNuSPww
— Howard Johnson (@Howardrjohnson) April 22, 2019
Hello BGC peeps! This is not a drill! EARTHQUAKE is Real pic.twitter.com/ZdQ8c9CMl8
— Marc Salboro (@MaRCs03) April 22, 2019
Bukan Pertama Kali
Filipina relatif sering dilanda gempa bumi. Pada Maret lalu, gempa bermagnitudo 5,8 mengguncang Mindanao, Filipina pada Rabu 6 Maret 2019, pukul 13.03 UTC, atau 08.13 waktu setempat. Dikutip dari www.emsc-csem.org, lindu berada pada 211 kilometer (130 mil) bagian timur laut Kota Davao, Filipina, dan berpusat di kedalaman 60 kilometer.
Sementara itu pada 29 Desember lalu, gempa yang lebih besar juga mengguncang wilayah yang sama. Lindu berkekuatan 7,2 skala Richter mengguncang Pulau Mindanao, Filipina. Saat itu The NWS Pacific Tsunami Warning System merilis adanya peringatan gelombang tinggi dan berbahaya untuk semua pantai yang berjarak 300 km dari titik gempa.
Instansi pemerintah Filipina saat itu disarankan untuk memberi tahu masyarakat di daerah pesisir tentang risiko adanya tsunami.
Advertisement