Militan Paling Dicari di India Tewas Dijebak di Kashmir

Pasukan keamanan India di Kashmir telah membunuh seorang pemimpin AGuH, kelompok militan jaringan Al Qaeda.

oleh Siti Khotimah diperbarui 24 Mei 2019, 17:01 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2019, 17:01 WIB
Ilustrasi situasi di Kashmir, perbatasan India dan Pakistan (AFP Photo)
Ilustrasi situasi di Kashmir, perbatasan India dan Pakistan (AFP Photo)

Liputan6.com, Kashmir - Pasukan keamanan India di Kashmir telah membunuh komandan militan bernama Zakir Musa, yang disebut terkait dengan jaringan teroris internasional Al Qaeda. Musa ditembak mati di Distrik Pulwama pada Kamis malam, 23 Mei 2019.

Pihak keamanan berhasil menjebak Musa di dalam sebuah rumah di daerah Tral, Pulwama sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Jumat (24/5/2019). Ia diyakini sebagai militan yang telah menggunakan propaganda untuk menyerukan kekhalifahan Islam di Kashmir dan India.

 

Musa digambarkan oleh para pejabat keamanan sebagai "militan yang paling dicari" di India. Kematiannya dikabarkan oleh media setempat sebagai "kesuksesan terbesar" bagi pasukan keamanan sejak pembunuhan pemimpin militan lainnya, Burhan Wani, yang populer di kalangan pemuda di wilayah yang bergejolak tersebut.

"Dipastikan dapat bergerak menuju wilayah Kashmir yang bebas dari terorisme. Kepemimpinan teroris telah dengan sukses menargetkan Tral," kata sebuah twit oleh Korps Chinar dari Angkatan Darat India, Jumat. Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa Musa merupakan pemimpin dari kelpompok bernama AGuH.

16 Militan Tewas dalam 18 Hari Terakhir

Ilustrasi keadaan di Kashmir, perbatasan India dan Pakistan (AFP Photo)
Ilustrasi keadaan di Kashmir, perbatasan India dan Pakistan (AFP Photo)

Dalam 18 hari terakhir, pasukan keamanan India telah menewaskan sebanyak 16 militan, stasiun televisi NDTV melaporkan.

Adapun Musa (25) adalah seorang mantan mahasiswa teknik yang tidak lulus, bergabung dengan militansi pada 2013.

Dia adalah rekan dekat Wani, yang kasus pembunuhannya memicu kerusuhan di mana lebih dari 100 warga sipil tewas. Musa telah keluar dari kelompok Hizbul Mujahidin untuk memimpin kelompok AGuH yang terkait dengan Al Qaeda.

Pemerintah setempat memerintahkan penutupan semua lembaga pendidikan pada hari Jumat dan juga menangguhkan layanan internet di wilayah tersebut untuk mencegah pecahnya kekerasan.

Untuk diketahui, wilayah Kashmir yang disengketakan dibagi menjadi dua bagian, satu dikelola oleh India dan yang lainnya oleh Pakistan.

Kashmir yang dikelola India telah dilanda gerakan separatis yang mematikan sejak 1980-an. India mengklaim bantuan Pakistan dan bersekongkol dengan militan Kashmir, tuduhan yang dibantah oleh yang terakhir.

ISIS Klaim Bentuk Provinsi di Kashmir

Ilustrasi Anggota ISIS (AFP Photo)
Ilustrasi Anggota ISIS (AFP Photo)

Sementara itu beberapa waktu lalu, untuk pertama kalinya ISIS mengklaim telah mendirikan "provinsi" di India, setelah bentrokan antara militan dan pasukan keamanan di wilayah Kashmir.

Pengumuman provinsi baru, yang disebut "Wilayah Hind" itu, disampaikan langsung oleh kantor berita propaganda ISIS, Amaq, pada Jumat 10 Mei 2019 malam.

Dikutip dari The Straits Times, pengumuman itu juga mengklaim bahwa serangan ISIS di wilayah Kahsmir, tepatnya di distrik Shopian, Kota Amshipora, telah menimbulkan korban jiwa dari pihak tentara India.

Di lain pihak, polisi India juga menyebut satu korban jiwa, namun bukan dari pihaknya, melainkan seorang militan yang diketahui bernama Ahmad Sofi.

Beberapa pengamat menilai bahwa klaim ISIS atas pendirian provinsi baru di India, tampaknya dirancang untuk mempertahankan posisinya setelah kelompok itu terusir dari Irak dan Suriah pada April lalu.

ISIS telah meningkatkan serangan tabrak lari dan bom bunuh diri, termasuk mengambil tanggung jawab atas pemboman pada peringatan Minggu Paskah di Sri Lanka, yang menewaskan sedikitnya 257 orang.

"Pembentukan 'provinsi' di wilayah di mana ia tidak memiliki apa-apa, yang menyerupai pemerintahan sebenarnya, adalah tidak masuk akal, tetapi tidak boleh dikesampingkan," kata Rita Katz, direktur SITE Intel Group yang melacak para ekstrimis Islam.

"Ini adalah isyarat yang signifikan tentang upaya ISIS meletakkan dasar untuk membangun kembali peta kekuasaan," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya