Jalan Panjang Penyitaan Harta Rp 3,8 Triliun Hasil Korupsi Eks Diktator Nigeria

Lebih dari US$ 267 juta atau sekitar Rp 3,8 triliun dari keluarga dan rekan-rekan almarhum diktator militer Nigeria Sani Abacha.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Jun 2019, 16:08 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2019, 16:08 WIB
Sani Abacha pada bulan Maret 1998. (AFP)
Sani Abacha pada bulan Maret 1998. (AFP)

Liputan6.com, Abuja - Pihak berwenang di Jersey -- sebuah wilayah suaka pajak yang terletak antara Inggris dan Prancis --  mengatakan mereka telah menyita lebih dari US$ 267 juta atau sekitar Rp 3,8 triliun dari keluarga dan rekan-rekan almarhum diktator militer Nigeria Sani Abacha.

Menurut Jersey's Civil Asset Recovery Fund, harta yang sudah dicuci dari aset yang disita milik putra diktator almarhum, Mohammed Abacha, berasal dari hasil korupsi selama pemerintahan pemimpin militer di Nigeria.

Menurut laporan CNN yang dikutip Sabtu (8/6/2019), uang itu ditemukan di rekening bank di Channel Islands milik perusahaan cangkang Doraville Properties Corporation.

Perusahaan itu telah dibekukan oleh pengadilan federal di Washington pada tahun 2014, atas permintaan jaksa yang mengejar proses pidana terhadap Mohammed Abacha dan rekan-rekannya.

Setelah melalui sengketa selama lima tahun, harta tersebut akhirnya berhasil dibagikan ke pemerintah Jersey, Amerika Serikat dan Nigeria, demikian menurut pihak berwenang Jersey yang mengawasi kasus ini.

Jaksa Agung Jersey, Robert MacRae, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembekuan aset menunjukkan "komitmen Jersey untuk menangani kejahatan keuangan internasional dan pencucian uang."

Sejauh ini belum ada komentar dari putra Sani Abacha atas tuduhan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Masa Jaya Sang Diktator

Ilustrasi uang dolar
Ilustrasi (iStock)

Sani Abacha berkuasa pada 1993 dan memerintah Nigeria dengan cengkeraman besi sampai kematiannya pada 1998.

Selama masa jayanya, aktivis yang mengkritik rezimnya bahkan dipenjara selama berbulan-bulan. Beberapa di antaranya bahkan dihukum mati.

Para pemimpin oposisi juga dipenjara di bawah kepemimpinannya.

Rezim Abacha mendapat kecaman keras internasional ketika dia mengeksekusi penulis drama kenamaan Ken Saro-Wiwa dan delapan aktivis lainnya, yang kemudian dikenal sebagai Ogoni 9.

Orang-orang itu dituduh membunuh empat pria dan dihukum mati di pengadilan khusus. Saro-Wiwa sempat menyatakan bahwa ia dijebak karena mengkritik rezim Abacha.

Mantan presiden, yang hidup dengan gaya hidup mewah, dilaporkan telah mencuri lebih dari US $ 4 miliar selama lima tahun masa jabatannya melalui keluarga dan sekutu-sekutunya.


Swiss Lebih Dulu Menyita

Ilustrasi dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada 2017, pemerintah Swiss mengambil dana US$ 321 juta dari keluarga Abacha dan telah memulihkan sekitar US$ 700 juta aset terkait Abacha hingga saat ini.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari dalam sebuah wawancara baru-baru ini mengatakan pemerintahnya telah memulihkan sebagian kekayaan negara yang dicuri dan disimpan oleh para politisi korup di bank-bank di luar negeri.

Buhari mengatakan jaksa telah menghadapi tantangan yang memperlambat proses pemulihan.

Menurut perkiraan yang dikutip oleh UN Office on Drugs and Crime (UNODC), Nigeria kehilangan US$ 400 miliar karena korupsi antara tahun 1960 dan 1999.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya