Tak Yakin Dirinya Berstatus Miliarder, Pria di Nigeria Cairkan Uang Rp 140 Miliar

Ia mengaku pernah mencairkan uang sebesar 10 juta dolar AS atau setara Rp 140 miliar. Uang itu ia ambil dan bawa ke kamar.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Apr 2019, 19:05 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2019, 19:05 WIB
Ilustrasi uang dolar
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang miliarder asal Nigeria bernama Aliko Dangote punya cara tersendiri untuk menunjukkan bahwa ia adalah orang terkaya di Benua Afrika.

Dikutip dari laman dailysabah.com, Senin (8/4/2019), dalam sebuah kesempatan, ia bercerita tentang caranya agar dapat meyakinkan diri sendiri adalah orang kaya.

Miliarder muda itu mengaku pernah mencairkan uang sebesar 10 juta dolar AS atau setara Rp 140 miliar. Uang itu ia ambil dan bawa ke kamar. Setelah itu barulah ia percaya jika ia adalah orang kaya.

"Suatu hari, saya mencairkan 10 juta, menaruhnya di bagasi mobil saya lalu dibawa ke kamar. Dari situ saya mulai yakin dan membawanya kembali ke bank pada hari berikutnya," jelas Aliko Dangote.

Sebagai pengusaha, Dangote mengatakan bahwa dua sektor yang paling menjanjikan untuk masa depan Afrika adalah pertanian dan teknologi baru.

Tetapi dia menyarankan pengusaha muda Afrika untuk tidak terbawa oleh kesuksesan pertama dan terus mencari peluang-peluang lain.

"Seringkali di Afrika kita menghabiskan pendapatan yang diproyeksikan. Ada pasang surut dalam bisnis," jelasnya.

Dangote mengatakan dia menyesali masalah bea cukai dan administrasi yang menghambat pengembangan bisnis di seluruh dunia.

Kebiasaan 'Sepele' Para Miliarder yang Bikin Mereka Sukses

Ilustrasi Miliarder
Kebiasaan makan miliarder ternyata memengaruhi kesuksesan kerja. (Ilustrasi)

Senada dengan masukan dari Aliko Dangote, seorang peneliti bernama Thomas C Corley juga menyatakan bahwa ada sejumlah usaha dan kebiasaan baik yang dilakukan oleh para miliarder dalam menjalani hidup.

"Dari penelitian saya, saya menemukan bahwa kebiasaan sehari-hari membuat seberapa sukses atau tidak berhasilnya seseorang dalam hidup," ujar Corley dalam bukunya 'Change Your Habits, Change Your Life'.

"Ada sebab dan akibat yang berhubungan dengan kebiasaan. Kebiasaan adalah sebab dari kekayaan, kemiskinan, kebahagiaan, kesedihan, stres, hubungan baik, hubungan buruk, kesehatan baik atau buruk," kata Corley.

Namun Corley menyebut, kebiasaan itu dapat diubah. Berdasarkan penelitian Corley, ada sejumlah kebiasaan para miliarder yang dapat Anda kembangkan mulai hari ini.

Konsisten Membaca

"Delapan puluh delapan persen orang kaya, meluangkan waktu tiga puluh menit atau lebih setiap harinya untuk belajar atau membaca. Kebanyakan dari mereka tidak membaca untuk hiburan. Mereka membaca untuk mendapatkan pengetahuan," tulis Tom Corley, penulis buku "Rich Habits".

Corley menemukan bahwa para miliarder biasanya membaca tiga jenis buku, yakni biografi orang sukses, pengembangan diri, dan sejarah.

 

Olahraga

Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

"Tujuh puluh enam persen miliarder berolahrga aerobik 30 menit atau lebih setiap hari. Olahraga itu termasuk lari, jogging, berjalan kaki, atau bersepeda.

"Kardio tak hanya baik untuk tubuh, tapi juga otak," tulis Corley. "Olaraga menumbuhkan neuron (sel otak). Olahraga juga meningkatkan produksi glukosa. Glukosa adalah bahan bakar otak. Makin banyak Anda memberi makan otak, maka otak akan berkembang dan Anda semakin pintar."

Bergaul dengan Orang Sukses

"Orang kaya selalu mencari individu yang berorientasi pada tujuan, optimis, antusias, dan memiliki pandangan mental posistif secara keseluruhan," tulis Corley.

Untuk menumbuhkan hubungan tersebut, para miliarder melakukan enam hal berikut, yakni mengucapkan selamat ulang tahun, menelepon untuk menyapa, menelepon saat ada peristiwa spesial, membangun jaringan, menjadi relawan, dan berpartispasi dalam kelompok pelaku formal dan informal dengan orang-orang yang memiliki minat sama.

Bangun Pagi

Hampir 50 persen miliarder bangun tiga jam sebelum mereka mulai bekerja. Itu merupakan strategi untuk menghadapi gangguan yang tak diinginkan, seperti meeting yang terlalu lama, kemacetan, atau harus menjemput anak yang sakit dari sekolah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya