Serukan Perdamaian di Yaman, Presiden Rusia Kutip Alquran Surat Ali Imran

Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip potongan ayat Alquran ketika menyerukan perdamaian di Yaman.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 08 Mar 2023, 13:33 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2019, 15:59 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (AP/Alexei Nikolsky)
Presiden Rusia Vladimir Putin (AP/Alexei Nikolsky)

Liputan6.com, Ankara - Presiden Rusia Vladimir Putin mengutip potongan ayat Alquran ketika menyerukan perdamaian di Yaman yang bergolak akibat perang menahun. Seruan itu datang ketika Putin melakukan lawatan ke Turki.

Berbicara di Ankara pada Senin 17 September 2019 bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Hassan Rouhani, Putin mengutip ayat khusus dari kitab suci umat Islam, yakni Surat Al-Imran ayat 103.

"Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu --ketika kamu dahulu (pada masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Dia (Allah) mempersatukan hatimu, dan atas nikmat-Nya, kamu menjadi saudara," kutip Vladimir Putin, seperti dikutip dari media Rusia RT, Selasa (17/9/2019).

Putin juga mereferensikan ajaran Alquran lain, tentang bagaimana kekerasan hanya sah untuk membela diri, seraya menyarankan bahwa Arab Saudi harus membeli sistem pertahanan udara Rusia, seperti yang telah dilakukan Iran dan Turki.

Seruan Vladimir Putin berbalas anggukan dari Erdogan dan Rouhani, yang masing-masing adalah muslim --RT melaporkan. Kedua pemimpin itu memperingatkan invasi yang dipimpin Arab Saudi ke Yaman, yang telah memicu perang berkepanjangan.

Di sisi lain, negara Barat telah lama menuduh bahwa Iran menanam proksi di Perang Yaman dengan mendukung kelompok gerilyawan Houthi. Namun, baik Teheran dan Houthi membantah hal tersebut.

Simak video pilihan berikut:

Sekilas Perang Yaman

Salah seorang anggota pasukan militan Houthi yang berperang dengan pemerintah Yaman (AFP Photo)
Salah seorang anggota pasukan militan Houthi yang berperang dengan pemerintah Yaman (AFP Photo)

Perang Yaman telah mengakibatkan puluhan ribu kematian selama lima tahun terakhir dan benar-benar menghancurkan negara di ujung selatan semenanjung Arab tersebut.

Apa yang dimulai sebagai perang saudara antara pemberontak Houthi dan pemerintah yang didukung Saudi meningkat menjadi perang udara yang dipimpin oleh Saudi dan menjadi invasi darat penuh pada tahun 2015. Koalisi belum berhasil mengalahkan Houthi dalam lebih dari empat tahun.

PBB telah mendeskripsikan dampak perang Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan banyak warga sipil menjadi korban.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya