Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph Donovan memberi wejangan dan nasehat kepada 10 pemuda yang telah melewati proses seleksi sebelum akhirnya terpilih dan berangkat ke Amerika Serikat untuk mengikuti program Youth Ambassadors Program yang digagas oleh kedutaan besar AS dan Kementerian Luar Negeri.
Program tersebut merupakan kolaborasi antara Outstanding Youth for the World (OYTW) dari pemerintah Indonesia dan International Visitor Leadership Program (IVLP) dari pemerintah AS.
"Kesepuluh pemuda tersebut telah melewati proses seleksi yang cukup ketat karena diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia," kata Mutiara Annisa Baswedan dalam acara Outstanding Youth for the World (OYTW) di Kediaman Duta Besar AS untuk Indonesia di Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Advertisement
OYTW merupakan program gagasan pemerintah Indonesia sejak tahun 2011 dan telah aktif mengirim pemuda-pemudi ke berbagai negara seperti Jepang guna menambah wawasan dan pengetahuan. Program ke Amerika Serikat yang diadakan tahun ini merupakan kali ke delapan bagi Indonesia dalam mengirimkan kandidat pilihan terbaik.
Baca Juga
Adapun peserta Youth Ambassadors akan berangkat ke Amerika pada Sabtu, 26 Oktober 2019 selama 3 pekan. Beberapa kota yang menjadi tujuan utama dari perjalanan mereka adalah San Fransisco, New Orleans, New York dan Washington D.C.
Kunjungan mereka juga akan diselingi dengan pertemuan bersama para pejabat pemerintah, profesional, tokoh keagaman, kalangan akademik dan tokoh penting lainnya yang tentunya akan berguna bagi wawasan peserta.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Peserta dari Seluruh Indonesia
Peserta dipilih secara adil dari seluruh Indonesia untuk mengikuti program tersebut.
Perwakilan dari Aceh hingga Papua ternyata mendapat kesempatan yang sama. Termasuk bagi Mutiara Anissa Baswedan, mahasiswa Universitas Indonesia yang turut terpilih untuk ikut dalam perjalanan ke Amerika.
Mutiara melihat kesempatan ini sebagai caranya berkontribusi terhadap hubungan bilateral antara Amerika dan Indonesia sekaligus menambah pengalaman dan teman-teman baru. Pilihannya untuk mengikuti program ini juga turut didukung oleh sang ayah, Anies Baswedan. Ia juga mengakui bahwa persaingan ketat yang harus ia lalui tidak membuat para kandidat yang terpilih memiliki rasa kompetitif antar satu dengan yang lain.
"Saya ingin membawa cerita dari Indonesia yang mungkin keliru terpapar di media. Jika mereka ingin bertanya, saya berharap bisa menjelaskan cerita yang sebenarnya ada di Indonesia," ujar Mutiara.
"Saya berharap manfaatnya tidak berhenti di saya dan teman-teman saya yang lain. Kita disana akan share pengalaman kita di sana melalui media sosial, jadi walaupun yang pergi ke sana hanya 10 orang tapi yang merasakan bisa lebih banyak lagi.
Peserta lain yang turut menarik perhatian adalah Eko Putra Kusuma Goo dari Universitas Cendrawasih, Papua.
Ia mengakui bahwa awalnya ia hanya mencoba-coba dan tidak menyangka akan terpilih untuk pergi ke Amerika Serikat. Selain itu, walaupun berlatar belakang pendidikan di bidang ekonomi tidak membuat Eko goyah karena fokus dari program ini yang mayoritas mengarah ke politik. Ia juga harus mempersiapkan diri secara ekstra dengan membaca buku-buku politik karena sebelumnya belum menguasai bidang tersebut.
"Untuk anak-anak Indonesia terutama Papua, berusahalah lebih berkontribusi terhadap negara, jangan hanya hura-hura saja. Ketika ada sesuatu yang baik yang bisa kamu lakukan, maka lakukanlah hal itu," ujarnya ketika diminta mengucapkan pesan kepada anak muda Indonesia.
Eko juga memaknai terpilihnya ia sebagai Youth Ambassador merupakan bentuk bahwa Indonesia benar-benar beragam. Ia menambahkan bahwa semua anak muda memiliki peluang yang sama asalkan mau berusaha. Bahkan secara tegas, ia mengatakan bahwa bagi masyarakat Papua jangan merasa dianak tirikan.
Ia juga menjunjung kedamaian terlebih ketika ditanyai tentang masalah Papua yang kini terjadi.
Nama-nama pemuda lain yang terpilih untuk mengikuti acara ini adalah Irsyad Al Ghifari (Institut Pertanian Bogor), Desmond Timoty Renaldo Hurek (Universitas Nusa Cendana Kupang), Ainna Khairunissa (Universitas Syah Kuala Aceh), Keisha Athiyyawara Lyubiana (Universitas Gadjah Mada), Jakatama Kusuma Nandito (Universitas Padjajaran), Hanna Pertiwi (Universitas Mulawarman Samarinda), Nurbaya Pulhehe (Universitas Islam Kadiri), Aldiron Jhony Tahalele (Universitas Satya Wacana Christian Salatiga).
Advertisement
Pesan Dubes AS dan Kementerian Luar Negeri
Dengan mengusung peringatan ke-70 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan AS, pihak AS ingin menjadikan program ini sebagai simbol perjalanan bilateral di masa mendatang.
Dubes AS, Joseph Donovan mengatakan bahwa mereka yang terpilih merupakan pemuda-pemudi terbaik dan tercerdas dari seluruh Indonesia. Ia berulang kali mengatakan bahwa para pemuda yang terpilih merupakan calon pemimpin bagi bangsa Indonesia.
Donovan menambahkan bahwa mereka membawa nilai-nilai yang dijunjung kedua negara baik Amerika dan Indonesia, yakni keberagaman, kemitraan dan kemakmuran. Selama kunjungan tersebut, mereka akan menunjukkan betapa indahnya Indonesia.
Harapan Dubes AS terhadap para pemuda-pemudi tersebut adalah supaya mereka bisa belajar dan kembali ke Indonesia dengan membawa apa yang telah mereka dapatkan. Selain itu, ia juga berharap bahwa mereka bisa membawa pemahaman yang lebih baik tentang Indonesia kepada masyarakat Amerika.
Donovan juga memberikan beberapa nasehat kepada mereka diantaranya adalah untuk terus berhubungan dengan orang-orang yang mereka temui di sana serta terus bertanya akan hal-hal yang mereka ingin ketahui.
Joneri Alimin dari Direktorat Diplomasi Luar Negeri menambahkan bahwa program kooperatif tersebut bertujuan menjaring orang-orang yang berkompeten dari seluruh Indonesia.
Ia menambahkan bahwa para peserta akan mendapat tugas untuk membuat video dokumentasi perjalanan serta laporan setelah menyelesaikan program tersebut.