Evo Morales Klaim Sanggup Tenangkan Amukan Masyarakat Bolivia

Mantan presiden Bolivia mengatakan bahwa dirinya siap untuk kembali dan sanggup untuk menenangkan massa jika dibutuhkan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 14 Nov 2019, 13:57 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2019, 13:57 WIB
Eks Presiden Bolivia, Evo Morales bersama dengan Claudia Sheinbaum, Walikota Kota Meksiko.
Eks Presiden Bolivia, Evo Morales bersama dengan Claudia Sheinbaum, Walikota Kota Meksiko. (Source: AP/Marco Ugarte)

Liputan6.com, Mexico City - Mantan presiden Bolivia, Evo Morales mengatakan pada hari Rabu, 13 November 2019 bahwa ia siap untuk kembali dan "menenangkan" negaranya di tengah-tengah kerusuhan yang telah berlangsung selama berminggu-minggu dan berakibat mundurnya ia dari jabatan.

"Jika orang-orang meminta kepada saya, kami siap untuk kembali untuk menenangkan Bolivia," pemimpin haluan kiri itu mengatakan dalam konferensi pers di Mexico City, di mana ia tiba pada hari Selasa setelah menerima suaka politik. Demikian dikutip dari Channel News Asia, Kamis (14/11/2019).

Dia menyerukan "dialog nasional" untuk menyelesaikan krisis di Bolivia dan menolak legitimasi presiden sementara Jeanine Anez, yang telah melangkah untuk mencoba mengisi kekosongan kekuasaan.

Morales mengundurkan diri pada hari Minggu, di tengah protes yang semakin keras atas pemilihan ulang yang diduga sebagai pencemaran nama baik untuk masa jabatan keempat yang kontroversial pada 20 Oktober.

Ia mengatakan hidupnya dalam bahaya, kemudian membuatnya melarikan diri ke Meksiko. Meksiko pun menyambut baik kedatangan Morales, terbukti dari pihaknya yang mengirim pesawat udara untuk menjemput Morales.

Namun, dalam konferensi pers pertamanya dari pengasingan, dia mengatakan kepergiannya hanyalah sementara.

"Kami akan kembali, cepat atau lambat. Semakin cepat semakin baik, untuk menenangkan Bolivia," katanya.

Dia mengulangi pembelaannya perihal pemilihan ulang, menyebut dirinya sebagai korban "kudeta." Ia pun mendesak PBB untuk campur tangan dan menuduh rasisme dari pihak lawan-lawannya.

Morales yang kini berusia 60 tahun merupakan presiden pribumi pertama Bolivia.

"Kejahatan besar saya adalah menjadi pribumi," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Presiden Sementara

Jeanine Áñez.
Jeanine Áñez, anggota parlemen yang menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Bolivia.(Source: AP/ N. Pisarenko)

Anez, seorang wakil ketua Senat berusia 52 tahun, mengambil alih kepresidenan setelah Morales, wakil presidennya dan para pemimpin kedua majelis Kongres mengundurkan diri.

Dia menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pada hari Selasa setelah sesi kongres yang gagal mencapai kuorum, mengatakan dia berencana untuk mengadakan pemilihan baru sesegera mungkin.

Morales mengatakan proses itu "tidak menghormati Konstitusi."

"Satu-satunya cara untuk menghentikan ini (krisis) adalah dengan duduk untuk melakukan pembicaraan, dan menghindari kehancuran ekonomi nasional dalam proses," katanya.

Tujuh orang telah tewas sejauh ini dalam kerusuhan.

Presiden sayap haluan kiri Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador memuji Morales sebagai pemimpin yang baik.

"Saya harap orang-orang menyadari bagaimana ekonomi berjalan, bagaimana dia mengubah Bolivia dari menjadi negara yang miskin dan terpinggirkan," katanya dalam konferensi pers terpisah.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya