Liputan6.com, Sydney - Dugaan campur tangan China jelang pemilu Taiwan pada 11 Januari 2020 mendatang menyeruak. Tudingan itu datang dari seorang pembelot China, yang disebutkan bernama Wang "William" Liqiang oleh media Australia.
Wang menyampaikan pernyataan di bawah sumpah kepada Organisasi Intelijen Keamanan Australia, atau ASIO, mengenai upaya Beijing untuk mempengaruhi politik di Taiwan, Hong Kong dan Australia.
Secara khusus Wang mengatakan ia membantu membimbing perhatian media positif ke arah politikus Taiwan tertentu, termasuk penantang utama Presiden Tsai Ing-wen, Han Kuo-yu dari Partai Kuomintang --yang bersahabat dengan China, demikian laporan Reuters seperti dikutip Antara, Senin (25/11/2019).
Advertisement
China, dalam pernyataan pada Sabtu malam (23/11), mengatakan Wang adalah penipu terpidana yang melakukan perjalanan dengan dokumen palsu.
Taiwan, yang diklaim oleh China sebagai wilayahnya yang akan dibawa ke dalam kendali Beijing melalui kekuatan jika perlu, sudah berada dalam siaga tinggi untuk upaya China menggoyang pemilihan presiden dan anggota Dewan Legislatif, yang dijadwalkan pada 11 Januari, baik melalui kegiatan penyebaran informasi yang menyesatkan maupun lewat intimidasi militer.
Perincian mengenai apa yang diduga dilakukan China di Taiwan dengan cepat menyulut reaksi keras dari Han dan partainya. Begitupun Tsai serta Partai Progresif Demokratis (DPP) yang dipimpinnya dan berkuasa. DPP mendukung kemerdekaan resmi Taiwan, sebuah garis merah buat Beijing.
Ketika berbicara dalam persinggahan kampanye di Taiwan Timur pada Sabtu 23 November, Tsai mengatakan "bayangan" China menjadi makin jelas dan makin jelas.
Taiwan tak boleh membiarkan China menghancurkan nilai-nilai demokrasinya, tambah Tsai.
Ketua DPP Cho Jung-tai, yang menulis di laman Facebooknya, mengatakan Kuomintang bergabung dengan Partai Komunis China melawan Taiwan dan mendesak rakyat agar memanfaatkan suara mereka secara bijaksana.
Simak video pilihan berikut:
Mata-Mata China Minta Suaka ke Australia
Seorang pria yang mengaku sebagai mata-mata China telah mengajukan permohonan suaka di Australia, kata laporan media.
Wang "William" Liqiang dilaporkan memberi informasi kepada pihak berwenang tentang operasi di Hong Kong, Taiwan dan Australia, dengan mengatakan ia "secara pribadi terlibat" dalam pekerjaan spionase.
Wang sekarang berada di Sydney dan mengatakan dia takut akan dieksekusi jika dia kembali ke Tiongkok, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (24/11/2019).
Polisi di kota Shanghai, China mengatakan bahwa Wang adalah buron pengangguran yang didakwa atas tuduhan kasus penipuan.
Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg mengatakan kepada wartawan bahwa kasus Wang "ada di tangan lembaga penegak hukum yang tepat", dan menambahkan bahwa tuduhan yang ditujukan kepada pria China itu "sangat mengganggu".
Pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Anthony Albanese, mengatakan pria China itu mungkin memiliki klaim suaka yang sah.
Seorang pejabat senior anonim mengatakan kepada lembaga penyiaran Australia ABC bahwa badan intelijen sekarang harus "memisahkan fakta dari fiksi " saat menyelidiki tuduhan Wang.
Advertisement