Liputan6.com, Jakarta - Laporan terbaru Programme for International Student Assessment (PISA) baru saja dirilis pekan ini. Tes yang diadakan tiap tiga tahun sekali ini menunjukan skor murid di bidang membaca, matematika, dan sains.
Tak hanya soal membaca dan menghitung, laporan PISA juga mengevaluasi soal bully di suatu negara. Para murid berusia 15 tahun pun diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan soal perilaku negatif tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Dalam laporan PISA, bullying diartikan sebagai perilaku agresif yang menyebabkan aksi negatif atau tidak diinginkan yang dilakukan secara sengaja dan berulang terhadap orang lain yang tak mampu melindungi diri mereka sendiri.
Perilaku bully pun bisa berlaku di media sosial, serta mencakup aspek fisik, aspek verbal, dan aspek relasi seperti menyebar gosip dan mengucilkan.
Laporan PISA pun cukup komprehensif, sebab tidak menyoal bully fisik saja. Siswa juga ditanya soal gibah hingga dikucilkan.
Lantas berikut hasil murid Indonesia di tes PISA saat ditanya apakah jadi korban bully lebih dari sekali dalam sebulan:
- Sering kena bully: 15 persen
- Terkena tindakan bully dalam bentuk apapun: 41 persen
- Sengaja dikucilkan murid lain: 19 persen
- Diledek murid lain: 22 persen
- Diancam murid lain: 14 persen
- Barang dicuri atau dirusak murid lain: 22 persen
- Dipukul atau didorong-dorong murid lain: 18 persen
- Jadi korban rumor buruk oleh murid lain: 20 persen
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menolong Korban Bully
PISA juga menuliskan laporan mengenai respons murid Indonesia terkait bully, seperti bagaimana perasaan mereka ketika melihat ada yang menjadi korban bully atau menolong korban.
Tetapi ada yang ganjil dalam respons murid Indonesia, pasalnya hampir setengah murid justru kurang setuju terhadap pernyataan bahwa terlibat bullying adalah hal yang salah.
Berikut responsnya:
- Merasa terganggu ketika tak ada yang membela korban bully: 74 persen
- Menolong murid yang tak bisa membela diri adalah hal yang baik: 80 persen
- Ikut melakukan bully adalah hal yang salah: 57 persen
- Saya merasa tak ena ketika melihat murid lain jadi korban bullying: 80 persen
- Saya senang jika ada orang yang membela murid lain yang sedang di-bully: 73 persen
Advertisement
Negara Tetangga
Lebih lanjut, berikut jawaban murid 15 tahun di negara tetangga dari Australia, Malaysia sampai Jepang dan Korea Selatan.
Australia
- Sering kena bully: 13 persen
- Terkena tindakan bully dalam bentuk apapun: 30 persen
- Sengaja dikucilkan murid lain: 14 persen
- Diledek murid lain: 21 persen
- Diancam murid lain: 9 persen
- Barang dicuri atau dirusak murid lain: 7 persen
- Dipukul atau didorong-dorong murid lain: 9 persen
- Jadi korban rumor buruk oleh murid lain: 13 persen
Malaysia
- Sering kena bully: 14 persen
- Terkena tindakan bully dalam bentuk apapun: 36 persen
- Sengaja dikucilkan murid lain: 15 persen
- Diledek murid lain: 24 persen
- Diancam murid lain: 9 persen
- Barang dicuri atau dirusak murid lain: 12 persen
- Dipukul atau didorong-dorong murid lain: 10 persen
- Jadi korban rumor buruk oleh murid lain: 17 persen
Jepang
- Sering kena bully: 4 persen
- Terkena tindakan bully dalam bentuk apapun: 17 persen
- Sengaja dikucilkan murid lain: 4 persen
- Diledek murid lain: 14 persen
- Diancam murid lain: 2 persen
- Barang dicuri atau dirusak murid lain: 3 persen
- Dipukul atau didorong-dorong murid lain: 6 persen
- Jadi korban rumor buruk oleh murid lain: 5 persen
Menariknya, tingkat bully di Korea Selatan tercatat rendah. Dalam laporan itu hanya 1 persen murid Korea yang menjadi korban pengucilan atau serangan fisik, dan yang menjadi korban rumor buruk hanya 2 persen saja.
Â