Skor Terbaru PISA: Indonesia Merosot di Bidang Membaca, Sains, dan Matematika

Peringkat Indonesia merosot di semua bidang yang diujikan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Des 2019, 18:35 WIB
Diterbitkan 04 Des 2019, 18:35 WIB
DIPA Tahun 2020
Presiden Jokowi didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Menkeu Sri Mulyani menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer Daerah serta Dana Desa Tahun 2020 kepada Mendikbud, Nadiem Makarim di Istana Negara, Kamis (14/11/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Peringkat Indonesia merosot dalam evaluasi Programme for International Student Asessment (PISA). Sejak empat tahun terakhir, posisi Indonesia menurun di semua bidang yang diujikan: membaca, matematika, dan sains.

Tes PISA merupakan pengujian anak-anak sekolah berusia 15 tahun di berbagai negara. Peringkat yang baru dirilis adalah hasil tes 2018. Menteri pendidikan Indonesia yang menjabat saat itu adalah Muhadjir Effendy.

Pada 2018, ada total 79 negara yang berpartisipasi, bertambah tujuh negara dari tes 2015. Totalnya ada 600 ribu murid sekolah yang berpartisipasi dari seluruh dunia.

Berdasarkan laporan PISA yang baru rilis, Selasa 3 Desember 2019, skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara, lalu skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara.

Tiga skor itu kompak menurun dari tes PISA 2015. Kala itu, skor membaca Indonesia ada di peringkat 65, skor sains peringkat 64, dan skor matematika peringkat 66.

Di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia berada paling bawah bersama Filipina yang mendapat peringkat terakhir dalam membaca dan skor sebelum terakhir di dua bidang lain.

Singapura konsisten mendapat peringkat teratas di tiga bidang, bahkan mengalahkan Jepang dan Korea Selatan. Sementara, The Star menyebut pemerintah Malaysia bangga dengan hasil PISA negaranya yang bukan lagi bagian dari peringkat bawah.

"Kita sekarang berada di tengah dan kita seharusnya bisa menjadi di top 30 persen dalam dua siklus selanjutnya," ujar Dirjen Pendidikan Kementerian Pendidikan Malaysia, Datuk Dr Amin Senin.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

AS dan China

Presiden AS Donald Trump didampingi Presiden China Xi Jinping saat upacara penyambutannya di Beijing
Presiden AS Donald Trump didampingi Presiden China Xi Jinping saat upacara penyambutannya di Beijing (AP Photo/Andrew Harnik)

China mendapatkan peringkat satu di tiga bidang, namun China hanya menyertakan murid dari empat wilayah, yakni Beijing, Shanghai, Jiangsu, dan Zhejiang (B-S-J-Z). Singapura konsisten mengikut China di peringkat 2.

Bagaimana dengan Finlandia yang disebut punya program pendidikan terbaik? Hasil Finlandia cenderung campur-aduk. Dalam skor matematika, mereka tidak masuk 10 besar, pada bidang membaca mereka ada di peringkat 7, dan yang tertinggi ada di peringkat 6 pada sains.

Jepang umumnya selalu mengalahkan Finlandia, kecuali dalam skor membaca di mana Jepang tak masuk 10 besar. Korea Selatan tercatat selalu ada di 10 besar di ketiga bidang.

Lantas bagaimana dengan Amerika Serikat (AS), negara itu tidak masuk 10 besar di ketiga bidang, bahkan tak masuk 20 besar di bidang matematika. Skor tertinggi di negara adidaya itu adalah membaca, yakni di peringkat 13.

Apa Saja Tesnya?

Murid Sekolah Khusus di Tangsel Ujian Dalam Tenda Darurat
Murid SMP dan SMA Sekolah Khusus Assalam 01 melaksanakan ujian di tenda darurat halaman SKh Assalam 02, Ciater, Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (3/12/2019). Sebanyak 84 murid penyandang tunarungu, tunawicara, dan tunagrahita terpaksa mengikuti ujian di tenda darutat. (merdeka.com/Arie Basuki)

Tes PISA berlangsung selama dua jam. Mayoritas negara menggunakan tes komputer. Berikut penjelasan subyek yang diuji:

Membaca:

Kemampuan itu diartikan sebagai kapasitas murid untuk memahami, menggunakan, evaluasi, merenungkan, dan memakai teks untuk mencapai tujuan, mengembangkan pengetahuan dan potensi, serta berpartisipasi di dalam masyarakat.

Matematika:

Diartiken sebagai kapasitas murid untuk merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika di berbagai konteks. Ini termasuk penalaran matematika dan memakai konsep, prosedur, fakta, dan perangkat matematika untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi fenomena.

Sains:

Kemampuan sains diartikan sebagai kemampuan untuk menghadapi isu-isu terkait sains dan dengan gagasan-gagasan sains, sebagai anggota masyarakat yang berpikir.

Seseorang yang punya kemampuan literasi sains memiliki kemauan untuk terlibat dalam diskursus bernalar tentang sains dan teknologi, yang membutuhkan kompetensi untuk menjelaskan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang pemeriksaan secara ilmiah, dan menafsirkan data dan bukti secara ilmiah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya