Liputan6.com, Samoa - Samoa mengatakan Sabtu, 7 Desember 2019, jumlah korban tewas akibat campak telah naik menjadi 65. Kebanyakan korban adalah anak-anak.
Kementerian Kesehatan mengatakan 103 kasus baru telah dilaporkan sejak Jumat, 6 Desember 2019.
Angka terbaru itu dikeluarkan setelah lockdown dua hari, memungkinkan pemerintah melakukan kampanye imunisasi massal.
Advertisement
Kementerian itu mengatakan hampir 90 persen populasinya telah menerima vaksin campak. Demikian dikutip dari VOA Indonesia, Senin (9/12/2019).
Pulau di Pasifik Selatan itu telah menyatakan keadaan darurat karena virus itu telah menginfeksi lebih dari 4.500 orang.
Sekolah-sekolah ditutup sementara.
"Fakta bahwa ada anak yang meninggal dunia karena penyakit yang bisa dicegah vaksin seperti campak, terus terang memicu kemarahan dan merupakan kegagalan kolektif untuk melindungi anak-anak yang paling rentan di dunia," kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreysus, Dirjen WHO awal pekan ini.
"Untuk menyelamatkan nyawa, kita harus memastikan semua orang mendapat manfaat dari vaksin -yang artinya berinvestasi pada imunisasi dan layanan kesehatan berkualitas sebagai hak bagi semua," lanjutnya.
Tingkat vaksinasi campak massal di seluruh dunia "stagnan selama hampir satu dasawarsa," kata laporan WHO.
Tingkat vaksinasi campak di Samoa turun dari 59% pada 2017 menjadi 31% pada 2018, menurut WHO dan UNICEF, "terutama karena misinformasi dan ketidakpercayaan di kalangan orangtua."Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Disebabkan Turunnya Tingkat Vaksinasi
Situasi di negara kecil tersebut dipersulit dengan rendahnya tingkat vaksinasi campak di antara penduduknya, yang jumlahnya hanya di bawah 200.000 orang. Hanya 31% dari populasi telah divaksinasi sebelum epidemi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Tingkat vaksinasi di Samoa menurun drastis pada tahun 2018. Angka yang rendah itu diperburuk oleh kecelakaan medis yang menewaskan dua bayi yang diberi vaksin yang salah dicampur, menyebabkan keterlambatan yang lebih luas dan ketidakpercayaan dalam program vaksinasi. Hal itu juga menyebabkan banyak orang tua takut untuk membawa anak-anaknya untuk mendapatkan vaksinasi.
Keputusan untuk menutup layanan pemerintah selama dua hari adalah yang terbaru dari serangkaian langkah drastis yang diambil pemerintah Samoa untuk menghentikan berjangkitnya penyakit yang diperkirakan hampir dieliminasi secara global, tetapi telah kembali secara berbahaya dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement