Mengenal 4 Jenis Hujan yang Ada di Bumi

Indonesia sudah memasuki musim hujan, maka ada baiknya kita mengenal 4 jenis hujan berikut ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 18 Des 2019, 19:40 WIB
ilustrasi hujan.
ilustrasi hujan. (Liputan6)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah kita ketahui bahwa akhir-akhir ini Indonesia telah memasuki musim hujan dengan intensitas hujan yang semakin tinggi.

Hujan merupakan sebuah fenomena alam yang ada di bumi, meskipun masih ada beberapa orang yang tidak terlalu menganggap hujan sebagai sebuah fenomena alam karena masih banyak fenomena alam di dunia yang menakjubkan lainnya.

Berbicara mengenai musim hujan, tentu ada kaitannya dengan gradien suhu dan kadar air udara yang merupakan penentu utama karakteristik hujan yang jatuh pada waktu dan tempat tertentu. Di sisi lain, pola angin dan topografi juga dapat mempengaruhi curah hujan.

Faktor-faktor ini dapat disatukan untuk menghasilkan gerimis ringan, curah hujan deras, badai salju, dan jenis curah hujan lainnya yang terjadi di seluruh dunia.

Berbicara mengenai musim hujan ada banyak sekali jenis hujan yang terjadi di dunia. Berikut 4 jenis curah hujan dikutip dari sciencing, Kamis (18/12/2019):

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Hujan Konvektif

ilustrasi genangan hujan.
ilustrasi genangan hujan. (source: wrightouttanowhere.files.wordpress.com)

Hujan konvektif adalah tipe hujan yang terbentuk oleh adanya perbedaan panas yang diterima permukaan tanah dengan panas yang diterima oleh lapisan udara di atas permukaan tanah tersebut. Tipe hujan konvektif biasanya dicirikan dengan intensitas yang tinggi, berlangsung relatif cepat, dan mencakup wilayah yang tidak terlalu luas.

Udara secara alami naik ketika memanas, dan mendingin ketika mencapai ketinggian yang lebih tinggi. Udara dingin tidak dapat menampung kelembaban sebanyak udara hangat sehingga uap air mengembun menjadi awan yang dikenal sebagai awan kumulus. Akhirnya, awan menjadi begitu sarat dengan kelembaban sehingga hujan mulai turun.

Ini bisa terjadi di atas tanah atau air selama ada kelembapan. Ketika itu terjadi di atas lautan tropis, di mana udara dipenuhi dengan air, panas yang menyengat dapat menyebabkan arus konvensi ke atas dengan kuat. Kombinasi angin dan kelembaban dapat menciptakan badai tropis atau badai. 

2. Hujan Orografis

ilustrasi percikan hujan.
ilustrasi percikan hujan. (Pixabay)

Kita mengenal ada banyak sekali jenis hujan yang membasahi bumi. Yang membedakan hujan ini salah satunya menurut sebab terjadinya hujan tersebut. Salah satu jenis hujan berdasarkan proses terjadinya adalah hujan orografis.

Ketika udara yang sarat akan kelembaban bertemu dengan pegunungan, udara dipaksa untuk naik. Kemudian mendingin pada ketinggian yang lebih tinggi, dan mengembun air keluar dari udara sehingga menciptakan curah hujan. Jika suhu cukup dingin, presipitasi turun seperti salju.

Hujan orografis merupakan hujan yang terjadi di daerah pegunungan, dan hujan ini terjadi berdasarkan proses terjadinya. Naiknya udara yang mengandung uap air ini ke atas akan menyebabkan terjadinya penurunan suhu di atas gunung dan kemudian terkondensasi hingga pada akhirnya menyebabkan terjadinya hujan. 

Naiknya udara yang mengandung uap air ini ke atas akan  menyebabkan terjadinya penurunan suhu di atas gunung dan kemudian terkondensasi hingga pada akhirnya menyebabkan terjadinya hujan. Hujan inilah yang dinamakan sebagai hujan orografis.

 

3. Hujan Frontal

ilustrasi hujan deras.
ilustrasi hujan deras. (Pixabay)

Hujan frontal merupakan salah satu jenis hujan dari sekian banyak jenis hujan. Pertemuan massa besar udara dingin dan massa besar udara hangat disebut front. Pertemuan itu menghasilkan turbulensi.

Diagram hujan frontal menggambarkan bagaimana udara hangat naik di atas udara dingin dan membentuk awan besar ketika dingin, dan uap air mengembun. Badai petir bersamaan dengan kilat, biasanya terjadi, dan bertahan beberapa menit hingga hitungan jam. Biasanya hujan frontal ini terjadi di sekitaran daerah lintang sedang, tempat terjadinya pertemuan dua massa yang berbeda.

Hujan frontal tentunya mempunyai suatu pengertian khusus yang membuatnya berbeda dengan curah hujan lainnya. Pengertian dari hujan frontal sendiri adalah hujan yang terjadi karena diakibatkan adanya pertemuan massa udara yang berbeda, yakni massa udara panas dan massa udara dingin. Karena perbedaan massa udara yang bertemu inilah maka terjadilah pendinginan secara mendadak hingga terjadilah kondensasi yang kemudian menjadi hujan frontal.

 

4. Hujan Muson

ilustrasi hujan.
ilustrasi hujan. (Pixabay)

Kombinasi panas matahari dan rotasi bumi menciptakan pita angin timur pada 30 derajat lintang utara dan selatan. Angin ini bertiup sepanjang tahun, tetapi mereka berubah arah seiring bergantinya musim. Pergeseran musiman ini adalah sebab terjadinya hujan monsun yang jatuh di India, Asia Tenggara, dan tempat-tempat lain.

Hujan ini akan sering turun karena angin ini berhembus selama 6 bulan, sehingga di Indonesia akan terjadi musim penghujan. Angin muson yang menyebabkan hujan ini adalah angin muson barat. Angin muson barat ini berhembus dari daerah benua Asia menuju ke Benua Australia.

Angin muson yang berhembus dari benua Asia ke Australia ini melewati banyak sekali samudera dan berurutan luas sehingga akan menciptakan banyak uap air yang akhirnya menjadi hujan.

 

Reporter: Jihan Fairuzzia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya