Curhat Dubes Iran ke Wakil MPR RI: Pembunuhan Soleimani Lampaui Batas

Wakil MPR Fadel Muhammad mengunjungi Kedubes Iran untuk membahas isu terkini.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2020, 17:30 WIB
Belasungkawa untuk Jenderal Iran Qasem Soleimani
Memo belasungkawa dan foto Panglima Garda Revolusi Iran Jenderal Qasem Soleimani terlihat di Kedubes Iran, Jakarta, Selasa (7/1/2020). Kunjungan belasungkawa ini dibuka mulai tanggal 7-8 Januari 2020 dari pukul 09.00-16.00 WIB. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Dutas Besar Republik Islam Iran untuk Republik Indonesia Muhammad Khoush Haikal Azad bertemu dengan Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad. Pertemuan pada Jumat 10 Januari 2020 kemarin itu membahas kematian Qasem Soleimani.

Dilansir VOA Indonesia, Sabtu (11/1/2020), Fadel datang ditemani mantan Duta Besar Indonesia untuk Iran Dian Wirengjurit dan sejumlah anggota Komite Indonesia-Iran di Kamar Dagang dan Industri (Kadin).

Pada pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, Fadel juga menyampaikan rasa simpati dan ucapan duka cita dari Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani.

Politikus Partai Golongan Karya ini juga sempat mengisi buku pernyataan belasungkawa yang disediakan bagi para tamu di Kedubes Iran dengan latar bingkai foto bergambar mendiang Qasem Soleimani.

Fadel berharap ada solusi terbaik serta meminta agar AS lebih rendah hati dalam menghadapi masalah di Iran. 

"Kita menghendaki supaya ada jalan keluar yang baik, yaitu ada perdamaian. Tetapi kami minta kepada Amerika jangan terlalu angkuh, jangan terlalu arogan dalam melihat perkembangan yang ada di dunia saat ini, terutama yang di Iran," kata Fadel.

Duta Besar Iran untuk Indonesia Muhammad Khoush Haikal Azad juga menegaskan pembunuhan Soleimani oleh Amerika merupakan tindakan yang sudah melampaui batas. Sebab kunjungan Soleimani ke Baghdad atas undangan Perdana Menteri Irak Adil Abdul Mahdi.

Dubes juga membantah tudingan AS bahwa Qasem Soleimani mendukung terorisme. Dia mencontohkan ratusan ribu hingga jutaan pelayat menghadiri salat jenazah Suleimani, mulai dari Baghdad, Karbala, dan Najaf di Irak; hingga Ahvaz, Masyhad, Teheran, dan Kerman di Iran.

"Bukan kami yang memulai perang, kami tidak ingin menciptakan perang. Jadi berdasarkan pembunuhan dan tindakan brutal (terhadap Qasem Soleimani), kami sudah melakukan reaksi setara. Kami tidak ingin memperburuk situasi, kami sangat menahan diri. Kalau ada balasan, tentu saja akan membela negara kami," ujar Muhammad Azad.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mantan Dubes RI di Tehran: Soleimani Gigih Melawan ISIS

Ratusan Ribu Pelayat Iringi Pemakaman Jenderal Iran Qasem Soleimani
Pelayat membakar bendera Amerika Serikat dan Israel saat prosesi pemakaman Jenderal Qasem Soleimani dan sejumlah orang yang tewas dalam serangan Amerika Serikat di Teheran, Iran, Senin (6/1/2020). Pelayat meneriakkan slogan berbunyi 'Matilah Amerika' dan 'Matilah Israel'. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Mantan Duta Besar Indonesia buat Iran, Dian Wirengjurit, mengakui dirinya termasuk pengagum Qaseem Soleimani karena dia memahami betul kiprah sang jenderal di Timur Tengah dalam memerangi milisi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah).

"Jadi kalau tidak ada almarhum Jenderal Soleimani, mungkin ISIS masih ada di sana. Karena kalau tidak digerakkan pasukan Al-Quds dari Iran, ISIS akan merajalela," tutur Dian.

Dian menambahkan Sulaimani dan pasukan koalisi pimpinan Amerika sejatinya bekerjasama melawan ISIS dari Irak dan Suriah. Sebab itu, dia menilai pembunuhan terhadap Jenderal Suleimani adalah tindakan gegabah dan bisa disebut sebagai pengkhianatan oleh Amerika. 

Kematian Jenderal Qaseem Soleimani memicu ketegangan di antara Iran dan Amerika. Teheran membalas kematian Suleimani itu dengan menembakkan puluhan peluru kendali ke arah dua markas pasukan Amerika di Irak, yakni pangkalan udara Ain al-Assad di Provinsi Anbar dan fasilitas militer di Irbil.

Tak ada korban jiwa dalam penyerangan tersebut. Pihak AS tak melakukan retaliasi militer, namun memberi sanksi ekonomi pada Iran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya