Iran Akhirnya Mengaku Tak Sengaja Tembak Pesawat Boeing 737 Ukraina

Iran sempat bersikeras menyebut pesawat Boeing 737 yang diunakan maskapai Ukraina jatuh akibat kesalahan teknis. Sekarang fakta terungkap.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Jan 2020, 11:02 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2020, 11:02 WIB
Deretan Kantong Jenazah Korban Pesawat Jatuh di Iran
Tim penyelamat mengumpulkan jasad korban jatuhnya pesawat Boeing 737-800 di Shahedshahr, Iran, Rabu (8/1/2020). Pesawat sempat terbakar di udara sebelum akhirnya jatuh di lahan pertanian. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Liputan6.com, Tehran - Iran akhirnya mengaku bahwa pesawat Boeing 737 yang jatuh pada Rabu kemarin adalah akibat ditembak rudal. Pesawat itu terbang menuju Ukraina dan membawa 176 orang. 

Melansir AP News, Sabtu (11/1/2020), pernyataan dari militer berkata ada faktor human error yang menyebabkan pesawat tertembak. Sebelumnya, Iran menolak tuduhan bahwa pesawat itu ditembak. 

Pesawat itu ditembak jatuh beberapa jam usai Iran melancarkan serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak. Serangan ke pangkalan itu tidak menimbulkan korban jiwa. 

Dalam video yang beredar, pesawat Boeing 737 tampak terbakar di langit Tehran sebelum akhirnya terjatuh dan meledak. Korban tewas terbanyak adalah warga Iran dan Kanada. 

Pihak Iran  menyebut militer Iran sedang bersiaga ketika peristiwa terjadi. Pengakuan Iran sesuai dengan analisis pemerintah AS bahwa terjadi ketidaksengajaan yang mengakibatkan pesawat Boeing 737 ditembak.

"Semua indikasi menunjukan bahwa penumpang pesawat jet itu tak sengaja ditembak, kemungkinan besar karena pertahanan udara Iran berada dalam taraf kewaspadaan tinggi ketika mereka meluncurkan rudal-rudal balistik ke basis AS," ujar seorang pejabat AS kepada Time.

Presiden Iran Hassan Rouhani telah meminta maaf akan kejadian ini. Ia berjanji pihak yang bertanggung jawab akan dipersekusi.

"Republik Islam Iran sangat menyesalkan bencana kesalahan ini," ujar Rouhani yang turut menyampaikan duka cita mendalam pada keluarga korban.

Rudal yang menghantam pesawat Boeing 737 itu disinyalir berasal dari Rusia, yakni  Tor-M1. Mengutip The Moscow Times, rudal ini juga dilengkapi sistem untuk mengecoh radar. Peneliti dari Middlebury Institute of International Studies, Michael Duitsman, memperkirakan kru pesawat tidak sadar sedang diincar rudal mematikan itu.

"Mereka kemungkinan tidak menyadari hal tersebut," ujar Duitsman. "Begitu lepas landas, para pilot kemungkinan sibuk dengan hal-hal lainnya," lanjutnya.

Iran juga sempat menolak memberikan blackbox pesawat tersebut. Iran pun akhirnya mengundang negara-negara barat untuk melakukan investigasi bersama agar menghilangkan tuduhan pesawat jatuh akibat ditembak. Namun, kini mereka sudah mengakuinya. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Daftar Warga Negara 176 Korban Jatuhnya Pesawat Boeing 737 di Iran

Pencarian Korban Pesawat Ukraina yang Jatuh di Iran
Tim penyelamat membawa jasad korban pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, Iran, Rabu (8/1/2020). Pesawat Ukraine International Airlines tersebut jatuh saat melangsungkan penerbangan dari Teheran menuju Kyiv. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Pesawat Boeing 737 itu dioperasikan oleh Ukraine International Airlines dan sedang dalam perjalanan dari Tehran menuju ibu kota Ukraina, Kyiv, ketika peristiwa terjadi.

Berikut daftar warga negara pesawat Boeing 737 berdasarkan keterangan Menteri Luar Negeri Ukraina Vadym Prystaiko:

- 82 warga Iran

- 63 warga Kanada

- 11 warga Ukraina (termasuk sembilan kru pesawat)

- 10 warga Swedia

- 4 warga Afganistan

- 3 warga Jerman

- 3 warga Britania Raya

Banyak Pelajar

Pesawat Ukraina Jatuh di Iran
Orang-orang berdiri di antara puing-puing setelah pesawat Boeing 737 jatuh di dekat Bandara Internasional, Teheran, Iran, Rabu (8/1/2020). Seluruh penumpang pesawat maskapai Ukraina yang membawa 176 orang termasuk kru tersebut dilaporkan tewas. (ROHHOLLAH VADATI / ISNA / AFP)

Melansir Time, petugas bandara Boryspil di Ukraina menyebut penumpang di penerbangan ini biasanya pelajar asal Iran yang kembali ke Ukraina usai libur musim dingin.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengucapkan duka cita kepada keluarga korban. Ia pun harus mempersingkat kunjungannya ke Oman untuk segera kembali ke Ukraina.

Versi pemerintah Iran menyebut ada kesalahan teknis sehingga pesawat jatuh, namun pemerintah Ukraina memilih menunggu hasil investigasi sebelum menyimpulkan.

Presiden Ukraine Internatinal Airlines berkata pesawat Boeing 737 itu dalam keadaan baik. Krunya pun disebut bisa diandalkan.

Akibat kasus ini, Ukraine International Airlines juga memutuskan menahan semua penerbangan ke Tehran sampai jangka waktu yang tak ditentukan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya