WNI di Kapal Diamond Princess Ibarat Dibunuh Perlahan: Jemput Kami Pak Presiden

WNI kru kapal Diamond Princess meminta dievakuasi segera karena tak mau sakit dan mati perlahan.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Feb 2020, 09:34 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2020, 09:34 WIB
10 Orang di Kapal Pesiar Jepang Positif Terinfeksi Virus Corona
Kapal pesiar Diamond Princess berlabuh di lepas pantai Yokohama, Jepang, Rabu (5/2/2020). Kementerian Kesehatan Jepang mengonfirmasi 10 orang yang berada di kapal pesiar tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus corona. (Hiroko Harima/Kyodo News via AP)

Liputan6.com, Jakarta WNI yang merupakan kru kapal pesiar Diamond Princess menyampaikan pesan agar segera dievakuasi. Di mana hingga kini lebih dari 600 penumpangnya terjangkit Virus Corona COVID-19.

Permintaan mereka langsung ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, lewat sebuah video berdurasi satu menit delapan detik yang dititipkan kepada ABC Indonesia yang dikutip Selasa (25/2/2020).

Dalam video tersebut, sejumlah orang yang mewakili 74 kru Indonesia di atas kapal pesiar meminta pemerintah untuk memulangkan mereka dari kapal Diamond Princess.

Mereka mengkhawatirkan kesehatan dan keselamatan mereka yang berpotensi tertular Virus Corona.

"Kepada Pak Presiden Jokowi yang terhormat, kami yang berada di Diamond Princess di Yokohama sudah sangat takut, ibaratnya dibunuh pelan-pelan."

"Kami di sini untuk menghidupi keluarga di Indonesia. Jangan biarkan kami sakit dan mati perlahan-lahan karena kelamaan dievakuasi," tutur salah satu di antara sepuluh orang kru yang ada di video tersebut.Mereka juga meminta pemerintah tidak menjemput mereka dengan kapal laut yang memakan waktu dua minggu perjalanan sampai ke Jepang.

Kamis pekan lalu 20 Februari, pemerintah memang tengah membahas opsi evakuasi lewat laut dengan menggunakan kapal medis milik Angkatan Laut, KRI Dr Soeharso, yang saat ini bersandar di dermaga Komando Armada Dua (Koarmada II) Surabaya, Jawa Timur.

Dengan total waktu 34 hari untuk proses evakuasi, opsi lewat jalur laut dipertanyakan oleh kru kapal Diamond Princess asal Indonesia.

Kru dari negara lain sudah peroleh kepastian evakuasiSelain menitipkan video untuk Presiden Joko Widodo, kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia kru kapal mengatakan jika kru asal Indonesia merupakan satu-satunya yang belum mendapat kepastian evakuasi.

Keterangan ini mereka dapatkan dari kapten kapal sendiri, seperti yang dijelaskan seorang kru kapal asal Indonesia.

"Kru dari negara lain, seperti India dan Filipina sudah mendapat kepastian evakuasi dari pemerintahnya."

"Kru dari India akan dievakuasi hari Senin (24/02) dan kru dari Filipina akan dievakuasi pada Selasa 25 Februari," kata Sasa, salah satu kru asal Indonesia. Sebelumnya, Sasa mengaku jika banyak kru kapal asal Indonesia merasa sudah merasa "hampir putus asa" untuk bisa dipulangkan lebih awal.

Berikut ini petikan videonya:


Permintaan Evakuasi, Puncak Kekhawatiran Kru 

4 WNI Terjangkit Virus Corona di Kapal Pesiar Diamond Princess
Bus-bus terparkir dekat kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di sebuah pelabuhan di Yokohama, Jepang, Rabu (19/2/2020). Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo mengonfirmasi WNI yang terinfeksi virus corona (COVID-19) di kapal itu bertambah menjadi empat orang. (AP Photo/Jae C. Hong)

Permohonan evakuasi secepatnya melalui video merupakan puncak kekhawatiran kru kapal asal Indonesia, yang sudah mulai dirasakan sejak status kapal dinyatakan "dikarantina".

Kekhawatiran kru dari atas kapal pertama kali disampaikan Sasa kepada ABC Indonesia, Kamis dua pekan lalu 13 Februari.

"Kami para WNI ini harus bekerja di lingkungan orang-orang yang (berpotensi) positif terinfeksi Corona," katanya.

"Bahkan setelah orang-orang yang terinfeksi dipindahkan ke rumah sakit, kita masih belum tahu apakah penumpang yang lain atau kru yang belum diperiksa kesehatannya, betul-betul sehat atau tidak," ujar Sasa.Keterangan ini disampaikan sehari setelah Kemenkes RI menyatakan seluruh kru telah melewati masa observasi dan "dinyatakan negatif".

Padahal pernyataan yang disampaikan Direktur Pemantauan dan Karantina Kesehatan Kemenkes RI, Vensya Sitohang saat itu disampaikan sebelum 14 hari genap masa inkubasi.

Saat itu kru kapal juga mengaku belum pernah dites dan mengaku masih bekerja lebih dari 10 jam sehari.

Kesehatan kru dites baru akhir pekan laluMereka akhirnya baru dites dengan metode 'swab' hari Kamis 20 Februari dan Jumat 21 Februari pekan lalu, seperti yang diceritakan Sasa.

Tes dilakukan setelah ada 3 kru kapal asal Indonesia yang terkonfirmasi positif corona, dan setelah penumpang selesai dikarantina.

Dalam video yang dikirim Minggu kemarin, perwakilan kru mengaku seluruh kru sebanyak 74 orang sudah dites dan hasilnya negatif.

Sementara empat kru kapal Indonesia telah dinyatakan positif corona, kini sudah dirawat di rumah sakit di Jepang.

Untuk itulah mereka meminta agar kru asal Indonesia segera dievakuasi sebelum mereka terjangkit virus corona.

Badan Kesehatan Dunia, WHO, mengatakan lebih dari setengah kasus corona di luar China terjadi di kapal pesiar Diamond Princess.


Opsi Pemulangan Diputuskan 25 Februari 2020

Penumpang Negatif Virus Corona Tinggalkan Diamond Princess
Kru berdiri di geladak kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Yokohama, Jepang, Jumat (21/2/2020). Sebanyak 634 dari 3.711 orang kapal pesiar Diamond Princess kini terjangkit virus corona (COVID-19). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Terkait opsi evakuasi bagi kru kapal asal Indonesia di kapal Diamond Princess, Pemerintah Indonesia akan memberi keputusan Selasa 25 Februari.

"Rencananya Selasa pekan depan akan ada rapat untuk membahas pemulangan WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Proncess menggunakan apa," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Rancaekek, Jawa Barat.Selain melalui jalur laut dengan menggunakan KRI Dr Soeharso, pemerintah juga sedang mempertimbangkan pilihan alternatif evakuasi lainnya, seperti menggunakan pesawat terbang.

Hingga saat ini belum diputuskan pilihan mana yang akan diambil pemerintah dan kru kapal asal Indonesia masih terus menanti kabarnya.

"Oleh sebab itu, rencananya Selasa akan dirapatkan untuk memutuskan apakah menggunakan jalur laut atau udara," jelas Menhub.

ABC juga menemukan pihak otoritas kesehatan di Jepang saat itu tidak melakukan tes kepada semua orang di kapal pesiar.

Fasilitas pemerintah Jepang hanya dapat melakukan tes 300 sampel setiap harinya, sehingga akan sulit dengan total 3.600 orang yang berada di atas kapal.

Dua penumpang, berusia 80 tahun, meninggal akibat virus corona, seperti yang dilaporkan media Jepang NHK.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya