Ini Alasan Social Distancing Penting untuk Cegah Virus Corona COVID-19 Meluas

Mungkin sulit bagi sebagian orang, terutama anak-anak, untuk memahami mengapa kita tiba-tiba harus melakukan social distancing. Beberapa konten berikut membantu menjelaskannya.

diperbarui 17 Mar 2020, 16:49 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2020, 16:49 WIB
Potret social distancing di berbagai negara
Potret social distancing di berbagai negara. (Sumber: Twitter @jesicatedja)

Jakarta - Virus Corona COVID-19 telah menjadi pandemi. Beragam langkah dilakukan untuk mencegah agar penyebarannya tak kian meluas. Mulai dari social distancing hingga lockdown.

Mungkin sulit bagi sebagian orang, terutama anak-anak, untuk memahami mengapa kita tiba-tiba harus mengisolasikan diri. Beberapa konten daring membantu jelaskan mengapa social distancing ini sangatlah penting.

Mengutip DW Indonesia, Selasa (17/3/2020), isolasi diri tidak selalu berhubungan dengan rasa panik atau ketakutan, tetapi lebih merupakan tanggung jawab sosial yang harus ditanggapi dengan serius oleh semua orang.

Salah satu cara paling sederhana untuk mengilustrasikan ini adalah animasi yang dibuat oleh seniman Juan Delcan, yang menjadi viral di media sosial: Sederetan korek api saling menyinari, hingga salah satu dari mereka menyingkir untuk memecah efek domino.

"Kerjakan tugasmu dan berdiamlah di rumah. Hanya itu yang bisa kita lakukan,"  ujar Delcan.

Sementara Kota Wina di Austria membuat webvideo untuk anak-anak yang menjelaskan tentang Virus Corona COVID-19.

Pengguna Twitter Ama, yang menyebut dirinya sebagai doodler (pencoret) profesional, menggunakan serangkaian sketsa metafora gelas yang terlalu penuh untuk menggambarkan pentingnya untuk memiliki lebih sedikit orang yang terinfeksi, dalam sebulan, karena rumah sakit hanya dapat merawat sejumlah kecil pasien selama periode waktu itu.

Seminggu yang lalu, tindakan pencegahan utama yang direkomendasikan untuk semua orang adalah mencuci tangan. Sekarang, banyak negara telah meningkatkan langkah-langkah mereka untuk membatasi pergerakan populasi. Di luar tagar#FlattenTheCurve (datarkan kurva –Red) yang menjadi tren minggu lalu, kita semua harus melakukan upaya konkret untuk #StopTheSpread (hentikan penyebaran –Red).

Visualisasi oleh ahli mikrobiologi Selandia Baru ini, Dr. Siouxsie Wiles, membandingkan bagaimana "tidak ada respons kolektif" dibandingkan dengan "respons kolektif yang kuat," yang terakhir mengurangi jumlah kasus infeksi. Dia juga menambahkan grafik ketiga, menunjukkan bahwa respons kolektif jangka pendek tidak cukup.

Serangkaian simulasi yang dibuat oleh reporter data Washington Post Harry Stevens menunjukkan pentingnya menjaga social distancing atau jarak sosialisasi.

Yang pertama menunjukkan apa yang terjadi jika tidak ada yang dilakukan untuk menghentikan penyebaran, sedangkan yang kedua menggambarkan fakta, "Kita bisa mencoba menerapkan karantina paksa, tetapi akan sulit untuk dilakukan."

Saksikan juga Video Berikut Ini:

Jurus 7 Negara Cegah Virus Corona

Ilustrasi dunia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)
Ilustrasi dunia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Akibat Virus Corona COVID-19 yang telah jadi pandemi, sejumlah negara melakukan sejumlah langkah berupa penutupan akses serta pembatasan aktivitas bagi masyarakat di sebuah kota atau negara.

Akibatnya, banyak sekolah yang diliburkan, para pekerja melakukan aktivitas perkantoran dari rumah hingga pembentukan perbatasan baru di sejumlah negara.

Langkah ini diambil guna meminimalisir penyebaran Virus Corona COVID-19 yang semakin menakutkan. Akibatnya, kota menjadi sepi dan berkurangnya aktivitas warga.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (16/3/2020) berikut 7 negara yang melakukan sejumlah pembatasan akibat Virus Corona COVID-19:

Selengkapnya di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya