Liputan6.com, Jakarta - Akibat Virus Corona COVID-19 yang telah jadi pandemi, sejumlah negara melakukan sejumlah langkah berupa penutupan akses serta pembatasan aktivitas bagi masyarakat di sebuah kota atau negara.
Baca Juga
Advertisement
Akibatnya, banyak sekolah yang diliburkan, para pekerja melakukan aktivitas perkantoran dari rumah hingga pembentukan perbatasan baru di sejumlah negara.
Langkah ini diambil guna meminimalisir penyebaran Virus Corona COVID-19 yang semakin menakutkan. Akibatnya, kota menjadi sepi dan berkurangnya aktivitas warga.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (16/3/2020) berikut 7 negara yang melakukan sejumlah pembatasan akibat Virus Corona COVID-19:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Belanda
Semua sekolah, kafe, restoran, dan klub olahraga Belanda diperintahkan untuk tutup pada Minggu 15 Maret 2020 karena pemerintah berupaya mencegah penyebaran Virus Corona.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (16/3/2020) langkah itu muncul ketika jumlah infeksi Virus Corona yang dikonfirmasi di negara itu naik 176 menjadi 1.135, dengan 20 kematian, kata Institut Nasional untuk Kesehatan Masyarakat (RIVM).
Pemerintah meminta 17 juta penduduk negara itu untuk menjaga jarak ketika meninggalkan rumah. "Jangan mengunjungi pusat keramaian, itu tidak perlu," kata Slob.
Semua sauna, klub, sekolah olahraga dan kedai kopi juga diperintahkan untuk ditutup pada Minggu malam.
Rak kosong terlihat di supermarket di Amsterdam.Para pembeli menelusuri rak-rak yang hampir kosong di sebuah supermarket di Amsterdam, Belanda, ketika orang-orang menimbun makanan karena wabah Virus Corona.
Â
Advertisement
2. New York - Amerika Serikat
Wali Kota New York City Bill de Blasio pada Minggu, 15 Maret 2020 mengumumkan penutupan sekolah dan aktivitas belajar. Hal ini dilakukan sebagai langkah yang bertujuan untuk mengantisipasi penyebaran pandemi Virus Corona COVID-19.
"Dengan menyesal saya mengumumkan bahwa mulai besok sekolah-sekolah umum akan kami tutup," de Blasio mengatakan pada konferensi pers, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (16/3/2020).
Sebenarnya, Wali Kota New York City menentang penutupan, takut dampak pada ekonomi dan layanan publik menjadi terbengkalai.
Namun, tekanan pada wali kota terus meningkat, datang dari orangtua, pendidik, dan pejabat rumah sakit setempat.
Jumlah kasus Virus Corona COVID-19 yang dikonfirmasi di kota berpenduduk 8,5 juta ini terus meningkat, melewati 300 orang pada hari Minggu kemarin.
Â
3. Jerman
Akibat penyebaran Virus Corona COVID-19, otoritas di Jerman membentuk perbatasan baru di lima negara yang bisa menjadi pintu masuk para pelancong dunia.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (13/3/2020) menurut Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer perbatasan yang baru saja dibentuk itu berbatasan dengan Prancis, Austria, Swiss, Luxemburg dan Denmark.
Langkah-langkah ini akan mulai berlaku pada pukul 08:00 (0700 GMT) Senin, 16 Maret dengan barang dan penumpang lintas batas dikecualikan.
Orang-orang "tanpa alasan penting untuk bepergian" dan mereka yang dicurigai terinfeksi virus tidak akan diizinkan untuk melintasi perbatasan.
Seehofer menekankan kontrol baru akan bersifat sementara, dan akan dinilai kembali "dari waktu ke waktu".
Keputusan itu diambil setelah Robert Koch Institute, yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di Jerman, telah menyatakan bahwa wilayah perbatasan Prancis Alsace-Lorraine sebagai daerah berisiko menjadi penyebaran Virus Corona.
4. Jakarta - Indonesia
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum akan mengambil opsi untuk meliburkan sekolah di Jakarta untuk mencegah penularan Covid-19 meluas.
"Untuk itu belum (libur)," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Jumat 13 Maret 2020 malam seperti dilansir Antara.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (14/3/2020), Anies mengatakan, pemerintah juga belum bisa menentukan jadi atau tidaknya pelaksanaan ujian nasional (UN/UNBK) selama Covid-19 sedang ditangani.
Namun, Anies meminta siswa yang tidak ikut UN tingkat SMA dan sederajat pada 30 Maret-2 April 2020, tidak bepergian. Ini juga untuk mencegah penularan Covid-19.
"Selama siswa kelas XII ujian, siswa Kelas X dan XI diminta tidak bepergian dan tetap berada di rumah. Yang penting justru pada mereka yang tidak ikut UN untuk tinggal di rumah. Jangan keluyuran karena ada potensi tertular," ujar Anies.
Â
Advertisement
5. Filipina
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kamis (12/3/2020) mengumumkan lockdown. Melakukan penuntupan akses masuk ke negara itu, dengan penghentian perjalanan darat, laut dan udara domestik ke dan dari Manila.
Mengutip The Star, selain itu juga diberitahukan tindakan karantina masyarakat, dalam apa yang disebutnya lockdown ibu kota untuk menangkap penyebaran Virus Corona COVID-19.
Duterte menyetujui resolusi untuk memungkinkan langkah-langkah mencegah Virus Corona COVID-19 meluas. Termasuk larangan pertemuan massal, satu bulan penutupan sekolah dan karantina di masyarakat di mana kasus terdeteksi, selain menghentikan perjalanan domestik masuk dan keluar dari Manila.
Aturan ini mengikuti konfirmasi pada hari Sabtu 7 Maret, tentang penularan virus domestik pertama Filipina yang telah menewaskan dua orang di sana dan menginfeksi 53.
Per Kamis ini, kasus Virus Corona COVID-19 di Filipina mencapai 52. Dengan kematian 2 jiwa.
Â
6. Italia
Pemerintah Italia memutuskan untuk lockdown atau menutup akses seantero Negeri Menara Pisa. Tujuannya untuk mencegah sebaran Virus Corona COVID-19 meluas. Kebijakan ini berlangsung mulai 10 Maret hingga 3 April, usai diumumkan Perdana Menteri Giuseppe Conte pada Senin, 9 Maret sore waktu setempat.
Sekitar 60 juta penduduk Italia pun terisolasi. Semua restoran dan kafe wajib tutup pada sore hari. Sekolah dan universitas juga diliburkan. Bahkan, Liga Sepak Bola Italia berhenti.
Untuk mempromosikan kebijakan ini, pemerintah Italia mengeluarkan slogan 'Saya Tetap di Rumah'. "Kebiasaan kita perlu diubah," ujar Conte. "Mereka sekarang diubah," katanya.
Selain diminta tetap di rumah, orang-orang di Italia diharuskan menjaga jarak minimal 1 meter.
Â
Advertisement
7. Wuhan - China
Wuhan bisa dikatakan sebagai kota pertama di dunia yang melakukan lockdown, lantaran Virus Corona COVID-19. Berdasarkan kesaksian mahasiswi S2 Indonesia dari Aceh, Siti Mawaddah, masyarakat di Wuhan tak dibolehkan pergi ke tempat ramai. Karena Virus Corona COVID-19 bisa menular lewat kontak fisik.
Toko-toko memilih tutup. Akses menuju kereta Metro di Wuhan juga mati. Bus pun sulit dicari. Kendaraan pribadi dan taksi menjadi pilihan transportasi di kota itu, sebelum akhirnya juga dilarang.
Pesta kembang api yang biasanya memeriahkan tahun baru China, tak dibolehkan pemerintah untuk digelar. Membuat Imlek di Wuhan berakhir tanpa perayaan.