Liputan6.com, Beijing - Libur hari Buruh Internasional akan segera tiba. Masih dalam situasi pandemi yang melanda dunia, penduduk China kebanyakan memilih untuk mengisi liburan di rumah.
Liburan selama lima hari di Hari Buruh Internasional dari 1 Mei dipandang sebagai ujian bagi industri pariwisata, salah satu sektor yang paling terpukul oleh Virus Corona, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (29/4/2020).
Operator perjalanan Trip.com memperkirakan sekitar 90 juta orang akan pergi berlibur untuk liburan May Day.
Advertisement
Baca Juga
90 juta bukanlah angka yang angka yang sedikit. Namun, mengingat populasi orang di China sangat banyak maka angka 90 juta ini masih sedikit.
Sebab, tahun lalu di liburan May Day jumlahnya bisa dua kali lipat dari angka ini.
Tetapi hotel dan operator perjalanan besar mengatakan mereka optimis tentang angka presale, dengan Marriott International mengatakan banyak perusahaan mempromosikan "staycations".
"Sangat menggembirakan melihat tanda-tanda pemulihan setelah musim dingin yang panjang dan dingin," kata Jolyon Bulley, kepala eksekutif InterContinental Hotels Group Greater China, yang mengatakan bahwa pemesanan di May Day menunjukkan beberapa tanda positif.
Banyak orang berencana untuk mengunjungi tempat-tempat di provinsi asal atau kota-kota terdekat, kata Trip.com, mengutip penjualan tiket.
Harga untuk rute populer seperti Beijing ke Sanya, di pulau liburan selatan Hainan, telah dipotong hingga 90 persen, dengan pemesanan rata-rata turun 30 persen, menurut platform pemesanan perjalanan Alibaba Group, Fliggy.
Di pusat keuangan Shanghai, China Marriott menawarkan kepada tamu paket 2.202 yuan (US$ 310) yang mencakup menginap satu malam di W Hotel kelas atas, makan malam koktail dan tapas, serta perawatan spa.
Simak video pilihan berikut:
Liburan Jarak Dekat Jadi Pilihan
Jiang Qin, seorang pekerja kantor Beijing berusia 38 tahun, mengatakan dia akan pergi tetapi tidak terlalu jauh.
Dia bermaksud membawa putrinya yang berusia dua tahun ke kota terdekat Tianjin, setelah membatalkan rencana untuk pergi ke Hainan karena persyaratan karantina di Beijing.
"Tianjin bukan alternatif terbaik, tapi saya hanya ingin bepergian. Di mana saja lebih baik daripada di rumah," katanya.
Namun, eksekutif industri memperingatkan bahwa terlalu dini untuk mengatakan seberapa kuat pemulihan dalam perjalanan liburan akan dikhawatirkan tentang gelombang kedua Virus Corona.
Perjalanan internasional masih menjadi pertanyaan bagi sebagian besar, karena pembatasan yang diberlakukan oleh negara lain.
Advertisement