Liputan6.com, Jakarta- Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, mengatakan bahwa insiden baku tembak antara Korea Utara dan Korea Selatan adalah akibat tidak sengaja. Berita mengenai pernyataan Menlu Mike Pompeo tersebut menjadi berita yang paling disorot di kanal Global Liputan6.com hari ini.
Berita populer lainnya adalah studi di Inggris yang menguak keterkaitan Vitamin D dengan kematian karena Virus Corona COVID-19.Â
Berita yang jadi sorotan lainnya adalah 8 Potret warga dunia yang mengenakan masker saat pandemi Flu Spanyol seabad lalu.Â
Advertisement
Dalam berita tersebut, dikatakan flu Spanyol pada 1918 telah dianggap sebagai pandemi paling mematikan dalam sejarah dunia, jauh sebelum Virus Corona jenis baru muncul.Â
Berikut ini artikel terpopuler kanal Global dalam Top 3 Global Liputan6.com edisi Selasa, (5/5/2020):
Saksikan Video Berikut Ini:
1. Menlu AS Yakin Korut Tak Sengaja Tembak Korsel, PBB Akan Investigasi
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, angkat suara terkait insiden baku tembak antara Korea Utara dan Korea Selatan adalah akibat tidak sengaja. Pompeo juga mengkonfirmasi tak ada korban jiwa dalam insiden itu.Â
Peristiwa terjadi pada hari Minggu 4 Mei pagi. Tembakan berasal dari Korea Utara di zona demiliterisasi (DMZ) yang menjadi garis batas antara dua Korea.Â
"Kami berpikir kejadian itu tidak sengaja. Korea Selatan memang memberikan tembakan balas, tetapi sejauh yang kami ketahui, tidak ada hilangnya nyawa pada kedua belah pihak," ujar Pompeo pada ABC This Week, seperti dikutip Senin (5/4/2020).Â
Advertisement
2. Studi di Inggris Menguak Kaitan Vitamin D Dengan Kematian Karena Corona COVID-19
Penelitian terbaru menguak vitamin yang umumnya diproduksi sel kulit terpapar sinar matahari mungkin dapat berperan dalam mencegah kematian akibat Virus Corona COVID-19 (SARS-CoV-2).
Hasil awal dari studi oleh para ilmuwan dari Queen Elizabeth Hospital Foundation Trust dan Universitas East Anglia mengaitkan tingkat rendah hormon vitamin D dengan tingkat kematian karena Virus Corona COVID-19 di seluruh Eropa.
Para peneliti menggali melalui literatur kesehatan mengenai tingkat rata-rata vitamin D di antara 20 warga negara Eropa, dan kemudian membandingkan angka-angka tersebut dengan jumlah relatif kematian karena Virus Corona itu di setiap negara.Â
3. 8 Potret Warga Dunia Pakai Masker Saat Pandemi Flu Spanyol Seabad Lalu
Virus Corona COVID-19 bukan lah pandemi yang paling mematikan di dunia. Jauh sebelum Virus Corona jenis baru menjangkit 3,5 juta orang di dunia, flu Spanyol pada 1918 telah dianggap sebagai pandemi paling mematikan dalam sejarah dunia.
Jenis influenza ini menyebar dengan cepat dan membunuh tanpa pandang bulu. Orang-orang muda, tua, sakit, dan sehat semuanya terinfeksi, dan sekitar 10% dari total pasien, meninggal dunia.Â
Perkiraan bervariasi pada jumlah pasti kematian yang disebabkan penyakit ini, tetapi diperkirakan telah menginfeksi sepertiga populasi dunia dan menewaskan sedikitnya 50 juta orang, menjadikannya pandemi paling mematikan dalam sejarah modern. Meskipun pada saat itu mendapat julukan "flu Spanyol," virus itu belum tentu berasal dari Spanyol.Â
Advertisement