Top 3: Investigasi Soal Korut Tembaki Korsel-Bermasker di Pandemi Seabad Lalu Populer

Berita tentang Menlu AS yang yakin bahwa Korea Utara tidak sengaja tembak Korea Selatan di DMZ dan PBB akan menginvestigasi menjadi sorotan di Top 3 kanal Global Liputan6.com.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 05 Mei 2020, 10:38 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2020, 09:31 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo (AP Photo/Jacquelyn Martin, File)

Liputan6.com, Jakarta- Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, mengatakan bahwa insiden baku tembak antara Korea Utara dan Korea Selatan adalah akibat tidak sengaja. Berita mengenai pernyataan Menlu Mike Pompeo tersebut menjadi berita yang paling disorot di kanal Global Liputan6.com hari ini.

Berita populer lainnya adalah studi di Inggris yang menguak keterkaitan Vitamin D dengan kematian karena Virus Corona COVID-19. 

Berita yang jadi sorotan lainnya adalah 8 Potret warga dunia yang mengenakan masker saat pandemi Flu Spanyol seabad lalu. 

Dalam berita tersebut, dikatakan flu Spanyol pada 1918 telah dianggap sebagai pandemi paling mematikan dalam sejarah dunia, jauh sebelum Virus Corona jenis baru muncul. 

Berikut ini artikel terpopuler kanal Global dalam Top 3 Global Liputan6.com edisi Selasa, (5/5/2020):

Saksikan Video Berikut Ini:

1. Menlu AS Yakin Korut Tak Sengaja Tembak Korsel, PBB Akan Investigasi

Menlu AS Mike Pompeo di briefing Gedung Putih terkait Virus Corona (COVID-19).
Menlu AS Mike Pompeo di briefing Gedung Putih terkait Virus Corona (COVID-19). Dok: Gedung Putih

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, angkat suara terkait insiden baku tembak antara Korea Utara dan Korea Selatan adalah akibat tidak sengaja. Pompeo juga mengkonfirmasi tak ada korban jiwa dalam insiden itu. 

Peristiwa terjadi pada hari Minggu 4 Mei pagi. Tembakan berasal dari Korea Utara di zona demiliterisasi (DMZ) yang menjadi garis batas antara dua Korea. 

"Kami berpikir kejadian itu tidak sengaja. Korea Selatan memang memberikan tembakan balas, tetapi sejauh yang kami ketahui, tidak ada hilangnya nyawa pada kedua belah pihak," ujar Pompeo pada ABC This Week, seperti dikutip Senin (5/4/2020). 

Baca selengkapnya...

2. Studi di Inggris Menguak Kaitan Vitamin D Dengan Kematian Karena Corona COVID-19

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi laboratorium di Layanan Infeksi Nasional Inggris Kesehatan Masyarakat, setelah lebih dari 10 pasien Virus Corona diidentifikasi di Inggris, di Colindale, London utara, Minggu, 1 Maret 2020
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi laboratorium di Layanan Infeksi Nasional Inggris Kesehatan Masyarakat, setelah lebih dari 10 pasien Virus Corona diidentifikasi di Inggris, di Colindale, London utara, Minggu, 1 Maret 2020. (Henry Nicholls / Pool Foto via AP)

Penelitian terbaru menguak vitamin yang umumnya diproduksi sel kulit terpapar sinar matahari mungkin dapat berperan dalam mencegah kematian akibat Virus Corona COVID-19 (SARS-CoV-2).

Hasil awal dari studi oleh para ilmuwan dari Queen Elizabeth Hospital Foundation Trust dan Universitas East Anglia mengaitkan tingkat rendah hormon vitamin D dengan tingkat kematian karena Virus Corona COVID-19 di seluruh Eropa.

Para peneliti menggali melalui literatur kesehatan mengenai tingkat rata-rata vitamin D di antara 20 warga negara Eropa, dan kemudian membandingkan angka-angka tersebut dengan jumlah relatif kematian karena Virus Corona itu di setiap negara. 

Baca selengkapnya...

3. 8 Potret Warga Dunia Pakai Masker Saat Pandemi Flu Spanyol Seabad Lalu

Rumah sakit darurat selama pandemi flu Spanyol, Camp Funston, Kansas, 1918.(foto: Arsip Sejarah Otis, Museum Nasional Kesehatan dan Kedokteran)
Rumah sakit darurat selama pandemi flu Spanyol, Camp Funston, Kansas, 1918.(foto: Arsip Sejarah Otis, Museum Nasional Kesehatan dan Kedokteran)

Virus Corona COVID-19 bukan lah pandemi yang paling mematikan di dunia. Jauh sebelum Virus Corona jenis baru menjangkit 3,5 juta orang di dunia, flu Spanyol pada 1918 telah dianggap sebagai pandemi paling mematikan dalam sejarah dunia.

Jenis influenza ini menyebar dengan cepat dan membunuh tanpa pandang bulu. Orang-orang muda, tua, sakit, dan sehat semuanya terinfeksi, dan sekitar 10% dari total pasien, meninggal dunia. 

Perkiraan bervariasi pada jumlah pasti kematian yang disebabkan penyakit ini, tetapi diperkirakan telah menginfeksi sepertiga populasi dunia dan menewaskan sedikitnya 50 juta orang, menjadikannya pandemi paling mematikan dalam sejarah modern. Meskipun pada saat itu mendapat julukan "flu Spanyol," virus itu belum tentu berasal dari Spanyol. 

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya