Studi di Inggris Menguak Kaitan Vitamin D Dengan Kematian Karena Corona COVID-19

Hasil awal studi di Inggris mengaitkan tingkat rendah hormon vitamin D dengan tingkat kematian karena Virus Corona COVID-19 di seluruh Eropa.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Mei 2020, 23:33 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2020, 20:10 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi laboratorium di Layanan Infeksi Nasional Inggris Kesehatan Masyarakat, setelah lebih dari 10 pasien Virus Corona diidentifikasi di Inggris, di Colindale, London utara, Minggu, 1 Maret 2020
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengunjungi laboratorium di Layanan Infeksi Nasional Inggris Kesehatan Masyarakat, setelah lebih dari 10 pasien Virus Corona diidentifikasi di Inggris, di Colindale, London utara, Minggu, 1 Maret 2020. (Henry Nicholls / Pool Foto via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Penelitian terbaru menguak vitamin yang umumnya diproduksi sel kulit terpapar sinar matahari mungkin dapat berperan dalam mencegah kematian akibat Virus Corona COVID-19 (SARS-CoV-2).

Hasil awal dari studi oleh para ilmuwan dari Queen Elizabeth Hospital Foundation Trust dan Universitas East Anglia mengaitkan tingkat rendah hormon vitamin D dengan tingkat kematian karena Virus Corona COVID-19 di seluruh Eropa.

Para peneliti menggali melalui literatur kesehatan mengenai tingkat rata-rata vitamin D di antara 20 warga negara Eropa, dan kemudian membandingkan angka-angka tersebut dengan jumlah relatif kematian karena virus Corona itu di setiap negara.

Sebuah uji statistik sederhana menunjukkan ada korelasi yang cukup meyakinkan di antara angka-angka tersebut.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Rendah Vitamin D, Tinggi Kematian

Banner Rapid Test, Tes Massal Virus Corona Covid-19
Banner Rapid Test, Tes Massal Virus Corona Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Populasi dengan konsentrasi vitamin D yang lebih rendah dari rata-rata juga menampilkan kematian yang lebih banyak akibat SARS-CoV-2.

"Kelompok populasi yang paling rentan untuk Virus Corona COVID-19 juga merupakan kelompok yang paling kekurangan vitamin D," menurut para peneliti menyimpulkan dalam laporan awal mereka, seperti dikutip dari Science Alert, Senin, (4/5/2020).

 

Kadar Vitamin dapat Mengurangi Infeksi Pernapasan

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang sehat dapat mengurangi risiko infeksi pernapasan seperti influenza dan tuberkulosis, serta asma masa kanak-kanak.

Vitamin D adalah senyawa yang larut dalam lemak yang didapatkan dari makanan seperti jamur atau ikan, atau diproduksi di kulit ketika suatu bentuk kolesterol bereaksi terhadap sinar UV.

 

Peran Vitamin D

Banner Infografis Cara China hingga Vietnam Tangani Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis Cara China hingga Vietnam Tangani Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)

Vitamin ini, umumnya dikenal karena perannya dalam menjaga kadar kalsium di tulang, apabila kekurangan hal ini dapat menyebabkan kelainan bentuk tulang seperti rakhitis serta peningkatan risiko degenerasi kondisi tulang belakang seperti osteoporosis.

Walaupun terdapat penelitian yang menyatakan vitamin tunggal yang tersedia secara umum mungkin membuat perbedaan antara hidup dan mati, tetap diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memberi tahu bagaimana dan mengapa pola ini ada agar kita dapat menyeimbangkan risiko yang datang akibat suplemen vitamin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya