11-5-1987: Barbie si Jagal dari Lyon Didakwa Atas Kejahatan Perang Nazi

Sebagai kepala polisi rahasia Nazi Jerman di Lyon, Barbie mengirim 7.500 orang Yahudi Prancis dan Perlawanan Prancis (French Resistance) ke kamp konsentrasi.

oleh Hariz Barak diperbarui 11 Mei 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2020, 06:00 WIB
Penjaga Kamp Nazi Didakwa Membantu Bunuh 300 Ribu Orang Yahudi
Ilustrasi situasi di Kamp Auschwitz Nazi (Remember.org)

Liputan6.com, Lyon - Hari ini, 33 tahun yang lalu, Klaus Barbie, mantan kepala Gestapo Nazi dari Lyon yang diduduki Jerman, Prancis pada era Perang Dunia II, diadili di Lyon lebih dari empat dekade setelah berakhirnya pertempuran. Dia didakwa dengan 177 kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sebagai kepala polisi rahasia Nazi Jerman di Lyon, Barbie mengirim 7.500 orang Yahudi Prancis dan Perlawanan Prancis (French Resistance) ke kamp konsentrasi, dan mengeksekusi sekitar 4.000 lainnya, demikian seperti dikutip dari History.com, Senin (11/5/2020).

Di antara kekejaman lainnya, Barbie secara pribadi menyiksa dan mengeksekusi banyak tahanannya. Pada 1943, ia menangkap Jean Moulin, pemimpin Perlawanan Prancis, dan secara perlahan dipukuli sampai mati.

Pada tahun 1944, Barbie mengumpulkan 44 anak-anak muda Yahudi dan tujuh guru mereka bersembunyi di sebuah asrama di Izieu dan mendeportasi mereka ke kamp pemusnahan Auschwitz. Dari 51, hanya satu guru yang selamat.

Pada bulan Agustus 1944, ketika Jerman bersiap untuk mundur dari Lyon, ia mengatur satu kereta deportasi terakhir yang membawa ratusan orang ke kamp kematian.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Pelarian Barbie, Menjadi Agen AS

Klaus Barbie lahir pada 25 Oktober 1913 dan meninggal pada 25 September 1991 semasa menjalani hukuman penjara seumur hidup
Klaus Barbie lahir pada 25 Oktober 1913 dan meninggal pada 25 September 1991 semasa menjalani hukuman penjara seumur hidup (Wikimedia)

Barbie kembali ke Jerman, dan pada akhir perang membakar tato identitas Schutzstaffel (SS)-nya dan mengambil identitas baru. Dengan mantan perwira SS, ia terlibat dalam kegiatan anti-komunis bawah tanah dan pada Juni 1947 menyerahkan diri ke Korps Kontra Intelijen AS (CIC), setelah Amerika menawarkan kepadanya uang dan perlindungan sebagai imbalan atas layanan intelijennya.

Barbie bekerja sebagai agen AS di Jerman selama dua tahun, dan Amerika melindunginya dari jaksa Prancis yang berusaha melacaknya. Pada tahun 1949, Barbie dan keluarganya diselundupkan oleh orang Amerika ke Amerika Selatan.

Dengan asumsi nama Klaus Altmann, Barbie menetap di Bolivia dan melanjutkan pekerjaannya sebagai agen AS. Dia menjadi pengusaha yang sukses dan menjadi penasihat rezim militer Bolivia.


Mendalangi Pembentukan Kamp Internir di Bolivia

20170124-Museum-Perang-Dunia-II-Polandia-AP
Pengunjung melintas dilorong bergambarkan bendera Nazi dan Soivet di Museum Perang Dunia 2 di Gdansk, Polandia, 23/1). Museum ini satu-satunya yang merekam sejarah Polandia saat Perang Dunia II. (AP/Czarek Sokolowski)

Pada tahun 1971, diktator penindas Hugo Banzer Suarez berkuasa di Bolivia, dan Barbie membantunya mendirikan kamp-kamp interniran brutal bagi banyak lawan politiknya. Selama 32 tahun di Bolivia, Barbie juga menjabat sebagai petugas di polisi rahasia Bolivia, berpartisipasi dalam skema pengedaran narkoba, dan mendirikan regu kematian kanan.

Dia secara teratur melakukan perjalanan ke Eropa, dan bahkan mengunjungi Prancis, di mana dia diadili secara in absentia pada tahun 1952 dan 1954 karena kejahatan perangnya dan dijatuhi hukuman mati.

Pada tahun 1972, pemburu Nazi Serge Klarsfeld dan Beatte Kunzel menemukan keberadaan Barbie di Bolivia, tetapi Banzer Suarez menolak untuk mengekstradisi dia ke Prancis.

Namun semua berubah pada awal 1980-an ketika rezim liberal Bolivia berkuasa dan setuju untuk mengekstradisi Barbie dengan imbalan bantuan Prancis. Pada 19 Januari 1983, Barbie ditangkap, dan pada 7 Februari dia tiba di Prancis. Karena undang-undang pembatasan telah berakhir pada hukuman in-absentia dari tahun 1950-an; maka dia harus diadili lagi. Pemerintah AS secara resmi meminta maaf kepada Prancis atas tindakannya dalam kasus Barbie akhir tahun itu.

Perselisihan hukum, terutama antara kelompok yang mewakili korbannya, menunda persidangannya selama empat tahun. Akhirnya, pada 11 Mei 1987, "Si Jagal dari Lyon," sebagaimana ia dikenal di Prancis, diadili atas kejahatannya terhadap kemanusiaan.

Dalam drama ruang sidang yang tak terbayangkan empat dekade sebelumnya, Barbie dibela oleh tiga pengacara minoritas --seorang Asia, Afrika, dan Arab-- yang membuat kasus dramatis bahwa Prancis dan Yahudi bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan seperti Barbie atau Nazi lainnya. Pengacara Barbie tampaknya lebih berniat untuk mengadili Prancis dan Israel daripada membuktikan bahwa klien mereka tidak bersalah, dan pada 4 Juli 1987, ia dinyatakan bersalah.

Atas kejahatannya, Barbie yang berusia 73 tahun dihukum untuk menghabiskan sisa hidupnya di penjara, hukuman tertinggi Prancis. Dia meninggal karena kanker di rumah sakit penjara pada tahun 1991.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya