Liputan6.com, Jakarta- Menteri Penerbangan Pakistan, Ghulam Sarwar Khan, mengatakan bahwa pilot pesawat Pakistan yang jatuh bulan lalu di Karachi sibuk membicarakan soal Virus Corona COVID-19. Keduanya berulang kali mengabaikan petunjuk dari pihak pengawas lalu lintas udara sebelum kapal terbang mereka jatuh.
Menurut laporan awal mengenai kecelakaan tersebut, seperti dikutip dari New York Times, Kamis (25/6/2020), peringatan otomatis di kokpit juga diabaikan oleh pilot maskapai Pakistan International Airlines itu, dan gagal menurunkan roda pendaratan, hingga menyebabkan mesin pesawat menabrak landasan.
Pihak pengawas lalu lintas udara juga telah tiga kali memperingatkan pesawat akibat terbang terlalu tinggi pada pendekatannya ke landasan pacu di bandara Karachi, dan mengarahkannya untuk tidak mendarat, menurut Khan.Â
Advertisement
"Tapi pilot mengabaikan peringatan ini," kata Khan.Â
Khan mengungkapkan, pilot dari pesawat komersil itu, Kapten Sajjad Gul, sangat berpengalaman dalam bidangnya dan tidak ada kesalahan teknis dengan pesawat yang dilaporkan oleh pilot selama penerbangan.
"Pilot sedang mendiskusikan Virus Corona COVID-19 selama penerbangan," ujarnya, lalu menyebutkan, "Mereka tidak fokus."
"Ketika menara kendali memberi tahu pilot tentang ketinggian berbahaya pesawat, pilot mengatakan 'Saya akan mengaturnya' dan pilot mulai membahas Virus Corona lagi," tambah Khan, dalam suatu pertemuan di Majelis Nasional di Islamabad.Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Kronologi Sebelum Kecelakaan
Menurut laporan awal pemerintah tentang kecelakaan yang terjadi pada 22 Mei 2020, pengawas lalu lintas udara disebutkan telah memperingatkan pilot tentang "ketinggian yang berlebihan" ketika pesawat itu siap mendarat. "Tetapi pendekatan pendaratan tidak dihentikan".Â
Menteri Penerbangan Pakistan, Ghulam Sarwar Khan mengatakan pesawat berada sepuluh Nautical Mile atau sekitar 18.52 km dari landasan pacu. Ketika pesawat seharusnya berada di ketinggian 2.500 kaki, tapi posisinya berada di 7.200.Â
Laporan itu juga mengungkapkan bahwa roda pendaratan pesawat tidak turun pada saat pendaratan dilakukan.Â
"Pesawat menyentuh permukaan landasan pada bagian mesin terlebih dahulu," dan "awak pesawat menerapkan reverse engine power dan memulai tindakan pengereman. Kedua mesin menggesek landasan di berbagai lokasi, menyebabkan kerusakan pada keduanya," kata laporan tersebut.Â
Pilot dilaporkan sempat mencoba membuat pesawat itu kembali ke udara untuk melakukan "go-around." Tetapi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada kedua mesin, menyebabkan mereka gagal melakukannya.
"Pesawat menyentuh permukaan landasan di mesinnya," katanya. "Awak pesawat menerapkan tenaga mesin terbalik dan memulai tindakan pengereman. Kedua mesin menggosok landasan di berbagai lokasi, menyebabkan kerusakan pada keduanya."
Advertisement
Tanggapan Pemerintah Pakistan
Kecelakaan pesawat komersil di Pakistan tersebut telah menewaskan 98 orang. Hanya 2 penumpang yang selamat, sementara 4 orang lainnya yang berada di daratan terluka dan satu di antaranya kemudian meninggal.
Dalam penerbangan rute dari kota wilayah timur Lahore ke Karachi pada 22 Mei, pesawat itu membawa perwira militer, eksekutif dan bankir, ketika menabrak area perumahan.
Penerbangan pada bulan Mei tersebut dilaporkan membawa banyak penumpang menuju ke kota tersebut untuk pulang bertemu keluarga mereka dalam merayakan liburan Idul Fitri.
Karena terjadinya kecelakaan itu, memicu perhatian yang tertuju pada keadaan suram urusan dalam Maskapai Pakistan International Airlines.Â
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, juga menuntut penyelidikan segera, setelah terjadinya kecelakaan tersebut.Â
Selain itu, akibat kecelakaan yang menyebabkan rusaknya 29 rumah warga, pemerintah akan memberikan kompensasi kepada warga atas kerugian mereka, kata Menteri Penerbangan Ghulam Sarwar Khan.Â
Menteri penerbangan juga menyajikan statistik yang mengkhawatirkan tentang penerbangan Pakistan, di mana statistik itu menujukkan bahwa 40 persen pilot di negara tersebut terbang dengan lisensi palsu.