Ratusan Gajah Afrika Mati di Botswana, Diduga Karena Corona COVID-19

Dalam tiga bulan terakhir, lebih dari 360 ekor gajah Afrika mati dalam keadaan misterius di Botswana, ungkap oleh ahli konservasi setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2020, 12:04 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2020, 12:04 WIB
Gajah Puan Pandan Wangi mati di PLG Minas karena mengalami infeksi pencernaan.
Gajah Puan Pandan Wangi mati di PLG Minas karena mengalami infeksi pencernaan. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau/M Syukur)

Liputan6.com, Botswana - Dalam tiga bulan terakhir, lebih dari 360 ekor gajah mati dalam keadaan misterius di Botswana. Hal itu diungkapkan ahli konservasi setempat.

Niall McCann, direktur konservasi di National Park Rescue Inggris mengatakan, "Beberapa bangkai ditemukan berkerumun di sekitar lubang air, sementara yang lain tampaknya telah mati dengan keadaan tersungkur."

Penjaga mengungkapkan, sampai saat ini gajah yang masih hidup secara fisik lemah dan satu berjalan berputar-putar tidak dapat mengendalikan arah. Sedangkan spesies lainnya yang berada di situ tampaknya tak terpengaruh dengan kondisi gajah-gajah tersebut.

Saat ini, Pemerintah Botswana sedang menguji sampel dari gajah yang mati, tetapi belum bisa menentukan penyebab kematian. McCann menjelaskan, data perihal jumlah kematian yang tak wajar dari gajah-gajah tersebut telah dicatat sejak awal Mei.

"Ini sangat mengerikan, kita perlu tahu apa yang sedang terjadi," katanya, seraya menambahkan, dia tidak dapat mengingat kapan terakhir kali masalah seperti ini terjadi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Diduga karena COVID-19

Botswana
Botswana (Liputan6/AFP)

Botswana adalah rumah bagi 130.000 gajah Afrika, lebih banyak dari negara mana pun di benua ini. "Delta Okavango, tempat bangkai ditemukan, adalah rumah bagi sekitar 10% gajah di negara ini," jelas McCann.

Tahun lalu, Botswana membatalkan larangan berburu gajah yang telah diberlakukan sejak tahun 2014. Hal ini tentu saja memicu kemarahan internasional. McCann mengatakan perburuan tidak lagi bisa dihiraukan saat ini, meskipun gadingnya masih ada di gajah.

"800 dari mereka tergeletak di sekitar sebagai magnet bagi para penjahat," tambahnya. McCann mengatakan ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan kematian gajah gajah tersebut, mungkin saja karena parasit atau bahkan COVID-19.

"Apa yang ingin saya tekankan adalah bahwa ini bisa berpotensi menjadi krisis kesehatan masyarakat," ujarnya. McCann juga menambahkan bahwa apa pun penyebabnya, penting untuk menyelesaikannya karena secara global jumlah kematian gajah gajah tersebut sangat signifikan.

Sensus Gajah Besar pertama, survei pan-Afrika yang dilakukan pada 2016, mengungkapkan hanya dalam tujuh tahun (2007-2014) jumlah gajah anjlok setidaknya 30%, atau 144.000. Maka dari itu, dalam Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature), Gajah Afrika diklasifikasikan sebagai hewan yang rentan.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya