Dubes Lebanon Minta Polisi Pantau Keamanan WNI Usai Ledakan di Beirut

Sempat ada 1 WNI yang terluka akibat peristiwa ledakan di Beirut Lebanon.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Agu 2020, 13:55 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2020, 12:50 WIB
Pandangan Udara dari Pelabuhan Beirut Usai Ledakan
Dalam gambar drone ini, silo yang hancur berada di antara puing-puing setelah ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020). Ledakan di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warganya. (AP Photo/Hussein Malla)

Liputan6.com, Beirut - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beirut bekerja sama dengan polisi untuk memantau keamanan WNI usai peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon. Ini dilakukan agar KBRI bisa langsung mendapat info jika ada sesuatu yang terjadi pada WNI.

"KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI," ujar Duta Besar Republik Indonesia di Lebanon, Hajriyanto Y. Thohari, kepada Liputan6.com, Rabu (5/8/2020).

Seorang WNI bernama Ni Nengah Erawati dilaporkan terkena dampak ledakan Beirut, Lebanon. Kondisinya kini sudah aman dan kembali ke apartemennya. 

"Kami sudah video call dengan yang bersangkutan, dan beliau kondisinya stabil, bisa berbicara, dan jalan. Luka sudah dijahit oleh dokter," ujar Dubes Hajriyanto. 

Ia juga berkata KRI Sulthan Hasanuddin 366 (Kontingen Garuda Satgas MTF dalam UNIFIL) terkonfirmasi aman karena sedang berlayar di Mersin, Turki.

KBRI mengandalkan grup WhatsApp untuk mengkoordinasikan para WNI di Beirut. Dubes Hajriyanto meminta WNI untuk langsung melapor jika menghadapi situasi yang tak aman. 

Sejauh ini, Dubes berkata semua WNI baik-baik saja. 

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab berkata ledakan Beirut, Lebanon, terjadi di gudang penyimpanan. Ada sebanyak 2.750 ton amonium nitrat di lokasi tersebut. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Ledakan di Beirut Lebanon, PM Hassan Diab Harapkan Bantuan Dunia

Pandangan Udara dari Pelabuhan Beirut Usai Ledakan
Gambar drone memperlihatkan tempat ledakan yang mengguncang pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020). Ledakan dahsyat yang terjadi pada Selasa, 4 Agustus 2020, tersebut sejauh ini menewaskan 78 orang dan dan lebih dari 4.000 lainnya terluka. (AP Photo/Hussein Malla)

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengirimkan rasa duka citanya atas tragedi ledakan di Beirut, Lebanon. Ia menyebut insiden ini sebagai bencana di negaranya.

"Hari ini adalah hari yang sangat sedih dan menyakitkan. Beirut berduka. Lebanon sedang menghadapi bencana. Ya. Ini adalah bencana nasional besar," ujar PM Diab dalam pidatonya seperti dilansir National News Agency, Rabu (5/8/2020). 

Korban dari ledakan di Beirut, Lebanon, telah mencapai puluhan orang dan 3.700 orang luka-luka. Penyebab ledakan berasal dari gudang penyimpanan.

PM Diab juga meminta bantuan dari dunia internasional untuk bersama-sama membantu Lebanon di situasi sulit ini.

"Saya sekarang mengirimkan panggilan urgent bagi semua negara-negara bersahabat dan bersaudara yang mencintai Lebanon untuk berdiri bersama Lebanon dan menolong kami mengobati luka-luka mendalam ini," ucapnya.

Sejauh ini, Arab Saudi telah menyampaikan rasa duka citanya. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo juga berkata siap membantu.

PM Hassan Diab berjanji fakta-fakta terkait gudang itu akan segera diumumkan. Namun, ia menyebut negaranya akan fokus untuk menolong korban ledakan Beirut, Lebanon.

"Pada saat ini, kita fokus untuk menangani bencana," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya